Jumat, 12 September 2025

Berita Viral

3 Fakta Kepsek di Garut Dinonaktifkan: Imbas Siswa Akhiri Hidup seusai Dibully, Atensi Dedi Mulyadi

Siswa SMAN 6 Garut meninggal diduga bunuh diri akibat perundungan. Sekolah bantah, kepsek dinonaktifkan, investigasi digelar untuk keadilan.

Jaenal Abidin/Tribun Jabar
SMAN 6 GARUT - Gedung SMAN 6 Garut. Berikut kesaksian teman sekelas mengenai P, pelajar SMAN 6 Garut yang ditemukan tewas bunuh diri di area luar lantai dua rumahnya pada Senin (14/7/2025) subuh. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa SMAN 6 Garut, Jawa Barat berinisial P (16) ditemukan meninggal di rumahnya pada Senin (14/7/2025) dini hari.

Diduga P mengakhiri hidup karena menjadi korban perundungan di sekolah.

Namun, pihak sekolah membantah adanya perundungan.

Keluarga P meminta keadilan dan kejelasan terkait perundungan yang dialami korban.

Kasus ini mendapat sorotan dari Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina serta Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Berikut tiga fakta Kepsek SMAN 6 Garut, Dadang Mulyadi dinonaktifkan sementara:

1. Dedi Mulyadi Minta Penyelidikan

Dedi Mulyadi berupaya menemukan pihak sekolah dan keluarga siswa yang diduga akhiri hidup.

Kedua belah pihak bersikuhuh dengan pendapat masing-masing.

Hingga kini pihak sekolah membantah adanya perundungan seperti yang diceritakan keluarga korban.

"Tadinya kita mau langsung melakukan konsiliasi mencari jalan tengah, tetapi karena keduanya merasa benar maka kita tempuh jalur investigasi pendalaman," ungkap Dedi melalui akun Instagramnya @dedimulyadi71, Kamis (17/7/2025).

Baca juga: Sah Dinikahi Anak Dedi Mulyadi, Wabup Garut Putri Karlina Akui Sempat Tak Ingin Dipestakan

Setelah Dadang dinonaktifkan dari jabatan Kepsek, Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat akan melakukan investigasi.

Hal tersebut dilakukan untuk mengungkap kelalaian proses belajar yang terjadi di SMAN 6 Garut.

"Untuk mewujudkan seluruh rangkaian ini berlaku secara transparan maka kepala sekolahnya kita nonaktifkan sementara sampai pemeriksaannya selesai," jelasnya.

2. Dadang Bantah adanya Perundungan

Sebelumnya, Dadang menegaskan tak ada perundungan di sekolahnya.

"Munculnya istilah pembullyan itu setelah anak tidak naik kelas," katanya, Selasa (15/7/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

Menurut Dadang, P tidak naik kelas lantaran nilai mata pelajarannya tidak mencukupi.

Pihak sekolah memberikan opsi ke orang tua agar P dipindahkan ke sekolah lain.

"Bahkan orang tuanya menerima bahwa anaknya tidak naik kelas, besoknya update status bahwa anaknya bernasib malang di sekolah, kami juga tidak tahu maksudnya apa itu," bebernya.

Hingga masuk tahun ajaran baru, orang tua belum mengambil opsi pindah sekolah sehingga P dinyatakan tidak naik kelas.

"Maka sampai hari ini status almarhum masih siswa kami," katanya.

Baca juga: Sosok Siswa SMA di Garut yang Diduga Alami Bullying, Ini Cerita Guru BK

3. Keluarga Belum Buat Laporan

Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, mendatangi rumah duka untuk mengucapkan belasungkawa.

Putri mengaku telah meminta dinas terkait memantau kondisi P sejak tiga pekan lalu.

"Saya terkejut ketika mendengar ini, ada adik kita meninggal diduga dibully."

"Seharusnya pendampingan selanjutnya tanggal 17 ternyata sudah keburu dipanggil Allah," tuturnya.

Terjadi perbedaan pendapat terkait penyebab korban akhiri hidup dari pihak sekolah dan keluarga.

Ia meminta dugaan perundungan diselidiki termasuk keterlibatan guru.

 "Masih terjadi keukeuh-keukeuh atau saling bersikukuh dari kedua belah pihak. Tapi yang jelas, kami berusaha bersikap se-netral mungkin dan mengevaluasi berdasarkan temuan-temuan dari tim psikolog," tukasnya.

Baca juga: Siswa SMA di Garut Akhiri Hidup Diduga Karena Di-bully Teman-temannya

Keluarga korban belum membuat laporan polisi karena menunggu itikad baik dari pihak sekolah.

"Mereka hanya ingin mendapatkan kejelasan, dari pihak sekolah pun saat ini sedang dilakukan asesmen.'

"Artinya, kedua belah pihak sama-sama menjalani proses asesmen yang berkeadilan," pungkasnya.

Disclaimer

Artikel ini membahas isu bunuh diri dan topik sensitif terkait kesehatan mental.

Informasi yang disampaikan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman, bukan sebagai pengganti nasihat medis atau profesional.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami krisis kesehatan mental atau mempertimbangkan tindakan bunuh diri, segera cari bantuan dari profesional kesehatan mental, konselor, atau layanan darurat.

Di Indonesia, Anda dapat menghubungi layanan bantuan seperti hotline kesehatan mental di nomor darurat setempat. 

Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kepala SMAN 6 Garut Bantah Ada Perundungan yang jadi Penyebab Siswanya Akhiri Hidup, Sebut Awal Mula

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Shidqi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan