Jumat, 12 September 2025

Kisah MK, Kakek Pencari Eceng Gondok di Surabaya yang Tewas Tenggelam, Rengekan Cucu Jadi Firasat

Berikut kisah hidup MK, kakek pencari eceng gondok yang ditemukan tewas diduga karena tenggelam di Kali Makmur, Kedurus, Surabaya, Rabu (28/5/2025).

Penulis: Nina Yuniar
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
KAKEK TEWAS TENGGELAM - Kerabat korban memeriksa kondisi pinggiran Sungai Kali Makmur kawasan Jalan Gunung Sari Indah, Kedurus, Karang Pilang, Surabaya, Selasa (27/5/2025) malam. Mereka sedang mencari keberadaan MK (65) yang dikabarkan hilang sejak Selasa pagi diduga tenggelam di sana. Kemudian pada Rabu (28/5/2025) pagi, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. 

TRIBUNNEWS.COM - Kejadian tragis menimpa MK (65), seorang kakek pencari eceng gondok di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

MK ditemukan tewas di Sungai Kali Makmur, kawasan Jalan Gunung Sari Indah, Kedurus, Karang Pilang, Surabaya, pada Rabu (28/5/2025) pagi.

Pria lanjut usia (lansia) itu sempat dikabarkan tenggelam dan menghilang sejak Selasa (27/5/2025) pagi.

Anak kedua korban, SB (40), menceritakan ayahandanya itu memiliki tiga anak.

Sejauh ini, MK pun telah memiliki enam orang cucu.

Bahkan, seorang cucu dari anak pertama, sudah menikah dan dikaruniai anak, yang artinya MK sudah memiliki satu cicit. 

Adapun, pekerjaan sebagai pencari eceng gondok sudah ditekuni MK sejak 1996.

Dulu, MK sempat bekerja sebagai pengrajin kayu untuk bahan mebel, dan pernah juga menjadi nelayan, saat masih remaja hingga dewasa selama tinggal di Banyuwangi, Jatim.

Setelah menikah, MK memutuskan merantau ke Surabaya untuk bekerja sebagai tukang becak.

Tak lama kemudian, MK bekerja sebagai pencari eceng gondok

"Beliau sehat, roso (kuat), walaupun sudah sepuh (tua), ya aktivitasnya gerak fisik terus setiap hari," kata SB saat ditemui TribunJatim.com, pada Rabu dini hari, beberapa jam sebelum jasad MK ditemukan. 

Baca juga: Nahas, Terungkap Penyebab Kakek Pencari Eceng Gondok Tenggelam di Sungai Surabaya hingga Tewas

SB mengaku tidak memiliki firasat aneh yang menandai peristiwa hilangnya sang ayahanda di sungai tersebut. 

Tetapi, salah satu anaknya, sejak beberapa hari lalu, selalu merengek untuk segera mengunjungi korban saat libur panjang nanti. 

SB lantas menduga rengekan yang belakangan ini muncul dari sang anak sebagai firasat yang menandai insiden nahas tersebut.

"Dua minggu lalu, saya ngobrol habis subuh, ya cuma ngobrol. Saya enggak ada firasat apa apa. Ya cuma perasaan saja agak enggak enak. Akhir akhir ini," ungkap SB.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan