Kecelakaan Maut di Tol Pandaan Malang
Kesedihan Keluarga Kernet Bus yang Tewas Kecelakaan di Tol Pandaan, Berencana Nikah Januari 2025
Kisah pilu kernet bus yang tewas akibat kecelakaan di tol Pandaan, Malang. Korban berencana menikah pada Januari 2025, namun gagal karena meninggal.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Sopir truk bermuatan pakan ternak bernama Sigit Winarno (65) ditetapkan sebagai tersangka kasus kecelakaan maut di Tol Pandaan, Malang, Jawa Timur.
Kecerobohan Sigit Winarno mengakibatkan truk berjalan mundur tak terkendali dan bertabrakan dengan bus rombongan SMP IT Darul Quran Mulia Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Keempat korban yang tewas berada di dalam bus, terdiri dari sopir, kernet, guru pendamping hingga guru dari Kampung Inggris, Kediri.
Kisah pilu dialami kernet bus bernama Ahmad Bahrur Rozi yang berencana menikah pada 8 Januari 2025.
Rencana tersebut batal lantaran Rozi tewas kecelakaan akibat kelalian sopir truk.
Rozi merupakan warga Jombang, Jawa Timur yang sudah bertahun-tahun bekerja sebagai kernet.
Setelah menyelesaikan tugas mengantarkan rombongan SMP IT Darul Quran, Rozi berencana mengambil cuti untuk persiapan nikah.
Kakak Rozi, Ananda, menyatakan adiknya merupakan pribadi yang baik dan pekerja keras.
"Husnul khotimah adikku,kamu orang baik, Dek, sangat baik hingga banyak orang yang posting kamu bahkan banyak juga yang mendoakanmu, Dek," tulis Ananda di akun TikToknya.
Ananda mengaku sering dihubungi Rozi yang menanyakan tentang pernikahan.
"Masih gak nyangka, Dek, padahal lamaran kamu selalu minta solusi ke aku, bahkan tak antar buat belanja segalanya, Dek," imbuhnya.
Baca juga: Nasib Sigit Winarno, Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Bus di Tol Pandaan, Terancam 6 Tahun Penjara
Kesedihan dialami keluarga besar Rozi termasuk anak Ananda yang masih balita.
"Ponakanmu masih kecil, Dek, sebegitunya dia ngerti kalau Pakpuhnya (paman) pulang ditutupin kain karna banyak darah di tubuhmu, Dek," jelasnya.
Sopir Truk Jadi Tersangka
Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana, menyatakan penyidik telah memeriksa sejumlah saksi dan ahli sebelum penetapan tersangka.
"Kita menemukan persesuaian antara alat bukti dalam peristiwa musibah kecelakaan ini terdapat unsur kelalaian atau kesalahan yang dilakukan oleh sopir truk, saudara Sigit Winarno ini kami tetapkan menjadi tersangka," bebernya, Rabu (25/12/2024), dikutip dari SuryaMalang.com.
Akibat perbuatannya, sopir truk dapat dijerat Pasal 310 ayat (1), (2), (3), dan (4) Undang-Undang Nomor 22 tahun 2019 tentang Lalu Lantas Angkutan Jalan dengan hukuman pidana penjara maksimal 6 tahun.
Meski berstatus tersangka, sopir truk belum ditahan karena masih menjalani perawatan di RS Prima Husada Singosari, Malang.
"Saudara Sigit Winarno saat ini dalam pengawasan penyidik dari Satlantas Polres Malang dan dalam pengawasan ketat bersama tim dokter," imbuhnya.
Sebelumnya, olah TKP menunjukkan bus yang membawa rombongan SMP IT Darul Quran Mulia Putri, Kabupaten Bogor melaju dengan kecepatan 80 km/jam.
Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komaruddin, menyatakan kecepatan tersebut masih di bawah batas maksimal yakni 100 km/jam.
Baca juga: Kesaksian Fathiyya Selamat dalam Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang, Lihat Korban Saling Bertumpuk
Bus tak dapat menghindari truk yang berjalan mundur di tanjakan.
"Truk turun tadinya dari bahu jalan karena menikung kemudian truk berasa di lajur kanan."
"Sementara dari arah belakang bus ada di lajur kanan sehingga menyebabkan kecelakaan," tuturnya.
Kondisi Korban Luka-luka
Keempat korban tewas yakni sopir, Untung Subagyo, kernet, Ahmad Bahrur Rozi, guru dari Kampung Inggris, Subangkit Muliana serta guru perempuan, Iyan Maryana.
Sementara, para korban luka-luka terdiri dari siswi dan guru SMP IT Darul Quran Mulia Putri, Bogor, Jawa Barat.
Sebanyak delapan korban luka-luka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Mereka mendapat perawatan intensif dan menunggu tindak lanjut operasi.
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA, dr. Syaifullah Asmiragani, Sp.OT(K), menyatakan ada tujuh dokter spesialis yang menangani delapan korban.
Dari delapan korban, lima di antaranya memerlukan tindakan pembedahan ortopedi karena patah tulang paha, patah tulang kaki, patah tulang tengkorak dan wajah.
"Jadi saat ini untuk hari ini masih belum ada acara operasi lanjutan, karena kami masih menunggu kedatangan dari pihak keluarga inti terutama, jadi kalau kayak gitu kan orangtua atau kakak adik begitu ya, yang sudah dewasa, untuk mendapatkan persetujuan, karena kondisinya stabil," paparnya, Selasa (24/12/2024).
Baca juga: Bus yang Angkut Pelajar SMP Kecelakaan di Tol Pandaan, Ini Kata Disdik Kabupaten Bogor
Terkait biaya perawatan, pihak rumah sakit meminta keluarga tak khawatir karena ditanggung Jasa Raharja.
Kini, empay korban dirawat di ruang ICU dan dua di antaranya dipasang ventilator karena trauma berat.
"Perlu diketahui, delapan pasien yang kami tangani ini semuanya merupakan kasus multitrauma. Jadi artinya tidak hanya satu bagian organ saja yang terkena, tapi ada beberapa."
"Jadi ini melibatkan banyak dokter, sebagian besar mereka menderita cedera kepala dan pendarahan di otak, patah tulang, trauma jantung," lanjutnya.
Salah satu pasien berinisial A yang berstatus guru SMP telah dilakukan tindakan pembedahan karena kritis.
"Kalau boleh saya langsung saja sedikit memberikan informasi data yang kami operasi kemarin itu adalah ustaz yang mendampingi, Ustaz A itu memang cedera cukup berat dan istrinya meninggal pada saat kejadian jadi kondisinya sampai saat ini masih dalam kondisi kritis," tukasnya.
Sebagian artikel telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Bikin Pilu Calon Pengantin, Kecerobohan Sopir Truk Sebelum Tabrak Bus Rombongan SMP Bogor Terkuak
(Tribunnews.com/Mohay) (SuryaMalang.com/Frida Anjani/Luluul Isniah) (TribunnewsBogor.com/Fauzy)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.