Selasa, 7 Oktober 2025

Gaji Tak Jelas, Banyak Petugas Dapur MBG Mundur di Sumenep, Kepala SPPG Sebut Bersifat Relawan

Banyak petugas dapur MBG di Sumenep mundur karena gaji tak jelas dan jam kerja berat pada Senin (13/1/2025).

Penulis: Isti Prasetya
Editor: timtribunsolo
KOMPAS.COM/NUR KHALIS
PETUGAS MBG MUNDUR - Asia Wulandari saat berada di warung nasi miliknya, Kamis (30/1/2025). Wulan termasuk relawan yang mengundurkan diri dari dapur makan bergizi gratis di Sumenep karena tak ada kejelasan soal gaji. (KOMPAS.com/Nur Khalis) 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah petugas dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sumenep, Madura, mengundurkan diri setelah program dimulai pada 13 Januari 2025.

Alasan utama pengunduran diri ini adalah beban kerja yang dianggap terlalu berat dan ketidakpastian mengenai upah yang akan diterima.

Para petugas dapur MBG mengaku tidak pernah diberi tahu mengenai besaran upah yang akan diterima.

"Tidak ada dokumen kontrak gaji, apakah harian atau bulanan," ungkap narasumber tersebut.

Ia menambahkan bahwa para pekerja ini dianggap sebagai relawan.

Moh Farid (56) dan Asia Wulandari (48) sepasang suami istri yang juga terlibat dalam program ini, mengungkapkan alasan serupa.

Farid yang bertugas di bagian pemorsian dan Wulan yang mengolah sayur, memutuskan mundur karena jam kerja yang bertabrakan dengan jadwal warung nasi mereka.

"Sejak mengikuti pelatihan di Kodim 0827 Sumenep pada September 2024, tidak ada dokumen yang ditandatangani terkait besaran gaji," kata Farid.

Ia juga sempat menanyakan kepastian gaji kepada Kepala Satuan Pemenuhan Gizi Gratis (SPPG), Mohammad Kholilurrahman, namun tidak mendapatkan jawaban memuaskan.

Kepala SPPG Sumenep, Mohammad Kholilurrahman, mengonfirmasi adanya pengunduran diri petugas dapur.

"Data terakhir menunjukkan bahwa ada beberapa relawan yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan, termasuk jam kerja yang dinilai terlalu lama," ujarnya.

Baca juga: Gaji Tak Jelas, Banyak Petugas Dapur MBG Mundur, Kepala SPPG Sumenep: Itu Relawan, Berhenti Silakan

Kholilurrahman juga menegaskan bahwa semua yang bertugas dalam program ini adalah relawan dan tidak ada kontrak yang mengikat.

"Mau berhenti silakan, tidak mau berhenti silakan," katanya.

Ia menyebutkan bahwa kewenangan terkait upah relawan ada di tangan Kodim 0827 Sumenep.

Dengan pengunduran diri ini, program MBG diharapkan dapat mencari solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petugas dan memastikan kejelasan mengenai upah yang akan diterima.

(Tribunnews.com/Isti Prasetya)

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved