Kamis, 14 Agustus 2025

Distribusi Elpiji 3 Kg

Kisah Pilu Warga Tangsel yang Meninggal seusai Antre Gas Elpiji 3 Kg, Kerja Keras untuk Biaya Umroh

Antrean panjang gas elpiji memakan korban jiwa. Warga Tangerang Selatan bernama Yonih pingsan setelah dapatkan gas dan meninggal di rumah sakit.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Bobby Wiratama
Tribuntangerang.com/ Nurmahadi
GAS MELON LANGKA- Warga Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang rela mengantre panjang demi mendapatkan tabung gas elpiji 3 kilogram di depan pagkalan gas, Senin (3/2/2025). Seorang warga Tangerang Selatan bernama Yonih meninggal setelah antre berjam-jam untuk dapatkan gas. (Tribuntangerang.com/ Nurmahadi) 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang warga Pamulang, Tangerang Selatan, Banten bernama Yonih (62) meninggal setelah antre membeli gas elpiji 3 kilogram, Senin (3/2/2025).

Lokasi pangkalan gas dengan rumah Yonih berjarak 500 meter.

Kerabat korban, Rohaya, mengaku melihat Yonih membawa dua tabung gas kosong sekitar pukul 11.00 WIB. 

Saat itu, Yonih diminta mengambil KTP sebagai syarat pembelian gas elpiji 3 kilogram.

"Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau ngantri gas bawa tabung gas dua masih kosong tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP," bebernya, Senin (3/2/2025), dikutip dari TribunTangerang.com.

Setelah mengambil KTP, Yonih berangkat kembali ke pangkalan gas dan sempat beristirahat di kios laundry.

"Dijemput lah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan dia sudah bawa tabung gas dapet," tuturnya.

Para warga mengevakuasi Yonih ke Rumah Sakit Permata, namun nyawanya tak tertolong.

"Dia ngomong Allahuakbar, Allahuakbar, terus saya ajak ngomong udah enggak nyaut (menjawab)."

"Saya minumin aja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai disana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia," lanjutnya.

Sebelum meninggal, Yonih memiliki keinginan untuk berangkat umroh.

Baca juga: 370.000 Pengecer Gas Elpiji 3 Kg Dijadikan Sub Pangkalan Gratis, Pembeli Tetap Harus Pakai KTP

"Orangnya rajin banget terus dia kan bilang ingin pergi umroh dan lagi ngumpulin uang untuk berangkat umroh," tukasnya.

Yonih dikenal sebagai pekerja keras dan rajin dalam melakukan banyak hal.

"Mungkin kerena kecapean (meninggal), memang orangnya rajin, gesit gitu," sambungnya.

Jenazah Yonih dimakamkan di dekat rumahnya sekitar pukul 15.30 WIB.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan