Siswa SMK Ditembak Polisi
Keluarga Gamma Nilai RDP di DPR Berat Sebelah, Kecewa Pemaparan Kapolrestabes Semarang
Meski sudah minta maaf, keluarga Gamma korban penembakan polisi tetap kecewa dengan pemaparan Kapolrestabes Semarang saat RDP di DPR.
Editor:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Keluarga Gamma atau GRO (17) siswa SMK korban penembakan Aipda Robig di Semarang mengaku masih merasakan kekecewaan meski Polri sudah minta maaf.
Pihak keluarga rupanya masih merasa ada yang menganjal di kasus yang menewaskan Gamma, mereka juga merasa RDP di DPR berat sebelah, kenapa?
Juru bicara keluarga almarhum Gamma, Subambang angkat bicara soal mengapa mereka menganggap RDP yang dilakukan Komisi III dengan Kepolisian berat sebelah.
Di antaranya karena keluarga tak dilibatkan di RDP, link zoom yang diberikan tidak bisa diakses padahal keluarga sudah menyiapkan sejumlah bantahan.
"Kami akan berkirim surat lagi, mudah-mudahan dengan surat ini ada kesempatan berikutnya bagi kami untuk bisa RDP biar dengan DPR supaya informasinya seimbang jangan hanya dari polisi saja," katanya.
Keluarga Gamma Kecewa dengan Pemaparan Kapolresabes Semarang di RDP
Selain kecewa atas tidak dilibatkannya keluarga, Subambang menyayangkan pemaparan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar yang lebih menekankan kasus tawurannya daripada menindak anggotanya.
"Sebetulnya untuk tawuran itu kan masalah perkelahian kecil itu malah diblow-up besar. idealnya yang diangkat adalah peristiwa penembakan tetapi dibalik-balik," ungkapnya.
Dalam RDP, keluarga juga kecewa kepada polisi yang terlalu memojokkan korban.
Seolah-olah para pelaku tawuran yang mengajak adalah Gamma. Padahal bukti-bukti yang ditampilkan polisi bisa saja adalah bagian dari rekayasa polisi kepada para remaja tersebut.
"Jadi remaja itu kayak sudah disetel (diperintah) supaya ngomong Siapa yang ajak? Gamma, siapa yang beli senjata? Gamma. Ini yang perlu kami perjelas dengan harapan bisa meluruskan berita itu di RDP," ujarnya.
Baca juga: Kebohongan Aipda Robig Tembak 3 Siswa SMK Semarang Terbongkar saat RDP di DPR
Subambang mengatakan, dalam RDP seolah-olah ini dari pihak polisi sudah menghakimi, memvonis, bahwa korban meninggal adalah sebagai pelaku pengajak tawuran.
Selain itu, korban dianggap mengajak untuk membeli barang bukti senjata tajam dan minuman keras. Gamma sendiri dikenal tidak senakal itu, merokok pun tidak.
"Ini yang kami sangat sesalkan, polisi sama sekali tak menjunjung asas praduga tak bersalah," paparnya.
Sebagai kakek korban, kata Subambang, korban adalah anak yang pendiam.
Dia juga menilai, cucunya sebetulnya adalah anak penakut.
Tak pernah pulang lebih dari jam 12 malam. Dan lebih suka berorganisasi di Paskibra.
"Kami tidak percaya (Gamma gangster) karena kami tahu keseharian gamma itu anak baik, tidak neko-neko," tuturnya.

Paman korban Agung (49) menerangkan, kejadian penembakan yang terekam di CCTV jekas tidak ada adegan kejar-kejaran. Namun, keterangan kepolisian, kelompok Gamma kejar lawannya.
Sesudah itu, Gamma disebut menyerang polisi tetapi di video sama sekali Gamma tidak melakukan penyerangan.
Sebaliknya, polisi tersebut tampak menghadang di tengah jalan lalu menembaki korban.
"Tidak ada penyerangan, yang kami lihat mereka kencang itu karena ketakutan. Mereka takut dibegal karena itu malam hari," jelasnya.
Keluarga juga mempertanyakan tudingan Gamma membawa senjata. Bahkan, Gamma dituding membeli senjata tersebut dari online shop.
"Melihat adanya sajam di video itu, Kami tidak percaya yang bersangkutan tawuran," paparnya. (Iwn)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Penjelasan Kapolrestabes Semarang yang Membuat Keluarga Gamma Kecewa: Kaya Sudah Disetel, https://jateng.tribunnews.com/2024/12/04/penjelasan-kapolrestabes-semarang-yang-membuat-keluarga-gamma-kecewa-kaya-sudah-disetel?page=all
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.