Program Makan Bergizi Gratis
Kasus Keracunan MBG Paling Parah di Jawa Barat, JPPI: Masalahnya Tak Cuma di Dapur, tapi BGN Juga
JPPI menyatakan bahwa angka keracunan di Jawa Barat sudah lebih dari 2.000 dan kasus keracunan MBG di Jawa Barat sudah terjadi berkali-kali.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Koordinator Nasional (Kornas) Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menyatakan bahwa kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) paling banyak terjadi di Jawa Barat.
JPPI merupakan jaringan masyarakat sipil yang beranggotakan berbagai organisasi, lembaga, dan individu yang fokus pada isu pendidikan di Indonesia.
Belakangan ini, program MBG mendapatkan sorotan tajam karena lonjakan kasus keracunan terus meningkat hingga masyarakat sipil mendesak pemerintah agar menghentikan sementara program yang digaungkan oleh Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Kasus terbaru terjadi di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang menyebabkan ratusan siswa jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMK di Kecamatan Cipongkor, KBB mengalami keracunan usai menyantap sajian MBG pada Senin (22/9/2025).
Mereka mengalami mual, pusing, hingga muntah-muntah, karena menurut laporan Dinas Kesehatan Jawa Barat, makanan yang disantap siswa terdiri dari nasi dan lauk yang dimasak pada malam hari, tetapi baru dikonsumsi siang keesokan harinya.
Akibat jarak waktu yang terlalu lama itu, makanan menjadi basi dan memicu keracunan massal.
Pada Senin (22/9/2025), Kepala Staf Presiden (KSP) M Qodari di Istana, Jakarta, menyatakan bahwa dari 5.000 kasus keracunan MBG, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus keracunan terbanyak di Indonesia.
Ubaid menyatakan bahwa angka keracunan di Jawa Barat sudah lebih dari 2.000 dan kasus keracunan MBG di Jawa Barat sudah terjadi berkali-kali.
"Yang paling parah itu ada di Jawa Barat ya, angkanya sudah lebih dari 2.000 dan juga Jawa Barat ini juga melibatkan di kabupaten kota yang kejadiannya nggak hanya sekali tapi berkali-kali gitu ya," katanya, Rabu (24/9/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Atas kejadian ini, Ubaid mengatakan bahwa JPPI telah menyebar relawan untuk melakukan pemantauan program MBG ini di sekolah-sekolah kabupaten/kota.
"Kami relawan melakukan pemantauan itu kan di seluruh kabupaten, kota, dan juga provinsi. Dari 6.000 itu ternyata merata ya di hampir 18 kita temukan, per hari ini itu sudah 18 provinsi yang sudah ada kasus keracunan, termasuk di kabupaten/kota juga merata ada banyak," paparnya.
Dari pemantauan ini, kata Ubaid, disimpulkan bahwa permasalahannya tidak hanya di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), tetapi juga di Badan Gizi Nasional (BGN).
Baca juga: Ribuan Siswa Keracunan MBG, Pimpinan Komisi X DPR Desak Mendikdasmen Koordinasi dengan BGN
Mulai dari sistem yang diterapkan BGN, tata kelola, hingga pengawasan BGN soal program MBG tersebut.
"Karena itu kami berkesimpulan sebenarnya ini problemnya tidak hanya di level dapur ya tetapi juga di level BGN, sistem yang dibikin oleh BGN, kemudian tata kelola yang diterapkan oleh BGN, kemudian quality control-nya, pengawasannya gitu," jelas Ubaid.
Dikutip dari TribunJabar.id, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengungkap data terbaru korban keracunan sajian Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.