Keracunan Massal di Sleman
Diperiksa Polisi Imbas Keracunan Massal 2 Desa di Sleman, Pembuat Siomay Minta Maaf
Pembuat siomay, makanan yang disajikan dalam 2 acara yang berujung keracunan massal di Sleman, D.I. Yogyakarta diperiksa polisi, kini minta maaf.
Penulis:
Nina Yuniar
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Polisi mulai menyelidiki kasus keracunan massal yang terjadi di dua wilayah di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kasus pertama ditemukan di Dusun Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, yang mana ratusan warga mengalami gejala keracunan setelah menyantap hidangan di sebuah pesta pernikahan pada Sabtu (8/2/2025).
Kemudian dilaporkan, puluhan warga Dusun Sanggrahan, Tlogoadi, Mlati, juga mengalami gejala keracunan setelah menyantap hidangan di sebuah acara arisan pada hari yang sama.
Menangani kasus keracunan massal tersebut, Polresta Sleman sejauh ini telah memeriksa delapan orang saksi yang meliputi penyelenggara hajatan, korban yang sudah sehat maupun penyedia makanan, termasuk penyaji siomay.
"Sudah, sudah kami periksa (pembuat siomay). Semua penyelenggara, penyedia makanan juga kami periksa semua, termasuk ada beberapa korban yang sudah sehat kami periksa."
"Kurang lebih ada delapan orang yang diperiksa," kata Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo, Selasa (11/2/2025), dilansir TribunJogja.com.
Pembuat Siomay Minta Maaf
Meski belum dipastikan penyebab keracunan massal di Sleman ini, penyaji siomay, Pipit Rahayu, warga Ngentak, Pondokrejo, Tempel, memohon maaf kepada para korban.
Diketahui, dalam dua acara yang berujung keracunan massal tersebut, ternyata sama-sama menghidangkan siomay yang diproduksi Pipit.
Pipit yang sudah menggeluti usaha siomay sejak 2015 itu, mengaku tidak mengetahui mengapa banyak orang keracunan.
"Saya benar-benar tidak tahu. Ini usaha saya, tidak mungkin saya mau mencelakai orang lain."
"Saya mohon maaf kepada semua yang terdampak, saya mohon maaf, tidak sengaja sama sekali. Saya mohon maaf sebesar besarnya," ujar Pipit.
Baca juga: Jumlah Korban Keracunan Massal di Sleman Capai 160 Orang, Pemkab Tetapkan Status KLB
Diceritakan Pipit, pada Sabtu itu, dirinya menyiapkan siomay untuk tiga acara.
Ia menyiapkan pesanan 550 porsi untuk acara hajatan di Dusun Krasakan, 30 porsi komplit untuk hidangan acara arisan di Dusun Sanggrahan, dan acara bazar di wilayah Sumberejo.
Untuk memenuhi pesanan siomay di acara hajatan dan arisan, Pipit membuat 20 kilogram adonan sekaligus pada Kamis (6/2/2025).
"Adonan itu saya buat hari Kamis. Tapi saya sudah terbiasa seperti itu. Kadang-kadang pesanan hari Kamis saya bikin (adonan) hari Senin, Alhamdulillah baik-baik saja."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.