Selasa, 2 September 2025

Sosok Pandu Brata Siregar, Siswa SMA yang Tewas setelah Diduga Dianiaya Polisi, Ingin Jadi TNI

Inilah sosok Pandu Brata Siregar, siswa SMA di Asahan yang tewas diduga setelah ditendang polisi. Punya cita-cita mulia untuk jadi TNI

DOKUMENTASI
SISWA SMA DIANIAYA- PBS (18) siswa salah satu sekolah menengah atas (SMA) swasta dirawat di rumah sakit setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi pada Minggu (9/3/2025) malam. Korban meninggal dunia dan keluarga sedang melakukan prosesi pemakaman. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa SMA di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara bernama Pandu Brata Siregar (18) alias PBS meninggal dunia karena diduga dianiaya oleh anggota polisi, Minggu (9/3/2025).

Sebelum meninggal dunia, Pandu diamankan setelah menonton balap lari di Desa Sei Lama, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan.

Dari keterangan keluarga, korban sempat mengaku ditendang oleh anggota polisi yang mengamankannya.

Pandu ditendang sesaat setelah lompat dari sepeda motor temannya untuk melarikan diri.

"Berdasarkan pengakuannya, dia sempat ditendang dua kali,"

"Sehingga, saat kami bawa pulang, dia mengeluh bagian perutnya sakit,"

"Di sana kami bawa ke rumah sakit untuk berobat," kata kerabat korban yang tak ingin disebutkan namanya.

Pandu yang merupakan seorang anak yatim piatu ini pun sempat jalani tes narkoba di kantor polisi.

Pihak kepolisian pun mengungkapkan bahwa korban positif narkoba.

"Saat diamankan, Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat curiga gerak-gerik yang bersangkutan, dan melakukan tes urine, dan ternyata positif," ungkap Kasi Humas Polres Asahan, Iptu Anwar Sanusi.

Keluarga korban yang mendengar hal tersebut pun menganggapnya sebagai fitnah kejam.

Baca juga: Siswa SMA di Sumut Tewas Diduga Ditendang Polisi di Perut, Polres Asahan Buka Suara

Sebab, Pandu merupakan anak yang memiliki pola hidup sehat.

"Fitnah, itu tidak benar. Karena saya setiap hari dengan korban. Saya tau persis kehidupan dia (korban). Jangankan sabu, Rokok pun tidak," ungkap kerabat korban yang ingin identitasnya di rahasiakan.

Mengutip Tribun-Medan.com, kerabat korban juga menyebut bahwa Pandu memiliki cita-cita mulia, yakni ingin menjadi anggota TNI.

"Dia ini mau masuk TNI. Dia juga bukan anak yang nakal, saya tau dia juga pelari, dia berprestasi,"

"Terbukti, setiap dia ikuti lomba, dia selalu juara. Dimana dia narkobanya," ungkapnya.

Sementara itu, rekan korban yang juga saksi mata dan sempat menemani korban mengatakan, Pandu menjalani lebih dari satu kali tes narkoba di Unit Reskrim Polsek Simpang Empat.

Tes pertama keluar hasil negatif dan diulang sebanyak dua kali.

"Saya tau, dua kali dia ini di tes. Pertama negatif, kemudian yang kedua samar-samar,"

"Kami keluar duduk di depan ruangan Kanit Intel, kemudian dia dipanggil masuk dan dinyatakan positif narkoba," ungkap siswa kelas 12 SMA tersebut.

Teman korban tersebut juga menyebut bahwa Pandu sudah mempersiapkan diri untuk tes masuk TNI.

Dikejar Polisi Bermotor

Keluarga korban, menceritakan, Pandu dan teman-temannya awalnya nonton balap lari.

Kemudian, ada dua polisi mengejar sambil mengendarai motor.

"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong,"

"Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima," ungkap keluarga korban, Selasa (11/3/2025).

Baca juga: Tabiat Brigadir AK, Polisi di Semarang yang Diduga Bunuh Bayinya, Sering Aniaya Korban

Kepada Tribun-Medan.com, korban pun dikejar oleh polisi, lalu Pandu melompat dari motor.

Saat lompat tersebut, Pandu terjatuh dan langsung ditendang sebanyak dua kali.

"Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi,"

"Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali," ungkapnya.

Setelah diamankan, korban sempat dibawa ke Polsek Simpang Empat dan dijemput untuk dibawa berobat.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah sakit, diagnosa dari dokter itu ada yang bocor bagian dalamnya. Kalau tidak salah lambungnya," ungkapnya.

Dari keterangan dokter, ada luka lain di bagian kepala dan wajah korban.

"Korban ini anak yatim piatu,"

"Saat ini sudah dalam proses pemakaman, laporan ini kami masih pertimbangkan apakah akan membuat laporan karena masalah biaya juga," katanya.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Asahan, Iptu Anwar Sanusi mengonfirmasi penangkapan terhadap korban yang dilakukan oleh Polsek Simpang Empat.

"Awalnya, hari Minggu, Polsek Simpang Empat mendapatkan informasi ada sekelompok pemuda diduga hendak melakukan balap liar dari masyarakat," ungkap Iptu Anwar Sanusi, Rabu (12/3/2025).

Mendapat laporan tersebut, personel dari Polsek Simpang empat pun datang ke lokasi.

"Setelah sampai di TKP, sebagian dari pemuda yang berkumpul membubarkan diri,"

"Sebagian lagi, sekitar 50 orang masih ada di lokasi. Sehingga, personel Polsek membubarkan kelompok tersebut," katanya.

Baca juga: 4 Jenderal Polisi Terpilih Isi Posisi di Kementerian dan Lembaga Usai Mutasi Besar Polri

Setelah dibubarkan, lanjut Anwar, anggota polisi melakukan penyisiran dan menemukan korban tengah bersama tiga temannya.

"Oleh personel Polsek hendak memberhentikan, namun tidak mau berhenti,"

"Selanjutnya, personel Polsek mengikuti dari belakang dan 50 meter setelahnya si anak ini lompat dan jatuh telungkup dia berdiri, mencoba melarikan diri,"

"Tapi terjatuh lagi telungkup," ungkapnya.

Setelah itu, personel langsung mendatangi dan melihat pelipis korban terluka dan langsung dibawa ke Puskesmas.

"Dilakukan pemeriksaan oleh puskesmas, kemudian dilakukan pemeriksaan di perut karena si anak mengaku ada sakit pada bagian perut,"

"Setelah dilakukan pemeriksaan tidak ada tanda-tanda kekerasan pihak puskesmas memberikan obat, dibawa kembali ke Polsek Simpang Empat," katanya.

Ia juga menyebut, setelah korban diamankan, keluarga korban datang untuk menjemput.

"Keluarga yang menjemput itu pak Maruli Manurung, disitu yang bersangkutan diinterogasi dan mengaku tidak ada dilakukan pemukulan di Polsek Simpang Empat, hanya jatuh, pelipis terluka," katanya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul BREAKINGNEWS : Pelajar di Asahan Meninggal Diduga Ditendang Polisi Saat Nonton Balap Lari

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Medan.com, Alif Al Qadri Harahap)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan