Jumat, 22 Agustus 2025

Fakta Stairlift Borobudur untuk Kunjungan Macron, Pemerintah Pastikan Tanpa Merusak Cagar Budaya

Pemerintah pasang stairlift di Candi Borobudur sambut kunjungan Presiden Macron. Fasilitas nonpermanen, tak rusak cagar budaya.

Editor: Glery Lazuardi
Kolase Tribunnews
ESKALATOR BOROBUDUR - Potongan video petugas memasang komponen eskalator di Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Video ini viral di media sosial X dan facebook. 

Fakta Stairlift Borobudur untuk Kunjungan Macron, Pemerintah Pastikan Tanpa Merusak Cagar Budaya

TRIBUNNEWS.COM, BOROBUDUR - Pemerintah membangun stairlift atau kursi angkat di komplek Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. 

Eskalator nonpermanen itu dibangun untuk memudahkan kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang akan datang ke candi terbesar di Indonesia itu pada 29 Mei mendatang.

Baca juga: Fadli Zon Klaim Chairlift di Borobudur Tak Merusak Struktur Candi: Isu Eskalator Itu Menyesatkan 

Macron Dijadwalkan Kunjungi Indonesia Akhir Mei

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan Presiden Macron akan datang ke Indonesia pada pertengahan pekan ini.

Hasan kemudian menyebut ada permintaan dari pemerintah Prancis bahwa Presiden Macron ingin berkunjung ke Candi Borobudur

Oleh karena itu, Presiden Prabowo akan mendampingi Macron ke Borobudur sehingga pihak pengelola menyiapkan fasilitas untuk memudahkan kunjungan.

"Jadi kita mungkin, negara kita, pemerintah kita, tanggal 28 atau 29 (Mei) akan menerima kunjungan kenegaraan dari negara yang sangat penting, negara Prancis. Ini tentu sangat penting buat Indonesia. Setelah kemarin kita juga menerima kunjungan dari Perdana Menteri Tiongkok, negara yang juga sangat penting buat kita," kata Hasan di kantor PCO, gedung Kwarnas Pramuka, Jakarta Pusat, Senin (26/5).

"Dan ada permintaan dari pemerintah Prancis, Presiden Macron ingin mengunjungi salah satu keajaiban dunia yang ada di Indonesia, yaitu Candi Borobudur. Dan untuk itu, pemerintah kita menyiapkan beberapa fasilitas untuk memudahkan kunjungan Presiden Perancis ke Borobudur. Nanti beliau akan ditemani oleh Presiden Prabowo, rencananya selama di sana. Dan pihak pengelola menyiapkan beberapa fasilitas untuk memudahkan kunjungan," lanjut Hasan.

Fasilitas Stairlift Disiapkan Demi Efisiensi Waktu Kunjungan

Hasan mengatakan pemasangan fasilitas eskalator itu didasari waktu kunjungan yang sangat terbatas sehingga pemerintah menyiapkan fasilitas untuk mempermudah kunjungan agar waktunya lebih efisien.

"Jadi Presiden Prancis tentu dalam kunjungan kenegaraan waktunya terbatas. Bukan kayak kita kalau liburan ke Borobudur seharian di situ. Waktunya ketat, waktunya terbatas sehingga juga disiapkan fasilitas untuk memudahkannya agar bisa menapaki setiap tingkat yang ada di Borobudur," ujarnya.

Hasan mengatakan pemerintah menyiapkan semacam jalan setapak tidak menggunakan tangga untuk sampai level 4 Candi Borobudur.

Kemudian, dilanjutkan dengan penggunaan stair lift untuk sampai lantai teratas.

 "Supaya waktunya lebih memungkinkan. Dan sampai di atas kan tetap dalam kunjungan kenegaraan ya, kalau kita naik tangga ke lantai 12 ini kan keringat mengucur, dalam keadaan kecapekan bisa kusut. Ini untuk lebih proper aja saja sebagai sebuah kunjungan kenegaraan," ujarnya.

Baca juga: Wacana Candi Borobudur Dipasangi Eskalator, Menteri PUPR Klaim Tak Tahu, Pengelola Irit Bicara

Pemerintah Pastikan Tak Rusak Cagar Budaya

Hasan pun memastikan pemasangan stairlift di Candi Borobudur itu tak merusak bangunan cagar budaya dunia tersebut. Ia mengklaim pemasangan eskalator di Candi Borobudur itu tak memakai paku maupun bor, serta diawasi Kementerian Kebudayaan.

Eskalator itu juga akan dibongkar kembali usai kunjungan Presiden Macron.

"Banyak yang kemudian menduga apakah ini merusak cagar budaya atau tidak? Teman-teman itu semua dibangun dengan pengawasan dari Kementerian Kebudayaan dan tidak ada paku, tidak ada bor," kata Hasan.

"Jadi hanya ditaruh, didudukan, ditaruh saja. Jadi nanti ketika misalnya itu selesai, itu bisa dibongkar dengan mudah," sambungnya.

Fadli Zon: Bukan Eskalator atau Lift, Tapi Chair Lift

Terpisah, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan menepis isu pemasangan lift dan eskalator di Candi Borobudur seperti yang jadi viral di media sosial.

Ia justru mengatakan, pihaknya tengah mengupayakan pemasangan pegangan di Candi Borobudur.

"Tidak ada yang namanya pembuatan lift di candi Borobudur. Kemudian, ada lagi video yang mengatakan ada pemasangan eskalator walaupun dikatakan eskavator. Dia gak bisa membedakan antara eskalator dengan eskafator. Jadi tidak ada pemasangan eskalator di candi Borobudur," kata Fadli saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

Fadli mengatakan, stairlift atau chairlift alias kursi angkat yang akan dipasang di Candi Borobudur itu adalah fasilitas yang juga sudah dibangun di beberapa tempat wisata di dunia.

 "Yang kita sedang upayakan itu ada pemasangan chair lift itu di pegangan. Ini untuk inklusivitas. Semua situs-situs dunia itu sudah memakai itu," tutur Fadli.

"Kalau kita datang ke Akropolis, saya sudah datang tuh ke Pantheon Akropolis di Yunani, itu memakai itu. Saya lihat juga di Sistine Chapel. Itu kalau kita lihat di Gereja St. Peter di Italia yang juga merupakan heritage itu juga memakai itu. Banyak lagi contoh-contohnya termasuk di Angkor Wat Di Phnom Penh bisa dilihat. Di Forbidden City, Di Tembok Cina," terang Fadli.

Fadli mengatakan keberadaan lift kursi itu tidak merusak bangunan atau benda bersejarah.

Apalagi, keberadaan kursi lift ini sudah diterapkan di sejumlah situs bersejarah di dunia. 

"Namanya tuh chair lift. Chair lift itu tidak masif dan tidak merusak. Tidak ada penetrasi sama sekali. Jadi saya tegaskan itu dilakukan hampir di semua situs-situs heritage dunia," tutur Fadli.

Baca juga: Hasan Nasbi: Stair Lift Dipasang di Candi Borobudur Agar Presiden Prancis Macron Tak Berkeringat

PU Tegaskan Tak Terlibat Langsung di Struktur Utama Candi

Sementara Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengaku pihaknya tidak terlibat langsung dalam pekerjaan di bagian utama Candi Borobudur. Ia mengatakan tanggung jawab struktur utama berada di bawah Kementerian Kebudayaan dan pengelola kawasan wisata.

"PU itu pada saat melakukan renovasi kawasan, kita itu benar-benar fokus kawasan sekitar. Jadi tidak masuk ke objek utama karena objek utama itu di bawah Kementerian Kebudayaan, kemudian juga oleh Kementerian Kebudayaan dan seterusnya itu kemudian dikelola oleh Injourney melalui salah satu anak usahanya di sekitar situ," ujar Dody dalam konferensi pers di Kementerian PU, Jakarta Selatan, Senin (27/5).

Dody mengaku belum mengetahui secara pasti apakah benar fasilitas stair lift itu dibangun oleh Injourney atau anak usahanya.

Namun, ia menyebut selama ini memang sudah tersedia fasilitas pendukung seperti boogie car untuk memudahkan akses ke candi.

"Apakah untuk kedatangan Presiden Prancis, Injourney atau anak usahanya yang membangun eskalator, saya terus terang tidak bisa jawab. Cuma sepengetahuan saya, di situ sudah ada boogie car dan seterusnya yang bisa dipakai supaya para presiden tersebut bisa mencapai puncaknya dengan nyaman," katanya.

"Saya jujur enggak tahu, daripada saya salah ngomong, mungkin bisa ditanya ke teman-teman pengelola. Kalau di Jakarta ya Injourney lah," lanjutnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan