Kamis, 21 Agustus 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

TB Hasanuddin Desak Tindakan Tegas atas Serangan KKB di Papua yang Tewaskan Guru

TB Hasanuddin, mengutuk keras serangan brutal yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Glery Lazuardi
Dokumentasi Puspen TNI
EVAKUASI KORBAN OPM - TNI telah melakukan evakuasi terhadap tenaga pengajar dan tenaga kesehatan pasca serangan yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Serangan yang terjadi pada Jumat (21/3/2025). Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, mengutuk keras serangan brutal yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.  Dalam serangan tersebut, seorang guru yang sedang menjalankan tugasnya untuk mengabdi di daerah terpencil menjadi korban tewas. 

"Yang meninggal itu satu orang saja, atas nama Rosalia Rerek Sogen dari Larantuka (Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur)," kata N.

N merupakan guru asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengajar di Distrik Pasema, Yahukimo. Ia mengungkapkan hal tersebut saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon pada Minggu (23/3/2025) sore.

 Ia juga menjelaskan bahwa dari tujuh orang yang diserang, enam di antaranya berasal dari NTT dan satu orang dari Sorong, Papua Barat Daya.

Ia memerinci bahwa para korban terdiri dari enam guru dan satu tenaga kesehatan.

N, yang mengajar di distrik berbeda, menyatakan bahwa saat ini para korban yang mengalami luka telah dievakuasi dan dirawat di Rumah Sakit Yowari Sentani dan Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura.

Berikut adalah nama-nama para korban yang mengalami luka: Videlis Lena, Tari More, Paskalia Liman, Kosmas Paga, Irma Nenobahan, dan Vantiana Kambu.

Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengeklaim bertanggung jawab atas penyerangan tersebut.

Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sembom, menyatakan bahwa pihaknya bertanggung jawab atas tindakan tersebut.

"Kami bertanggung jawab atas penyerangan ini dan kami telah membunuh enam guru dan tenaga medis serta membakar rumah-rumah agen intelijen," katanya pada Sabtu (22/3/2025).

Serangan ini menambah daftar panjang kekerasan yang terjadi di wilayah Papua, yang sering kali melibatkan KKB dan aparat keamanan. Kejadian ini memicu keprihatinan mengenai keselamatan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di daerah tersebut.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan