Minggu, 5 Oktober 2025

Dokter PPDS Unsri Ditendang Testisnya hingga Pendarahan oleh Konsulen, Diduga Terjadi di Palembang

Beredar isu adanya dokter PPDS Universitas Sriwijaya ditendang testisnya hingga pendarahan oleh konsulen. Diduga peristiwa itu terjadi di RS Palembang

Freepik.com/Dragana Gordic
DOKTER PPDS UNSRI - Ilustrasi stetoskop yang diunduh dari Freepik.com, Kamis (17/4/2025). Beredar isu adanya dokter PPDS Universitas Sriwijaya ditendang testisnya hingga pendarahan oleh konsulen. Diduga peristiwa itu terjadi di RSUP Mohammad Hosein, Palembang, Sumsel. Pihak rumah sakit pun tengah melakukan investigasi terkait ada atau tidaknya kasus tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Kekerasan seksual diduga terjadi lagi di dunia kedokteran di mana kini yang menjadi korban adalah seorang dokter Pendidikan Program Dokter Spesialis Universitas Sriwijaya (PPDS) Palembang.

Dikutip dari Tribun Sumsel, korban disebut ditendang alat vitalnya hingga mengalami pendarahan.

Sementara, terduga pelaku adalah konsulen di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Mohammad Hoesin, Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel).

Namun, terkait identitas dari korban maupun terduga pelaku, belum diketahui.

Pihak RSUP Muhammad Hoesin pun telah buka suara terkait isu kekerasan seksual yang terjadi tersebut.

Dirut RSUP Muhammad Hoesin, Siti Khalimah, menuturkan pihaknya kini tengah melakukan investigasi untuk memastikan benar atau tidaknya peristiwa tersebut.

"Kami sedang investigasi, tunggu ya nanti kami kabari kalau sudah ada titik terang," kata Siti Khalimah pada Selasa (22/4/2025).

Terpisah, Humas RSUP Muhammad Hosein, Suhaimi, mengungkapkan pihaknya belum menerima laporan resmi dari pihak manapun terkait kejadian tersebut.

Baca juga: Fakta Dokter PPDS UI yang Intip Mahasiswi Mandi, Sebut Baru Sekali hingga Ada Rekaman 8 Detik

Kendati demikian, ia menegaskan pihaknya akan tetap melakukan pemantauan di lapangan agar tenaga kesehatan dan pasien tetap aman dan kondusif.

"Kami akan terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan petugas di lapangan untuk memastikan lingkungan kerja tetap aman dan kondusif bagi seluruh tenaga kesehatan maupun pasien dan keluarganya," katanya dalam keterangan tertulis.

Di sisi lain, Suhaimi juga menuturkan pihaknya meminta maaf jika isu kekerasan seksual ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa pihak.

Dia pun mengimbau agar tidak berspekulasi terlebih dahulu sebelum ada klarifikasi resmi terkait ada atau tidaknya tindakan kekerasan seksual tersebut.

"Apabila benar terjadi permasalahan yang bersifat pribadi antar individu, kami berharap hal tersebut dapat diselesaikan secara baik-baik dan kekeluargaan, tanpa mengganggu pelayanan kesehatan di RSMH," tandasnya.

Jadi Sorotan DPRD Sumsel

Isu kekerasan seksual ini pun turut disoroti oleh anggota Komisi V DPRD Sumsel, Lury Erza Alex Noerdin.

Masih dikutip dari Tribun Sumsel, dia mengatakan hal semacam ini sudah sering terjadi di dunia pendidikan.

Lury pun berharap peristiwa semacam ini tidak terulang kembali.

"Saya menyampaikan keprihatinan yang mendalam, " kata Lury pada Selasa (22/4/2025). 

Menurutnya, kasus semacam ini tidak hanya mencoreng dunia pendidikan kedokteran, tetapi juga berpotensi menghambat proses pembentukan tenaga medis yang profesional dan berintegritas. 

"Pendidikan kedokteran harus menjadi ruang pembelajaran yang aman, beretika, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Kekerasan dalam bentuk apa pun tidak bisa dibenarkan dan harus ditindak secara tegas," ujar Lury. 

Dia pun mendorong agar pihak Unsri turut melakukan investigasi terkait isu kekerasan seksual ini serta memastikan perlindungan terhadap korban.

"Saya juga meminta kepada pihak berwenang, termasuk institusi profesi, untuk turut mengawal proses ini agar tidak ada lagi praktik-praktik kekerasan, dalam sistem pendidikan kedokteran," tandasnya.

Ia menambahkan akan berkoordinasi dengan pimpinan komisi dan Ketua DPRD Sumsel, untuk melakukan langkah lanjutan mengawal kasus itu hingga tuntas, dan memastikan pembelajaran yang ada tetap berjalan. 

‎"Kami dari Komisi V DPRD Sumsel siap mengawal dan, bila diperlukan, memanggil pihak terkait untuk meminta klarifikasi dan mendorong perbaikan sistem yang lebih manusiawi, dan berkeadilan di lingkungan pendidikan profesi dokter," pungkasnya. 

Sebagian artikel telah tayang di Tribun Sumsel dengan judul "VIRAL Dugaan Kekerasan, PPDS Unsri Diduga Ditendang Konsulen Sampai Alat Vital Pendarahan di RSMH"

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Sumsel/Rachmad Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved