Rabu, 20 Agustus 2025

Mayat dalam Koper di Ngawi

4 Fakta Baru Rochmat Bunuh dan Mutilasi Uswatun Khasanah: Motif Sakit Hati hingga Sudah Direncana

Berikut empat fakta baru yang diungkap oleh polisi terkait kasus pembunuhan disertai mutilasi dengan korban Uswatun Khasanah.

Kolase Tribunjatim.com/ Tribunmataraman.com
Berikut empat fakta baru yang diungkap oleh polisi terkait kasus pembunuhan disertai mutilasi dengan korban Uswatun Khasanah. 

TRIBUNNEWS.COM - Polda Jatim membeberkan fakta baru dalam kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap Uswatun Khasanah (29) yang dilakukan Rochmat Tri Hartanto (RTH) alias A (33).

Kasus ini berawal dari adanya temuan koper berwarna merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Kamis (23/1/2025) lalu yang berisi jasad Uswatun Khasanah dalam kondisi telah dimutilasi.

Setelah penyelidikan dan penyidikan, polisi pun berhasil meringkus Rochmat di jalan di Kota Madiun, Jawa Timur pada Minggu (26/1/2025) dini hari sekitar pukul 00.00 WIB.

Selain itu, potongan tubuh Uswatun Khasanah atau Ana berhasil ditemukan di dua lokasi berbeda yaitu di Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Trenggalek.

Adapun di Kabupaten Ponorogo, polisi berhasil menemukan potongan kaki Ana. Sementara di Kabupaten Trenggalek, ditemukan kepala korban.

Lalu, fakta baru apa yang dibeberkan oleh Polda Jatim terkait kasus ini? Berikut penjelasannya.

Uswatun Dicekik Baru Dimutilasi di Hotel Kediri, Sempat Cekcok

Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman menuturkan Rochmat terlebih dahulu mencekik Ana sebelum memutilasinya di salah satu hotel di Kabupaten kediri, Jawa Timur.

Di sisi lain, Rochmat memang sudah berencana untuk membunuh Ana jauh hari.

"Perlu kami sampaikan kejadian sebenarnya sudah direncanakan pelaku jauh hari. Itu mengapa pelaku mengajak bertemu korban di hotel di wilayah Kediri," kata Farman dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, dikutip dari Instagram @humaspoldajatim, Senin (27/1/2025).

Baca juga: Tiga Bagian Tubuh Uswatun Khasanah Korban Mutilasi di Ngawi Ditemukan dalam Kondisi Rusak

Farman menjelaskan rangkaian peristiwa pembunuhan dan mutilasi terhadap Ana oleh Rochmat berawal pada Minggu (19/1/2025) di salah satu hotel di Kediri.

Pada momen tersebut, kata Farman, Rochmat dan Ana sempat terlibat cekcok.

Saat cekcok tersebut, ternyata pelaku sempat mencekik korban sampai tewas.

"Tanggal 19 mulai check-in malam, lalu berdasarkan pengakuan (pelaku) ada percekcokan dan tejradi korban dicekik oleh yang bersangkutan (pelaku) sehingga meninggal dunia," kata Farman.

Pelaku Panik, Korban Dimutilasi Keesokan Harinya

Akibat panik korban tewas, Rochmat memutuskan untuk memutilasi Ana pada Senin (20/1/2025) dini hari.

Farman mengatakan Rochmat lantas menyiapkan beberapa barang seperti koper merah hingga pisau untuk memutilasi Ana.

Adapun koper merah tersebut diambil dari rumah pelaku, sedangkan pisau dibeli di salah satu tempat.

"Caranya pertama menyiapkan koper, diambil di rumah, kemudian menyiapkan beberapa barang yang dibutuhkan. Plastik, lakban, pisau. Pisau beli di salah satu tempat," kata Farman.

Motif Sakit Hati: Cemburu hingga Tak Terima dengan Ucapan Korban

Farman juga mengungkap motif dari Rochmat sampai tega dan nekat membunuh serta memutilasi Ana.

Pelaku cemburu dan menuduh korban memasukkan laki-laki lain di kosnya.

"Motifnya sakit hati dan cemburu karena korban ini pernah memasukkan laki-laki lain di kos korban," kata Farman.

Selain itu, Farman juga menyebut pelaku kesal karena korban kerap meminta uang kepadanya.

"Sehingga saat pertemuan di hotel di Kediri, memang pelaku sempat menyiapkan uang Rp1 juta untuk korban," katanya.

Selain itu, Farman juga menyebut Rochmat sakit hati karena Ana sempat mendoakan anaknya untuk menjadi pekerja seks komersial (PSK).

"Bahwa korban pernah berucap kepada tersangka bahwa korban mendoakan kalau nanti sudah besar, anaknya ini akan menjadi PSK. Itu juga membuat pelaku sakit hati," jelasnya.

Ucapan lainnya yang membuat sakit hati adalah karena Ana sempat mengatakan agar Rochmat menghilangkan nyawa anak keduanya.

"Korban ini tidak terima karena pelaku punya anak yang kedua. Sehingga korban sempat melontarkan agar menghilangkan anak keduanya (pelaku).

Pelaku Bukan Suami Siri Korban

Di sisi lain, Farman juga menyebut bahwa Rochmat bukanlah suami siri korban meski memang ada hubungan antara mereka.

Dia mengatakan pengakuan tersebut dilakukan Rochmat demi mengelabui orang di sekitarnya.

"Faktanya (Rochmat) tidak (suami siri Ana). Berhubungan sudah tiga tahun," kata Farman.

"Kita temukan yang bersangkutan sering berhubungan dengan korban. Untuk mengelabui yang bersangkutan tidak dicurigai, mengaku sebagai suami siri," sambungnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Mayat dalam Koper di Ngawi

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan