Kondisi Korban Selamat Kasus Pembacokan di Jember, Berharap Diberi Keringanan Biaya RS

Ia kini hanya bisa berharap untuk segera keluar dari rumah sakit.

"Harapannya, semoga dikasih keringanan biaya sama rumah sakit," ungkapnya.

Sementara itu, Sholiha mengatakan, biaya perawatan dan operasi kepala di rumah sakit ini tidak ditanggung BPJS Kesehatan.

"Katanya tidak boleh, karena bukan pasien biasa, tetapi pasien yang terlibat kasus pidana," imbuhnya.

Ia berujar, biaya perawatan dan operasi di rumah sakit milik pemerintah itu diperkirakan lebih dari Rp10 juta.

"Ini anak saya masih cari uang, sudah setengah hari tidak ke sini tadi. Cari uang (pinjaman) mungkin belum ketemu," jelasnya.

Polisi Tetap Lanjutkan Penyelidikan

Polisi tetap melanjutkan proses penyelidikan kasus ini meskipun tersangka telah meninggal dunia.

Aparat penegak hukum tetap akan melakukan pemeriksaan saksi.

"Kasusnya masih kami dalami untuk dilakukan penyelidikan, termasuk meminta keterangan saksi-saksi," kata Kasatreskrim Polres Jember, AKP Angga Riatma, Jumat.

Menurutnya, penyelidikan kasus pembunuhan tersebut akan digelar sampai proses gelar perkara dilakukan.

"Sampai nanti kami lakukan gelar perkara, terkait kasus ini," tutur Angga.

Angga menjelaskan, tersangka tewas di ruang observasi sebelum dilakukan operasi pengangkatan peluru.

Menurut Angga, dirinya sudah meminta dokter Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember untuk segera mengambil tindakan medis ketika tersangka baru tiba.

"Soal adanya biaya yang diminta pihak rumah sakit Rp50 juta, kami sudah menyanggupi, yang penting tindakan medis dulu." 

"Namun takdir berkata lain, pelaku meninggal saat masih di ruang observasi," imbuhnya.

Sebagai informasi, tersangka meninggal dunia di RSD dr Soebandi Jember, pada Rabu malam (11/6/2025) pukul 22.00 WIB.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Selamat dari Pembunuhan, Pria di Jember Berharap Keringanan Biaya Rumah Sakit, Istri: Cari Uang.

(Tribunnews.com/Deni)(TribunJatim.com/Imam Nawawi)