Dedi Mulyadi Pimpin Jabar
Keberadaan Dedi Mulyadi saat Sopir Bus Demo Larangan Study Tour, Pelaku Pariwisata Dirugikan
Dedi Mulyadi didemo pelaku wisata tuntut cabut larangan study tour keluar Jabar. Dedi Mulyadi tak temui peserta aksi karena berada di Bogor.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi didemo sejumlah pelaku usaha pariwisata yang meminta larangan study tour siswa keluar Jawa Barat dicabut.
Sopir bus, kernet hingga pihak travel mendatangi halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat pada Senin (21/7/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.
Pukul 16.00 WIB, peserta aksi membubarkan diri karena Dedi Mulyadi tak menemui mereka.
Koordinator aksi solidaritas para pekerja pariwisata Jawa Barat, Herdi Sudardja, mengatakan Dedi Mulyadi dapat mendengar aspirasi para pelaku pariwisata lewat video call jika berada di luar Bandung.
Namun hingga sore hari tak ada kepastian kedatangan Dedi Mulyadi sehingga mereka kecewa.
Staf Pemprov Jabar hanya menawarkan audiensi di dalam Gedung Sate.
“Kita inginnya bertemu dengan Gubernur, atau teleconference (video call),” tegasnya, Senin, dikutip dari TribunJabar.id.
Mereka mengancam akan menggelar aksi lagi dengan jumlah peserta yang lebih banyak
"Tuntutan kita itu hanya satu, cabut larangan Gubernur kegiatan study tour sekolah. Dari sekolah di Jawa Barat ke luar Jawa Barat," katanya.
Saat didemo di Gedung Sate Bandung, Dedi Mulyadi sedang menghadiri acara peluncuran Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Hambalang, Citeureup, Bogor, Jawa Barat.
Kegiatan tersebut bersamaan dengan peluncuran KDMP di Klaten, Jawa Tengah oleh Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga: 10 Orang Diperiksa Buntut Insiden Maut Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, Tim Pengamanan hingga WO
Dedi Mulyadi menerangkan Desa Hambalang dipilih menjadi salah satu pilot project KDMP di Jawa Barat karena kesiapannya cukup baik.
"Saya lihat kepala desanya sangat paham masalah koperasi desa ini. Saya lihat kantornya baik, toiletnya bersih dan kepala desanya juga sederhana," ungkapnya, Senin (14/7/2025), dikutip dari WartaKotalive.com.
Setelah mendatangi Desa Hambalang, Dedi Mulyadi melihat layanan kesehatan yang disediakan baik dan kebutuhan pokok masyarakat tersedia.
"Koperasi ini mendekatkan layanan kepada masyarakat, termasuk juga menurunkan harga," terangnya.
Curhatan Sopir Bus
Seorang sopir bus, Jaya Slamet (37), mengaku ingin menyampaikan aspirasinya terkait larangan study tour siswa ke luar Jawa Barat
Aturan tersebut membuat pemasukan bulanannya berkurang.
Sebelum ada larangan study tour, Jaya dapat berulang kali mengantarkan siswa ke sejumlah wilayah di luar Jawa Barat.
Baca juga: Pihak RSUD Garut: 5 Korban Berebut Makan Gratis di Acara Nikahan Anak Dedi Mulyadi Masih Dirawat
"Seminggu bisa tiga kali, sebulan bisa 10 sampai 12 kali jalan antar wisatawan," bebernya.
Jaya menceritakan dirinya tak punya gaji bulanan dan pendapatannya ditentukan jumlah trip.
"Saya dibayar per trip, biasanya kalau ke Yogyakarta misalnya, dibayar Rp500 ribu, kalau satu bulan full masuk, bisa dapat Rp4 jutaan," imbuhnya.
Kini, pendapatan Jaya dari sopir bus hanya Rp1 juta setiap bulan dari yang awalnya Rp4 juta.
"Kebanyakan sekarang nganggur, serabutan saja. Di rumah kalau ada yang nyuruh nyangkul ya nyangkul, kadang jadi sopir truk juga," bebernya.
Menurutnya, Dedi Mulyadi mengeluarkan larangan tapi tak ada bantuan kepada para pelaku pariwisata.
"Jabar bukan Bali. Menu utama Bali itu wisatawan asing. Menu utama Jawa Barat itu adalah wisatawan, study tour, anak-anak sekolah yang jumlahnya cukup besar, potensi pasarnya sangat besar," tandasnya.
Baca juga: Bripka Cecep yang Gugur di Acara Pernikahan Anak Dedi Mulyadi Punya Impian Anaknya Jadi Polisi
Larangan Study Tour
Larangan menggelar study tour ke luar Jawa Barat tertuang dalam surat edaran (SE) Nomor: 64/PK.01/Kesra yang dikeluarkan oleh Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin.
Aturan tersebut dikeluarkan setelah terjadi kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok di Ciater Subang, Jawa Barat pada 11 Mei 2024 yang menewaskan 11 orang.
Dedi Mulyadi kemudian menegakkan aturan tersebut dengan mencopot Siti Faizah dari jabatan Kepala Sekolah SMAN 6 Depok karena tetap menggelar study tour.
Pencopotan ini dilakukan di hari pelantikan Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jabar yakni 20 Februari 2025.
Dedi menegaskan Kepala Sekolah yang tetap menggelar study tour akan dicopot.
"Kalau pergi piknik ke luar provinsi sudah jelas jalur surat edaran yang dibuat Pak Bey, Pj Gubernur lama," tuturnya, Sabtu (22/2/2025).
Baca juga: 5 Poin Pernyataan Dedi Mulyadi Kasus 3 Orang Meninggal di Acara Pernikahan Anaknya
Menurutnya, kegiatan study tour hingga kunjungan industri membebani wali murid.
"Banyak orang tua siswa yang tidak dalam posisi punya kemampuan keuangan harus ngutang ke sana kemari, yang berakibat pada beban ekonomi hidupnya semakin berat," jelasnya.
Selain itu, Dedi Mulyadi mengingatkan faktor keselamatan agar insiden yang dialami siswa SMK Lingga Kencana Depok tak terulang.
"Kedua, jaminan keselamatan terhadap siswa, seperti terjadi pada waktu kecelakaan SMK di Depok yang mengakibatkan meninggalnya jumlah orang yang banyak. Itu adalah pelajaran penting bagi kita semua agar tidak mengulangi peristiwa yang sama," tandasnya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Berjam-jam Demo di Gedung Sate, Sopir Bus Gagal Video Call dengan Dedi Mulyadi yang Sedang di Bogor dan WartaKotalive.com dengan judul Tinjau Koperasi Merah Putih di Hambalang, Dedi Mulyadi: Toiletnya Bersih, Kadesnya Sederhana
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Nazmi) (Wartakotalive.com/Hironimus Rama)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.