Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin
Uang Palsu UIN Makassar Sempat Disebut Canggih, BI: Tidak Bisa Masuk ATM
Deputi BI Sulsel, Edy mengatakan, uang palsu yang dicetak di UIN Makassar meski canggih tapi tak bisa masuk ke ATM setor tunai
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Uang palsu yang dicetak di Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan sebelumnya disebut canggih oleh Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak.
Ia menuturkan bahwa mesin cetak yang disita juga canggih.
Reonald menuturkan, uang palsu yang dicetak dalam pecahan seratus ribu rupiah ini sulit terdeteksi alat X-Ray.
"Pengembangan ini kami harus melibatkan beberapa bank karena uang palsu yang dicetak terbilang canggih,"
"Kami juga harus bekerja sama dengan salah satu kampus negeri di Kabupaten Gowa, sebab uang palsu ini diproduksi di dalam kampus," jelas Reonald Simanjuntak, dikutip dari Kompas.com.
Meski begitu, Deputi Direktur Bank Indonesia (BI) Sulsel, Edy Kristianto menjelaskan bahwa uang palsu tersebut tak bisa masuk ke mesin ATM.
Mengutip Tribun-Timur.com, dalam mesin ATM terdapat sensor khusus yang akan otomatis menolak uang palsu.
"Untuk ATM setor tunai paling susah dimasukkin (uang palsu) karena selain kontrol manusia juga ada kontrol sensor jadi ketolak," jelasnya.
Ia menegaskan, pihak BI akan bekerja maksimal untuk ikut membantu menangani kasus peredaran uang palsu ini.
Diketahui, pihak kepolisian telah menangkap 17 tersangka kasus peredaran uang palsu ini.
Baca juga: Profil dan Harta Prof Hamdan, Sosok Penting di Balik Terbongkarnya Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin
17 tersangka ini diringkus di lokasi berbeda, di antaranya Gowa, Makassar, Wajo, Mamuju Sulawesi Barat.
Selain itu, masih ada tiga orang lagi yang kini buron.
Tiga orang tersebut pun masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena diduga kuat ikut terlibat dalam kasus ini.
Barang Bukti Triliunan Rupiah Disita
Dalam kasus ini, pihak kepolisian telah mengamankan 17 orang, termasuk dua pegawai bank plat merah.
Selain meringkus tersangka, pihak kepolisian juga menyita sejumlah barang bukti.
Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono menuturkan, sindikat ini tak hanya mencetak uang rupiah.
Mereka juga mencetak mata uang Korea Selatan, Won.
Saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Yudhiawan menyebut bahwa barang bukti yang disita polisi mencapai triliunan.
"Cukup menarik barang buktinya nilainya ini triliunan," ujar dia, dikutip dari Tribun-Timur.com.
Selain produksi uang, Andi Ibrahim eks Kepala Perpustakaan yang juga bos pabrik uang palsu ini juga memproduksi Surat Berharga Negara (SBN).
Bahkan, satu lembar SBN yang disita bernilai Rp700 triliun.
"Ada mata uang rupiah, Ada 556 lembar mata uang rupiah belum dipotong, ada juga mata uang Korea."
"Ada juga 1 lembar sertifikat deposito nilainya Rp45 triliun, 1 lembar surat berharga SBN senilai 700 triliun," ujarnya. Kamis (19/12/2024).
Yudhiawan juga menuturkan bahwa pihak kepolisian ikut menyita mesin cetak seharga Rp600 juta yang dibeli di Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: Menteri Agama Respons Kasus Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar: Tidak Ada Kaitannya dengan Rektor
"Mesinnya beli di Surabaya, dan berasal dari China," katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Benarkah Uang Palsu UIN Alauddin Bisa Masuk di ATM? Penjelasan Lengkap Bank Indonesia
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Timur.com, Sayyid Zulfadli Saleh Wahab/Muh. Abdiwan/Sayyid Zulfadli)(Kompas.com, Abdul Haq)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.