Selasa, 30 September 2025

Mahasiswa Unila Tewas Diduga Disiksa Senior, Rekan Korban Ungkap Fakta dan Sebut Dapat Tekanan

Inilah kabar terbaru soal tewasnya satu orang mahasiswa saat Diksar mahasiswa pecinta alam. Rekan korban yang hendak bercerita dibungkam

Tangkapan layar dari akun TikTok @novitachoirunnisa
MAHASISWA UNILA TEWAS - Mahasiswa FEB Unila, Pratama Wijaya Kusuma semasa hidupnya saat foto bersama ibunya Novita Choirunnisa, Rabu (28/5/2025). Pratama diduga tewas akibat disiksa saat mengikut diksar yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahepel) pada 11-14 November 2024. Dia menghembuskan nafas terakhirnya pada 28 April 2025 lalu setelah sempat dirawat. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila), Pratama Wijaya Kusuma tewas karena diduga disiksa oleh seniornya.

Pratama Wijaya diduga disiksa senior saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar (diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahapel).

Diketahui, diksar Mahapel tersebut digelar pada 10-14 November 2024 di Gunung Betung, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Sementara korban dinyatakan meninggal dunia pada 28 April 2025.

Zidan, koordinator aksi mengatakan, sejak mengikuti kegiatan hingga sebelum meninggal, korban dalam kondisi tak berdaya.

"Almarhum Pratama sejak mengikuti kegiatan sampai dengan bulan puasa tidak berdaya, hingga akhirnya 28 April 2025 beliau wafat," kata Zidan.

Korban diduga disiksa dengan cara ditendang di bagian perut hingga dada.

Sementara itu, salah satu peserta Mahapel FEB Unila, Muhammad Arnando Al Faaris mengatakan bahwa memang ada penyiksaan terhadap peserta diksar.

Ia mengatakan sempat membuat laporan atas tindak kekerasan, namun ia justru mendapat tekanan.

"Saya berusaha melaporkan kekerasan yang terjadi yang dilakukan oleh kakak tingkat di Mahepel. Saya sendiri mengalami dan saya mengharapkan ada keadilan, tapi malah saya mendapatkan tekanan," kata Muhammad Arnando Al Faaris, dikutip dari TribunLampung.co.id.

Karena membuat laporan tersebut, ia justru dicap sebagai pembuat masalah oleh kakak tingkat dan pihak kampus.

Baca juga: Mahasiswa Unila Tewas Diduga Disiksa Senior saat Diksar: Disuruh Jalan 15 Jam, Istirahat 5 Menit

Bahkan, Arnando diminta untuk menandatangani surat perjanjian supaya tak menceritakan ke siapapun soal kekerasan pada diksar oleh pihak kampus.

Hal tersebut pun membuatnya kecewa dan akhirnya menutuskan untuk keluar dari universitas.

"Saya tidak ikhlas dengan apa yang terjadi. Saya kecewa dengan sikap kampus, makanya saya keluar Unila," kata Faaris.

Faaris juga menceritakan bahwa ada enam orang yang mengikuti diksar tersebut.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan