Minggu, 10 Agustus 2025

Prof Sugeng Priyadi: Koperasi Merah Putih untuk Kemandirian Desa

Guru Besar UMP, Prof Sugeng mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto membentuk Koperasi Desa Merah Putih di seluruh desa di Indonesia.

Editor: Sri Juliati
TribunBanyumas.com
GURU BESAR UMP - Guru Besar Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Prof Dr Sugeng Priyadi saat ditemui, beberapa waktu lalu. Prof Sugeng mengatakan, tantangan pendirian koperasi pada saat ini cukup berat. 

TRIBUNNEWS.COM - Guru Besar Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Prof Dr Sugeng Priyadi mengatakan, tantangan pendirian koperasi pada saat ini cukup berat. 

Hal ini karena perilaku ekonomi di desa saat ini cenderung kapitalistik.

Oleh karena itu, Sugeng mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto membentuk Koperasi Desa Merah Putih di seluruh desa di Indonesia.

"Prabowo ingin mengurangi (kapitalisme) itu," kata dia dikutip dari TribunBanyumas.

Ia menilai Prabowo adalah pewaris ideologi sang kakek, RM Margono Djojohadikusumo yang disebutnya sebagai pelopor koperasi di Indonesia. Kemandirian desa berdasarkan asas ekonomi kerakyatan menjadi cita-cita.

Menurut Sugeng, ekonomi kapitalis nyatanya telah menggurita di desa.

Corak ekonomi kapitalis di desa terlihat jelas dari cara masyarakat berbisnis saat ini. Ia mencontohkan praktik kapitalisasi di dunia pertanian, dari bibit, pupuk dan kebutuhan petani yang dikapitalisasi oleh pemodal.

"Pupuk dikapital, akhirnya semua jadi mahal. Bahkan petani pun sekarang berpikirnya kapital. Mereka berpikir kalau mau bertani harus modal besar," katanya.

Sisi buruk kapitalisme adalah melahirkan sikap individualistik. Hal ini sangat bertolakbelakang dengan konsep ekonomi kerakyatan yang lebih mengedepankan kebersamaan atau gotong royong.

Sugeng menambahkan, mengubah sistem ekonomi kapitalis yang sudah mengakar di desa tentu bukan hal mudah. Termasuk mengubah perilaku induvidualistik masyarakat agar mau bekerja sama juga tak gampang.

Ini yang menurutnya menjadi tantangan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih saat ini.

Baca juga: Mewarisi Semangat RM Margono, Koperasi Merah Putih Jadi Ikhtiar Ekonomi Kerakyatan

"Susah mengarahkan untuk mau bekerja sama (berkoperasi). Orang-orang kaya di desa sudah kapitalistik. Mereka sudah berada di zona nyaman," kata dia.

Koperasi Merah Putih menjadi harapan baru untuk terbentuknya tatanan ekonomi yang lebih berkeadilan.

Sugeng memaparkan, koperasi hadir untuk mengembalikan cera berekonomi yang individualis dan kapitalis menjadi demokratis, dan mengedepankan kerja sama untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Kemakmuran yang dicapai bukan hanya dinikmati segelintir orang, namun bersama.

"Koperasi adalah kumpulan orang yang yang ingin mendapatkan kesejahteraan bersama (bukan individual)," ujarnya.

Untuk diketahui, Kakek Presiden Prabowo Subianto RM Margono Djojohadikusumo adalah tokoh penting dalam sejarah ekonomi Indonesia.

Ia merupakan perintis lembaga keuangan yang menjadi pilar stabilitas ekonomi bangsa.

Margono mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) pada 1946 yang berhasil menggantikan peran bank sentral milik kolonial. 

BNI sebagai bank sentral saat itu bertugas mencetak dan mengedarkan Oeang Republik Indonesia (ORI), mata uang pertama yang dikeluarkan pemerintah Indonesia.

Prof Sugeng menjuluki Margono sebagai pelopor koperasi di Indonesia karena keberpihakannya pada ekonomi kerakyatan. 

Namanya disejajarkan dengan Wakil Presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta sebagai Bapak Koperasi. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan