Minggu, 28 September 2025

Guru Supriyani Dipidanakan

Sidang Kasus Guru Supriyani, Dokter Forensik Ungkap Penyebab Luka Anak Aipda WH: Bukan Luka Memar

Melihat foto-foto hasil visum yang ditunjukkan kuasa hukum guru Supriyani, dr Raja Al Fath mengatakan bila luka anak Aipda WH bukan luka memar.

Editor: Adi Suhendi
TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari
Kuasa hukum Supriyani, Andri Darmawan menunjukkan bukti luka di kaki anak Aipda WH terkait kasus dugaan penganiayaan di Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra). 

"Siapa yang bisa menjamin kalau surat visum itu hasil kompromi orang tua korban dengan dokter. Makanya kami meminta dihadirkan dokter yang buat surat visum, tapi nyatanya tidak dihadirkan di persidangan kemarin," katanya.

Andri turut meragukan kompetensi dokter yang membuat surat visum korban.

"Kami juga menilai dokter ini tidak kompeten menilai luka karena dokter umum bukan dokter forensik."

"Karena untuk menyimpulkan luka ini ditimbulkan karena apa harusnya dokter forensik," ujarnya.

Karena itu, kuasa hukum Supriyani menghadirkan dokter forensik yang akan menyimpulkan luka korban.

"Karena kami menduga luka ini disebabkan penyebab lain," katanya.

Penjelasan Kubu Aipda WH

Dalam wawancara khusus dengan TribunnewsSultra.com, kuasa hukum keluarga Aipda WH, La Ode Muhram Naadu mengatakan bila foto luka korban yang tersebar diambil dua hari setelah peristiwa terjadi.

"Jadi pada hari Rabu (24 April 2024) itu masih merah kehitam-hitaman, karena memang lokasi lukanya ini adalah lokasi duduk, dan ketika memakai celana panjang akan lembab dan digaruk," kata La Ode Muhram, Sabtu (2/11/2024).

Sedangkan luka tersebut baru divisum pada Jumat (26/4/2024), sehingga lukanya sudah berubah.

Kemudian itu dikuatkan hasil visum yang menyatakan luka tersebut disebabkan benda tumpul.

Lalu, ada juga hasil laporan dari pekerja sosial yang dari perspektif mereka ini memang terjadi penganiayaan.

"Artinya bukti-bukti ini saling mendukung, dan terakhir dari Unit PPA juga atau perspektif psikolog bahwa anak ini memang mengalami penganiayaan," katanya.

Jadi dampaknya ada penekanan secara psikologis akibat penganiayaan tersebut.

"Buktinya bukan hanya satu, tetapi lebih dari dua," ujar dia.

Sekadar informasi kasus guru Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara menjadi sorotan publik.

Ia dituding menganiaya murid kelas 1 SD anak polisi.

Akibat tudingan tersebut Supriyani pun sempat ditahan hingga akhirnya dibebaskan.

Namun, kini kasusnya masih bergulir di Pengadilan Negeri Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

(Tribunnewssultra.com/ Dewi Lestari/ Samsul/ Laode Ari)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan