Minggu, 10 Agustus 2025

Pidato Dedi Mulyadi Buat DPRD Jabar Geram: Bahas Pembangunan Masa Lalu Tak Butuh Persetujuan DPR

Seperti apa pidato Dedi Mulyadi yang membuat DPRD Jabar Fraksi PDIP tersinggung hingga walk out saat rapat?

Tribunnews.com/ Taufik Ismail
PIDATO DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi usai mengikuti pelantikan Kepala Daerah di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025). Rapat Paripurna DPRD Jabar, Jumat (16/5/2025), diwarnai aksi walk out anggota Fraksi PDIP yang tersinggung atas pidato Dedi Mulyadi beberapa waktu lalu. 

TRIBUNNEWS.com - Rapat Paripurna pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) bersama Wakil Gubernur Jawa Barat di Gedung DPRD Jabar, Jumat (16/5/2025), diwarnai aksi walk out anggota Fraksi PDIP.

Aksi walk out ini disebabkan anggota DPRD Jabar Fraksi PDIP geram terhadap pernyataan Dedi saat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di Cirebon, pada 7 Mei 2025.

"Sembilan hari yang lalu, Gubernur di acara sakral, ada pernyataan Gubernur yang menurut saya ini perlu kita sikapi."

"Beliau menyampaikan dan saya berpikiran Beliau mendiskreditkan DPRD Jabar. Gubernur ini sepertinya tidak membutuhkan pendapat teman-teman DPRD," kata anggota DPRD Jabar Fraksi PDIP, Doni Maradona Hutabarat, Jumat, dilansir TribunJabar.id.

Seperti apa pernyataan Dedi yang membuat geram anggota DPRD Jabar Fraksi PDIP?

Pada 7 Mei 2025, Dedi menghadiri Musrenbang di Cirebon.

Baca juga: Merasa Tak Dianggap Dedi Mulyadi, Anggota DPRD Jawa Barat dari PDIP Walk Out saat Sidang Paripurna

Dalam kesempatan itu, ia membahas soal pembangunan di hadapan para Kepala Desa (Kades) se-Jabar.

Dedi mengungkapkan, selama menjalankan kebijakan, ia tidak pernah memikirkan soal anggaran.

Yang paling penting menurutnya adalah program itu bisa berjalan dan terlaksana.

"Duit mah nuturkeun (mengikuti). Rezeki mah mengikuti karena saya punya keyakinan memimpin tidak harus selalu ada duit," ujar Dedi.

Ia kemudian menyinggung pembangunan di masa lalu yang tak membutuhkan persetujuan DPR.

"Para raja dulu tidak menyusun APBD. VOC membangun negara di Cirebon ini, tidak ada persetujuan DPR," tutur Dedi.

Lebih lanjut, Dedi mengatakan kolaborasi dalam memimpin jangan hanya dimaknai berkumpul untuk rapat membahas pleno satu, dua, maupun tiga.

Menurut pendapatnya, kolaborasi adalah semua pihak bekerja sama saat ada tindakan darurat untuk kemanusiaan, keadilan, dan rakyat.

"Minimal mendoakan, atau minimal diam, atau kalau mau ngomong silahkan ngomong sepuas hati," kata dia.

Dedi Mulyadi Diminta Klarifikasi

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan