Kamis, 18 September 2025

Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut

Sosok Endang, Korban Ledakan Amunisi di Garut: Ayah Humoris yang Kini Pergi Meninggalkan Duka

Ledakan tragis pemusnahan amunisi di Garut tewaskan 13 orang, termasuk Endang. Keluarga mengenang Endang sebagai ayah humoris dan baik hati.

|
Editor: Glery Lazuardi
Kolase Dokumentas | TribunJabar.id
PEMUSNAHAN BOM KEDALUWARSA - (Kiri) TKP belasan orang dilaporkan menjadi korban tewas saat pemusnahan amunisi atau bom kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) pagi. (Kanan) Foto kantong mayat yang berisi jasad para korban ledakan ini. Endang, korban ledakan amunisi di Garut, dikenal sebagai sosok yang selalu ceria dan penuh semangat dalam kehidupan sehari-hari. 

TRIBUNNEWS.COM, GARUT -  Ledakan tragis saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Pantai Cibalong, Kabupaten Garut, pada Senin (12/5/2025), menewaskan 13 orang, termasuk Endang (43).

Di mata keluarga, Endang dikenal sebagai sosok seorang ayah yang baik hati dan humoris.

Begitu melekat kenangan akan sosok Endang sehingga meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman, dan masyarakat sekitar.

Baca juga: Ledakan Amunisi di Garut, Komisi I DPR: Perlu Dilakukan Evaluasi Prosedur dan Edukasi Keselamatan

Endang: Sosok yang Tak Terlupakan oleh Keluarga

Endang, seorang pria dari Kampung Ciaremas, Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, dikenal sebagai pribadi yang aktif dalam kegiatan kampung. 

"Semasa hidupnya almarhum baik dan humoris. Aktif di kegiatan di kampung," ungkap Asep, salah satu keluarga korban, saat ditemui di kamar mayat RSUD Pameungpeuk pada Senin malam.

Endang bekerja sebagai pekerja proyek, namun tidak diketahui dengan pasti mengapa dia berada di lokasi pemusnahan amunisi. Asep mengaku kaget ketika mengetahui Endang menjadi korban ledakan tersebut. 

"Dia pergi meninggalkan istri dan tiga anak," ujarnya dengan suara penuh kesedihan.

Sebuah Peristiwa Tragis yang Merenggut Nyawa Banyak Orang

Ledakan terjadi saat tim TNI AD sedang melaksanakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa dengan prosedur yang telah diatur. 

Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, proses pengecekan terhadap personel dan lokasi telah dilakukan secara ketat dan dinyatakan aman. 

Namun, sebuah ledakan mendadak terjadi ketika detonator yang digunakan untuk pemusnahan dimasukkan ke dalam sumur yang telah disiapkan.

"Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang," jelas Wahyu.

Ledakan tersebut menewaskan 13 orang, termasuk empat anggota TNI dan sembilan warga sipil, salah satunya Endang.

Semua korban telah dievakuasi dan dibawa ke RSUD Pameungpeuk untuk identifikasi lebih lanjut.

Baca juga: Sosok Mayor Cpl Anda Rohanda, Perwira TNI Jadi Korban Tewas Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut

Tim Identifikasi Berusaha Kenali Korban

Tim DVI (Disaster Victim Identification) kini tengah berupaya mengidentifikasi jenazah korban yang tewas dalam ledakan ini.

Kepala Seksi Sistem Informasi Manajemen RSUD Pameungpeuk, Yani Suryani, mengatakan bahwa keluarga korban diminta untuk mengumpulkan data penunjang identitas untuk mempermudah proses identifikasi.

"Belum (diserahkan), masih harus diperiksa oleh tim DVI," jelas Yani.

Data penunjang seperti foto, ijazah, dan pakaian terakhir korban diminta oleh tim identifikasi untuk mempercepat proses tersebut.

LOKASI PEMUSNAHAN AMUNISI KEDALUWARSA DI GARUT - Penampakan lokasi pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut Selatan, Jawa Barat. Lokasinya juga jauh dari permukiman warga sekitar. Papan peringatan tanda bahaya juga sudah terpasang di lokasi. Papan peringatan tersebut diletakkan di sisi jalan akses keluar masuk menuju lokasi pemusnahan bahan peledak.

Papan peringatan tanda bahaya itu bertuliskan 'Dilarang Masuk, Daerah Penghancuran, Kecuali Tim Penghancuran' disertai gambar tengkorak.
LOKASI PEMUSNAHAN AMUNISI KEDALUWARSA DI GARUT - Penampakan lokasi pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut Selatan, Jawa Barat. Lokasinya juga jauh dari permukiman warga sekitar. Papan peringatan tanda bahaya juga sudah terpasang di lokasi. Papan peringatan tersebut diletakkan di sisi jalan akses keluar masuk menuju lokasi pemusnahan bahan peledak. Papan peringatan tanda bahaya itu bertuliskan 'Dilarang Masuk, Daerah Penghancuran, Kecuali Tim Penghancuran' disertai gambar tengkorak. (Tangkapan Layar X(twitter)/@umbisambat)

Daftar Nama Korban Ledakan Amunisi di Garut:

Kolonel Cpl Antonius Hermawan

Mayor Cpl Anda Rohanda

Agus bin Kasmin

Ipan bin Obur

Iyus Ibing bin Inon

Anwar bin Inon

Iyus Rizal bin Saepuloh

Toto

Dadang

Rustiawan

Endang

Kopda Eri Dwi Priambodo

Pratu Aprio Setiawan

Tragedi Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut Selatan: 13 Korban Jiwa, Fakta-Fakta yang Terungkap

Pada Senin (12/5/2025), tragedi tragis terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ketika pemusnahan amunisi kadaluarsa menyebabkan ledakan dahsyat yang menewaskan 13 orang.

Kejadian ini menarik perhatian nasional, mengungkap berbagai fakta mengejutkan yang mencakup prosedur yang salah, keterlibatan warga sipil, dan akibat yang menghancurkan. Berikut ini adalah rincian fakta-fakta yang telah terungkap terkait peristiwa tersebut.

1. Korban Jiwa Mencapai 13 Orang

Ledakan yang terjadi saat pemusnahan amunisi kadaluarsa itu menelan korban jiwa sebanyak 13 orang, terdiri dari empat anggota TNI dan 9 warga sipil.

Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, mengonfirmasi bahwa salah satu korban dari TNI adalah Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Kepala Gudang Pusat Munisi III. Selain itu, jenazah korban telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk untuk proses otopsi dan pemulasaraan.

2. Kondisi Korban yang Menggugah Empati

Menurut Direktur RSUD Pameungpeuk, Lulu Fahrizah Balqis, 7 kantong jenazah telah diterima di rumah sakit tersebut.

Beberapa jenazah korban ditemukan dalam kondisi sangat mengenaskan, ada yang terpecah-pecah akibat ledakan.

Pihak rumah sakit juga mendampingi proses identifikasi korban dengan bantuan tim forensik dari TNI.

3. Motif Warga Sipil Mendekat ke Lokasi

Warga setempat yang biasa mendapatkan pemberitahuan sebelum kegiatan pemusnahan bom untuk menjauh dari lokasi ternyata kali ini mengalami insiden tragis.

Banyak di antara mereka yang berniat mengumpulkan serpihan amunisi yang dapat dijual sebagai bahan bekas.

Hal ini memicu kekhawatiran akan adanya ledakan susulan dari detonator yang belum meledak sepenuhnya. TNI masih mendalami kemungkinan tersebut.

4. Meski Diminta Menjauh, Warga Masih Mendekat

Seperti yang disampaikan oleh wartawan Kompas TV, Ridwan Mustafa, pemusnahan amunisi semacam ini memang sudah sering dilakukan sebelumnya, dan warga biasanya mendapatkan imbauan untuk tidak mendekat.

Namun, kali ini berbeda. Tragedi ini terjadi setelah pemusnahan selesai, dan beberapa warga yang mendekat untuk mengumpulkan serpihan bom akhirnya menjadi korban.

Tim TNI telah berupaya mensterilkan lokasi dan memastikan area tersebut tidak lagi dapat diakses.

5. Kronologi Kejadian dan Prosedur yang Diikuti

Proses pemusnahan amunisi dimulai dengan pengecekan oleh tim TNI yang memastikan lokasi dan personel dalam keadaan aman sebelum peledakan dilakukan.

Dua lubang sumur disiapkan untuk menghancurkan amunisi tak layak pakai, dan satu lubang tambahan digunakan untuk sisa detonator.

Namun, tiba-tiba terjadi ledakan mendalam yang menewaskan 13 orang. Sejauh ini, pihak TNI terus bekerja sama dengan aparat berwenang untuk menyelidiki penyebab pasti dari ledakan tersebut.

Pihak TNI telah berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk memastikan bahwa lokasi kejadian disterilkan dan tidak ada lagi bahan berbahaya yang dapat membahayakan warga sekitar.

Proses penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan untuk mengungkap penyebab tragis ini, sementara pihak TNI dan masyarakat berduka atas jatuhnya korban.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan