Minggu, 31 Agustus 2025

Akar Masalah Konflik Piton vs Manusia di Sulawesi, Kenapa Kasus Orang Dimakan Ular Terus Berulang?

Kasus ular piton memangsa manusia kembali terulang di wilayah Pulau Sulawesi. Berikut analisis akar masalahnya.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
Kolase: TribunnewsSultra.com/Istimewa dan Tribunnews.com/Net
ULAR MANGSA MANUSIA - Kolase foto ular piton dan kasus ular piton memangsa manusia di Pulau Sulawesi. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus ular piton memangsa manusia kembali terulang di wilayah Pulau Sulawesi.

Terbaru yang menjadi korbannya adalah lansia bernama La Noti (61), warga Kelurahan Majapahit, Kecamatan Batauga, Buton Selatan (Busel), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Jasad La Noti ditemukan masih utuh di dalam perut ular pada Sabtu (5/7/2025) sore.

La Noti bukanlah satu-satunya manusia yang dimangsa ulat piton di Pulau Sulawesi.

Berdasarkan catatan Tribunnews.com, kasus tersebut sudah berulang kali terjadi. Berikut informasi lengkapnya:

Baca juga: 6 Kisah Tragis Manusia Dimangsa Ular Piton, dari Akbar hingga La Noti: Lima Kejadian di Sulawesi

1. Nama korban: Akbar (25)

Lokasi: Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Rabu (29/3/2017).

Kondisi: Tewas dalam perut ular sepanjang 4 meter

2. Nama korban: Wa Tiba (54)

Lokasi: Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Jumat (14/6/2018) lalu.

Kondisi: Tewas dalam perut ular sepanjang 7 meter

3. Nama korban: Farida (45)

Lokasi: Desa Kalempang, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Jumat (7/6/2024).

Kondisi: Tewas dalam perut ular sepanjang 5 meter

4. Nama korban: Siriati (30)

Lokasi: Desa Siteba, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, pada Selasa (2/7/2024).

Kondisi: Kondisi: Tewas dalam perut ular sepanjang 10 meter

Apa Akar Masalahnya?

ULAR PITON MEMANGSA MANUSIA - Warga mengevakuasi jenazah Wa Siti, korban yang tewas dililit piton sepanjang 6,5 meter di Buton, Sulawesi Tenggara. Insiden ini kembali soroti potensi bahaya piton liar di kawasan hutan Sulawesi.
ULAR PITON MEMANGSA MANUSIA - Warga mengevakuasi jenazah Wa Siti, korban yang tewas dililit piton sepanjang 6,5 meter di Buton, Sulawesi Tenggara. Insiden ini kembali soroti potensi bahaya piton liar di kawasan hutan Sulawesi. (HD)

Kepala Resor BKSDA Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Alisman membeberkan, ada sejumlah faktor yang memicu ular piton memangsa manusia.

Perilaku tersebut bisa dipicu kondisi cuaca hingga habitat hutan yang mulai rusak.

“Penyebabnya bisa saja seperti sekarang hujan lalu panas, kemudian habitatnya terganggu atau terancam, dan biasanya keluar mencari makan,” ungkapnya, dikutip dari TribunnewsSultra.com, Rabu (9/7/2025).

Alisman memberikan tips aman untuk warga yang hendak pergi ke hutan.

Ia meminta warga membawa perlengkapan pengaman seperti sepatu boot.

“Jangan sendirian kalau masuk hutan, dan juga sebaiknya menggunakan pelindung seperti sepatu boots dan celana panjang,” tambahnya.

Piton Sulawesi Berukuran Jumbo

Sementara itu, Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy mengakui, ular piton Sulawesi memiliki badan jumbo dibandingkan di wilaya lain seperti Sumatra.

Ia mengatakan, kodisi tersebut dipengaruhi ular piton Sumatra masih memiliki pesaing di habitanya.

Sedangkan ular piton Sulawesi berada di puncak rantai makanan.

Ukuran mereka bisa mencapai 7 hingga 10 meter.

Baca juga: Warga Datangi Polsek Tanjung Bumi Bangkalan Madura Bantu Polisi Tangkap Ular Piton Panjang 5 Meter

"Ular piton di daerah Sulawesi memang bisa sangat besar dan panjang karena menjadi predator tertinggi di dalam rantai makanan. Mangsanya juga mamalia besar seperti babi hutan."

"Hal ini membuat ukuran piton di Sulawesi berbeda dengan piton di Sumatera, karena masih ada predator lainnya seperti harimau," jelas Amir, dikutip dari Kompas.com.

Terkait penyebab ulat piton memangsa manusia, Amir berpendapat, semua bisa dipicu faktor keberadaan kebun warga dan habitat ular terlalu dekat.

Selain itu, masifnya perburan babi hutan membuat cadagan mangsa ular piton berkurang.

"Ular piton berukuran besar biasanya memangsa babi hutan dan mamalia-mamalia besar lainnya."

"Piton juga mengendalikan populasi babi hutan agar tidak meresahkan masyarakat."

"Untuk itu, perburuan liar babi hutan akan menganggu rantai makanan dan memaksa ular mencari mangsa yang lain," terangnya.

Terakhir, Amir menyarankan agar warga membawa anjing saat memasuki hutan.

Anjing bisa menjadi alaram hidup membatu warga mendeteksi keberadaan ular piton.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Tragedi Ular Makan Orang di Buton Selatan, BKSDA Baubau Imbau Warga Waspada, Ungkap Dugaan Penyebab

(Tribunnews.com/Endra/Eko Sutriyanto)(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan