Sabtu, 4 Oktober 2025

Nyamar Jadi Guru, Perampok Gasak Perhiasan Siswa SD di Pangandaran dengan Alasan Ada Razia Polisi

Perhiasan sejumlah siswa sekolah dasar (SD) di Pangandaran, Jawa Barat raib diambil perampok yang mengaku sebagai guru baru di sekolah.

Tribun Jabar/Gani
ILUSTRASI ANAK SD - Perhiasan sejumlah siswa sekolah dasar (SD) di Pangandaran, Jawa Barat raib diambil perampok yang mengaku sebagai guru baru di sekolah, Selasa (15/4/2025). Pria itu mengaku sebagai guru baru dan melakukan razia perhiasan di kelas. 

TRIBUNNEWS.COM - Perhiasan sejumlah siswa sekolah dasar (SD) di Pangandaran, Jawa Barat raib diambil perampok yang mengaku sebagai guru baru di sekolah.

Pria itu mengaku sebagai guru baru dan melakukan razia perhiasan di kelas.

Peristiwa itu terjadi di kelas 1 SD Negeri 1 Banjarharja, Kalipucang, Pangandaraan pada Selasa (15/4/2025) pagi.

Orang tua siswa kelas 1, Rena (43) mengatakan, anaknya bercerita ada orang yang mengaku sebagai guru masuk ke ruang kelas siswa saat jam istirahat.

Orang itu meminta anak-anak yang mempunyai perhiasan untuk segera dikumpulkan karena ada pemeriksaan dari pihak kepolisian.

"Terus langsung dikumpulkan, tapi kalau gelang sama cincin itu mah langsung dibuka sendiri."

"Kalau kalung, itu langsung dirampas paksa, karena liontinnya juga tertinggal di baju. Semuanya kurang lebih 8 gram," ujar Rena, Rabu (16/4/2025), dikutip dari Tribun Jabar.

Setelah kejadian dan pulang ke rumah, anaknya sempat menangis.

Ia mengatakan kerugiannya mencapai Rp 4,5 juta.

Perhiasan yang dipakai anaknya dan dirampas orang yang mengaku sebagai guru baru itu hasil pemberian dari neneknya. 

"Neneknya itu yang ngasih, hasil kumpul-kumpul, 8 gram kalau ditotal mungkin sekitar Rp 4,5 juta. Kan, katanya sekarang emas lagi mahal," ucap Rena.

Baca juga: Kronologi 3 Siswa SD Curi Motor di Gresik, Sudah Beraksi 4 Kali, Polisi Amankan 18 Kunci Kontak

Kepala SD Negeri 1 Banjarharja, Idah Rosidah, mengaku kejadiannya berlangsung sangat cepat.

"Biasanya kalau jam masuk, itu gerbang ditutup. Kalau anak-anak istirahat, gerbangnya itu baru dibuka," ujarnya. 

Sebelum masuk, kemungkinan pelaku sudah melakukan pengintaian terlebih dahulu.

Saat itu, kondisi pintu gerbang sudah terbuka dan posisi guru sedang beristirahat di kantor. 

"Terus, pelaku itu langsung masuk ruangan kelas 1 dan itu kejadiannya sangat cepat sekali. Jadi, guru baru duduk, tidak lama kemudian ada anak menangis laporan ke kantor guru. Itu ternyata sudah terjadi kejadiannya," kata Idah.

Korban bernama Ina, kelas 1 SD mengalami kerugian berupa kalung emas 4 gram, cincin emas 1 gram, gelang emas 3 gram.

Korban bernama Airin, kelas 1 SD mengalami kerugian barang berupa kalung emas 3 gram, dan Desi kelas 1 SD berupa kalung emas.

"Modusnya, pelaku mengaku sebagai guru baru dan menceritakan bahwa ada razia dari polisi bagi anak yang memakai perhiasan dan disuruh untuk melepaskan," ucapnya.

Terjadi di 5 Sekolah

Peristiwa perampokan perhiasan anak SD dengan modus mengaku sebagai guru rupanya terjadi di lima sekolah di Kecamatan Kalipucang.

Hal itu diungkapkan Kapolsek Kalipucang, AKP Iman Sudirman.

Lima SD tersebut yaitu SDN 2 Sukahurip, SDN 1 Banjarharja, SDN 1 Bagolo, SDN 4 Putrapinggan, dan SD Negeri 3 Putrapinggan.

"Pertama, yang terjadi di SDN 1 Banjarharja. Dan terjadi saat jam istirahat sekolah pukul 09.00 WIB, saat ketiga korban berada di dalam ruangan kelas," ujar Iman kepada Tribun Jabar, Selasa (15/4/2025).

Saat berada di ruangan kelas, kemudian ditemui oleh seorang pria yang masuk ke dalam kelas mengaku sebagai guru baru.

"Pria itu meminta korban menyerahkan perhiasannya untuk dikumpulkan di ruang guru. Sehingga, korban menurutinya," katanya.

Sementara itu kasus di SDN 1 Bagolo terjadi pada 15 April 2025 pukul 07.30 WIB di mana pelaku laki-laki masuk ke dalam ruang kelas 3.

"Pelaku mengatakan akan ada razia dari kepolisian dan meminta agar para siswi menyerahkan perhiasannya. Korbannya bernama, Rasya Putri, dan Qisti," ucap Iman.

Ketiga, terjadi di SDN 4 Putrapinggan. Pada Selasa tanggal 15 April 2025 pukul 07.08 WIB, ada seorang pria mengaku sebagai guru baru.

"Dia langsung masuk area sekolah menemui siswi bernama Najwa dan meminta perhiasan cincin dengan alasan akan ada Razia," ujarnya.

Keempat, terjadi di SDN 3 Putrapinggan. Pada Selasa 15 Apri 2025 pukul 06.45 WIB pelaku seorang pria menemui korban di ruang kelas.

"Pelaku mengaku sebagai guru baru dan meminta perhiasan kalung milik siswi bernama Sahila dengan alasan akan ada razia kepolisian," katanya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunpriangan.com dengan judul Cerita Orang Tua Murid SD di Pangandaran yang Perhiasan Anaknya Dirampas Orang yang Ngaku Guru Baru.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Tribunpriangan.com/Padna)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved