Profil AKBP Sulastri, Didesak Dicopot Buntut Tewasnya 7 Penambang Gunung Botak, Hartanya Rp 1,1 M
AKBP Sulastri Sukidjang baru setahun menjabat sebagai Kapolres Buru. Hartanya kini mencapai lebih dari satu miliar rupiah.
Penulis:
Dewi Agustina
AKBP Sulastri adalah lulusan Sespimmen Polri angkatan Dikreg 62 Tahun 2022.
Dia adalah Polwan jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2005.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diumumkan di situs elhkpn.kpk.go.id tertanggal 9 Januari 2025, total harta kekayaan Sulastri Sukidjang tercatat sebesar Rp 1.197.528.069.
Baca juga: Longsor di Tambang Emas Ilegal Gunung Botak Pulau Buru Maluku Menewaskan Seorang Penambang
Mengutip TribunAmbon.com, harta kekayaan AKBP Sulastri bersumber dari lima bidang tanah dan bangunan senilai Rp 746 juta.
Ini tersebar di Ambon, Seram Bagian Timur, Buru, dan Maluku Tengah.
Selain itu, Sulastri juga memiliki kendaraan roda empat jenis Toyota Avanza dan kendaraan roda dua Yamaha dengan total nilai Rp 60 juta.
Sulastri memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp 15,5 juta, serta kas dan setara kas sebesar Rp 376.028.069.
Dalam laporan tersebut, ia tercatat tidak memiliki utang.

Berikut rincian harta kekayaan AKBP Sulastri Sukidjang:
Tanah dan Bangunan:
- Tanah dan Bangunan Seluas 190 m2/190 m2 di Kota Ambon: Rp 175.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 189 m2/12 m2 di Seram Bagian Timur: Rp 23.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 21 m2/25 m2 di Buru: Rp 470.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 25 m2/60 m2 di Maluku Tengah: Rp 28.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 30 m2/60 m2 di Buru: Rp 50.000.000
Kendaraan: Rp 60.000.000
- Mobil Toyota Avanza: Rp 55.000.000
- Kendaraan Roda dua Yamaha: Rp 5.000.000
Harta Bergerak Lainnya: Rp 15.500.000
Kas dan Setara Kas: Rp 376.028.069
Utang: Nihil
Mengenal Gunung Botak
Gunung Botak adalah kawasan gunung emas yang dijadikan sebagai tempat penambangan liar di Pulau Buru, Maluku.
Rizky, salah satu penambang di Gunung Botak mengungkapkan hampir setiap bulan ada saja kasus kematian di sana.
"Setiap bulan ada saja kasus kematian di sini," kata Rizky mengutip TribunAmbon, Kamis (6/2/2025) lalu.
Aktivitas tambang di sini telah dimulai sejak Oktober 2011.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.