Selasa, 19 Agustus 2025

Forum Pakar Nahdlatul Ulama Jateng Digelar, PWNU Jateng Tegaskan Peran NU dalam Perubahan Sosial

PWNU Jateng, Lakpesdam PWNU Jateng, dan FISIP UNDIP menggelar Forum Pakar Nahdlatul Ulama Jawa Tengah pada Kamis (13/2/2025) kemarin.

ISTIMEWA
PERAN NU - PWNU Jawa Tengah bekerjasama dengan Lakpesdam PWNU Jawa Tengah dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, menggelar Forum Pakar Nahdlatul Ulama Jawa Tengah pada Kamis (13/2/2025) kemarin. Forum yang pertama kali digelar ini bertajuk Inisiasi Peta Jalan Kelembagaan NU Jawa Tengah untuk Kemaslahatan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah bekerja sama dengan Lakpesdam PWNU Jateng dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, menggelar Forum Pakar Nahdlatul Ulama Jawa Tengah pada Kamis (13/2/2025) kemarin.

Forum yang pertama kali digelar ini bertajuk Inisiasi Peta Jalan Kelembagaan NU Jawa Tengah untuk Kemaslahatan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai akademisi dan tokoh NU Jawa Tengah. 

Di antaranya Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH. Ubaidullah Shodaqoh; Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH. Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin); Dekan FISIP UNDIP, Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin; dan Ketua Lakpesdam PWNU Jawa Tengah, M. Zainal Anwar, M.S.I. 

Dalam sambutannya, KH. Ubaidullah Shodaqoh mengatakan para ulama atau cendekia yang memiliki pengalaman dan penguasaan keilmuan yang memadai tidak boleh hanya berdiam diri saja di belakang meja. 

Sebab, menurutnya, ada banyak masalah yang ada di lingkup Jawa Tengah ini yang menunggu kontribusi nyata dari para ulama dan cendekia.

Tak hanya itu KH. Ubaidullah Shodaqah juga menilai ada banyak persoalan dan tantangan di masyarakat Jawa Tengah yang hingga saat ini masih belum terpecahkan, misalnya soal pengangguran, penghasilan rendah bagi kelas bawah dan sebagainya.

"Dengan kondisi tersebut, NU tidak boleh acuh dan harus mengambil peran. Para akademisi harus ikut terlibat dan mau mengurusi urusan umat. Terutama bagi para profesor yang harus mau ikut terlibat permasalahan masyarakat," kata KH. Ubaidullah Shodaqah dalam keterangannya kepada Tribunnews.

Baca juga: Menkop Ajak Muslimat NU Ciptakan Pemerataan Ekonomi Melalui Koperasi

Peran Nahdlatul Ulama dalam Perubahan Sosial 

Sementara itu, KH. Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin) menekankan, pertemuan forum pakar ini merupakan lanjutan dari kegiatan Muktamar Ilmu Pengetahuan PWNU Jawa Tengah di UNS Solo pada bulan Desember 2024 lalu. 

Gus Rozin menegaskan NU harus terus menghidupkan kembali gerakan masyarakat sipil dengan pendekatan yang relevan terutama pasca-Reformasi 1998. 

"Pada Pasca-Reformasi gerakan (seperti NU) ini sudah berbeda. Harus dipahami masyarakat sipil sekarang ini tidak harus vis a vis dengan negara seperti zaman akhir pemerintahan Orde Baru," jelas Gus Rozin.

Gus Rozin mengatakan NU perlu mencari relevansi sebagai civil society pada era kekinian di hadapan Pemerintah. 

Itulah kenapa tema "memperdalam peta jalan" NU menjadi bagian dari agenda "Forum Pakar NU Jawa Tengah" kali ini. 

Gus Rozin juga menyoroti jurang ekonomi masyarakat di Indonesia.

Baca juga: Hizbiyah Rochim Tekankan Soal Regenerasi Kepemimpinan untuk Membesarkan Muslimat NU

"Kelompok 50 persen terbawah di Indonesia hanya memiliki 4,5 persen dari total kekayaan rumah tangga nasional. Pertanyaannya kemudian, ada di mana posisi NU? Tentu saja ada di kelompok 50 persen yang ada di bawah itu." 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan