Jumat, 3 Oktober 2025

Penjelasan TNBTS soal Kericuhan di Loket Masuk Bromo, Petugas Tiket Dimaki-maki Sopir Jeep

Kejadian kericuhan di loket Bromo, TNBTS menjelaskan penyebab dan dampaknya.

Editor: Endra Kurniawan
Istimewa/TNBTS
KERICUHAN - Situasi kericuhan yang terjadi di Kantor STPN I TNBTS Gunung Bromo di Cemorolawang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Minggu, 4 Mei 2025. Pihak TNBTS mengkonfirmasi adanya perusakan dan pencurian aset. 

TRIBUNNEWS.COM, Probolinggo - terjadi kericuhan di loket masuk Gunung Bromo yang terletak di Cemorolawang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Minggu, 4 Mei 2025.

Insiden ini melibatkan sopir Jeep yang memprotes petugas tiket.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memberikan penjelasan menyeluruh mengenai peristiwa tersebut.

Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menjelaskan bahwa penjagaan loket telah dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

Ada lonjakan

Rudijanta menjelaskan bahwa prosedur yang diterapkan mencakup pemeriksaan jumlah pengunjung, status kewarganegaraan, dan QR code untuk booking online.

Pada saat kejadian, loket tiket di Cemorolawang dijaga oleh empat petugas piket dan satu petugas dari Provos 0812 Probolinggo.

Baca juga: Kondisi Terkini Ladang Ganja di Kawasan Bromo-Semeru, Polres Lumajang: Diduga Sudah Tidak Terurus

Pada pukul 03.00 WIB, terjadi lonjakan jumlah pengunjung dan kendaraan yang memasuki area tersebut, sehingga petugas menambah alat untuk pengecekan QR code booking online dan mendatangi masing-masing kendaraan untuk mempercepat proses pemeriksaan.

Memasuki pukul 06.30 WIB, terdapat 144 Jeep yang memasuki loket, dan petugas menemukan bahwa 92 Jeep di antaranya membawa penumpang yang belum melakukan booking online.

Petugas kemudian mengarahkan sopir Jeep tersebut untuk membeli tiket di loket, yang menyebabkan kemacetan di pintu masuk.

Penyebab kericuhan

Kemacetan semakin parah ketika beberapa pengunjung berusaha keluar dari jalur yang melewati loket tiket masuk.

Tidak lama setelah itu, beberapa tour leader, pengemudi Jeep, dan perwakilan agen mulai melontarkan protes kepada petugas.

"Mereka mengerumuni, mendorong, dan melontarkan kata kasar kepada petugas. Patut diduga ada oknum yang memperkeruh situasi," papar Rudijanta.

Baca juga: Peran Edy dalam Kasus Penemuan Ladang Ganja di Bromo, 6 Bulan jadi DPO Polres Lumajang

Rudijanta mencurigai adanya oknum yang memperkeruh situasi.

Petugas berusaha memberikan solusi dengan membuka jalur yang biasanya digunakan untuk kuda wisata.

Namun, beberapa tour leader mencoba memasuki kantor STPN I untuk mencari Kabidwil I, tetapi tidak berhasil menemukannya.

Dalam proses tersebut, TNBTS mengkonfirmasi bahwa ada perusakan barang inventaris kantor, termasuk hilangnya empat kunci kendaraan operasional dan dokumen STNK.

Ada aksi perusakan

Rudijanta melaporkan bahwa tidak semua aksi perusakan terekam oleh kamera CCTV.

Pihak TNBTS menduga ada oknum yang sengaja memadamkan listrik dan mencabut kabel CCTV, menunjukkan bahwa kejadian ini diduga dilakukan secara terencana.

Barang-barang yang rusak meliputi laptop inventaris, meja makan yang patah, kunci kendaraan Mitsubishi Pajero Sport, serta beberapa barang pecah belah lainnya.

Baca juga: Klarifikasi TNBTS soal Larangan Penggunaan Drone dan Lokasi Ladang Ganja di Bromo

"Terhadap perusakan dan pencurian aset kami pihak TNBTS akan melaporkan ke pihak berwajib," tegas Rudijanta.

Terkait sistem tiket, Rudijanta menegaskan bahwa petugas telah melakukan banyak sosialisasi mengenai pemesanan tiket secara online.

Wisatawan diwajibkan untuk memesan tiket secara online sebelum tiba di gerbang tiket.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kronologi Kericuhan di Loket Tiket Masuk Bromo, TNBTS Sebut Sejumlah Aset Rusak hingga Dicuri

(TribunJatim.com/Erwin Wicaksono)

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved