Minggu, 7 September 2025

Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi

Temuan Polda Jabar Usut Tragedi Pernikahan Anak Dedi Mulyadi dan Kapolda Metro yang Tewaskan 3 Orang

Tiga hari berlalu, apa saja yang sudah dilakukan Polda Jabar untuk mengusut tragedi maut di pesta pernikahan anak Dedi Mulyadi dan Kapolda Metro?

Tribun Jabar/ Sidqi Al Ghifari
MEMBERIKAN KETERANGAN - Maula Akbar dan Wakil Bupati Garut Putri Karlina memberikan keterangan kepada wartawan di Rumah Dinas Wakil Bupati Garut di Jalan Patriot, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (19/7/2025). Tiga hari berlalu, apa saja yang sudah dilakukan Polda Jabar untuk mengusut tragedi maut di pesta pernikahan anak Dedi Mulyadi dan Kapolda Metro? 

"Makanan yang tergelar itu murni hanya untuk masyarakat yang sambil nunggu lalu dipersilahkan makan tanpa ada penutupan, penghalangan. Daripada makan terbuang sia-sia lebih baik kita sajikan saja," katanya.

 

Kondisi TKP Tewasnya 3 Korban 

Niat berbagi makan gratis dalam pesta rakyat Maula Akbar dan Putri Karlina malah berujung tragedi.

3 orang tewas berdesakan menuju Pendopo Garut, lokasi makan gratis, Jumat 18 Juli 2025 setelah salat Jumat.

3 korban tewas itu adalah seorang polisi dan seorang anak kecil serta perempuan dewasa.

Lokasi 3 orang tewas itu tepat di gerbang masuk pendopo.

Sabtu 19 Juli 2025 atau sehari setelah peristiwa nahas itu, terlihat tanda lingkaran di sekitar gerbang masuk.

GERBANG PENDOPO BUPATI GARUT - Kondisi terkini Pendopo Bupati Garut, lokasi meninggalnya 3 warga dan polisi di acara pesta rakyat pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, foto diambil Sabtu (19/7/2025). 
GERBANG PENDOPO BUPATI GARUT - Kondisi terkini Pendopo Bupati Garut, lokasi meninggalnya 3 warga dan polisi di acara pesta rakyat pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, foto diambil Sabtu (19/7/2025).  (Tribunnews/Fransiskus Adhiyuda)

Lingkaran warna kuning itu diduga kuat lokasi para korban tergeletak tewas.

Satu lingkaran ada di tengah gerbang dan sudah masuk area pendopo.

Sementara 2 lingkaran ada di luar pendopo dan terletak agak pinggir.

Selain 3 lingkaran, ada juga satu garis lurus di luar gerbang Pendopo Garut.

Garis lurus itu diduga batas kerumunan warga yang akan masuk gerbang.

 

Siapa yang Bakal Jadi Tersangka?

Event Organizer (EO) yang menyelenggarakan rangkaian acara pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi dinilai berpotensi menjadi tersangka.

Acara rangkaian pernikahan tersebut menyebabkan tiga orang meninggal dunia saat berdesakan  mengikuti gelaran makan gratis.

EO adalah penyelenggara acara, orang atau perusahaan yang bertugas merancang, mempersiapkan dan menjalankan sebuah event agar sukses dan sesuai harapan klien.

EO biasa menangani berbagai jenis acara mulai dari yang formal, acara pribadi, acara publik hingga acara korporat. 

EO layaknya seperti sutradara di balik layar, tidak terlihat tapi menentukan suksesnya pertunjukan.

Baca juga: Sosok Irjen Rudi, Kapolda Jabar Usut Kasus 3 Tewas di Nikahan Anak Dedi Mulyadi dan Irjen Karyoto

Pakar hukum Universitas Islam Bandung (Unisba), Prof Nandang Sambas, mengatakan, jika dilihat dari kejadian awal, EO yang harus bertanggung jawab karena yang punya hajat sudah menyerahkan semuanya kepada EO.

"Tetapi ini perlu diteliti lebih lanjut sampai sejauh mana EO itu sudah melakukan upaya-upaya. Kalau sudah melakukan upaya yang sudah antisipatif mungkin itu kelalaian di luar keinginan karena siapa yang mau hajat tetapi malah jadi masalah," ujarnya saat dihubungi, Jumat (18/7/2025).

Tetapi jika ternyata EO tersebut tidak melakukan upaya preventif, kata Nandang, maka dugaan kelalaian akan muncul. 

Sedangkan, jika dilihat dari aspek kesengajaan, menurut dia, dinilai agak sulit karena tak mungkin ada orang hajat yang ingin berdampak pada korban jiwa.

"Mungkin perlu dilihat sampai sejauh mana bahwa EO itu sudah mempersiapkan hal seperti itu. Kalau itu karena banyaknya pengunjung yang berdesakan, nampaknya EO itu yang paling bertanggungjawab kalau menurut saya," kata Nandang.

Dia mengatakan, seharusnya EO sudah melakukan antisipasi terkait kejadian seperti itu mengingat acara yang digelar merupakan acaranya anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang pasti dihadiri oleh banyak orang.

"Lalu ketika ada kejadian itu, penanganannya harus dipikirkan seperti apa, karena KDM ini jadi buah bibir bukan hanya di Jawa Barat, tapi sudah nasional, bahkan mungkin mancanegara," ucapnya.

Menurutnya, ketika menyelenggarakan suatu event yang besar di orang ternama, maka EO itu seharusnya bersiap-siap melakukan antisipasinya, mulai menyiapkan mobil ambulans, posko kesehatan, termasuk melakukan langkah mitigasi.

"Nah nanti dilihat lagi, apakah mitigasi untuk menangani keadaan darurat sudah dilakukan atau belum. Kalau belum kemungkinan (kelalaian). Tapi kalau kesengajaan agak sukar menggalinya untuk terjadinya hal seperti itu, tapi kalau kelalaian mungkin saja," kata Nandang.

Jika memang ada kelalaian, kata dia, maka EO yang menyelenggarakan acara tersebut bisa dijerat dengan Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan kematian. 

"Untuk jerat hukumnya kalau KUHP itu ada pada Pasal 359 karena kelalaian menyebabkan matinya orang lain. Biasanya memang EO yang paling bertanggungjawab karena sudah memperoleh pendelegasian dari yang punya hajat," ucapnya.

 

EO Pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina Dikritik

Bripka Cecep Saeful Bahri jadi korban tewas dalam pesta rakyat pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina, Jumat (18/7/2025).

Meninggalnya Bripka Cecep tentu membuat duka mendalam bagi keluarga.

Adik Bripka Cecep, Adi Herdiansyah yang tengah berduka atas kepergian kakaknya itu mengkritik pihak EO pernikahan.

Baca juga: Bripka Cecep Gugur Saat Tolong Anak Perempuan Terinjak-injak di Acara Nikahan Putra Dedi Mulyadi

Adi mengaku ia tidak menyalahkan penyelenggara hajat yakni keluarga Dedi Mulyadi dan Wabup Garut.

Namun yang disesalkan Adi adalah persiapan dari event organizer alias EO yang menurutnya kurang matang.

"Sprint untuk pesta rakyat. Kita dan keluarga tidak menyalahkan adanya pesta rakyat. Cuma di sisi lain, biar ke depannya tidak terjadi ada korban, di EO harus benar-benar ada persiapan. Jadi plan A, plan B, sampai C sampai Z itu harus ada," pungkas Adi.

Dengan nada bicara tegas, Adi mengakui keluarganya sudah ikhlas menerima takdir bahwa Bripka Cecep meninggal.

Keluarga menganggap wafatnya Bripka Cecep adalah karena musibah.

"Yang diharapkan kami, biar tidak ada korban selanjutnya, korban sudah menerima, ini bukan suatu disengaja, ini adalah ujian buat keluarga kami," imbuh Adi.

Namun kata Adi, ia berharap agar pihak EO ke depannya bisa belajar dari kesalahan.

Yakni bisa matang memikirkan konsep acara yang dihadiri ribuan orang.

"Keluarga kami tidak mempermasalahkan yang punya hajat atau pesta rakyat, cuma harus disiapkan dari segi EO. Karena masyarakat tuh diatur, mau berapa banyaknya masyarakat, kalau diaturnya sebaik mungkin, tidak akan ada korban gini," ucap Adi.

MAKAM BRIPKA CECEP - Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol. Rudi Setiawan berziarah ke makam Bripka Cecep Saeful Bahri (39), Sabtu (19/7/2025). Almarhum Bripka Cecep diberikan kenaikan pangkat luar biasa Anumerta oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
MAKAM BRIPKA CECEP - Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol. Rudi Setiawan berziarah ke makam Bripka Cecep Saeful Bahri (39), Sabtu (19/7/2025). Almarhum Bripka Cecep diberikan kenaikan pangkat luar biasa Anumerta oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (Dok Polri/Ist)

Kendati gusar dengan pihak EO, Adi tampak bersyukur dengan respon cepat dari pembuat hajat atas insiden tewasnya Bripka Cecep.

Diceritakan Adi, keluarga Dedi Mulyadi sampai Wabup Garut sudah mendatangi kediaman korban.

"Yang punya acara wakil Bupati Garut, ke rumah duka dan suaminya langsung ke rumah duka. Dari bapak Dedi Mulyadi ke rumah langsung. Terus dari bapak ibu Putri, bapak Karyoto udah ke rumah, alhamdulillah," pungkas Adi.

Kian bersyukur, Adi lega dengan janji dari Dedi Mulyadi kepada tiga anak yang ditinggalkan Bripka Cecep.

"Bapak Gubernur Pak Dedi Mulyadi bilang mau, ketiga anak kakak saya Cecep Saipul Bahri, mau jadi anak angkat (Dedi), jadi pendidikannya mau ditanggung sampai perguruan tinggi," akui Adi.

 

Dedi Mulyadi akan Kooperatif

Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengaku tak masalah jika anak dan menantunya diperiksa Polisi, terkait peristiwa pesta rakyat berujung maut di Garut itu.

Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), yang dipimpin langsung oleh Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan, Jumat (18/7/2025)

“Iya, saya orang yang ingin selalu terbuka. Setiap problem (masalah) yang terjadi yang itu menjadi peristiwa hukum, saya dengan lapang dada dan dengan tangan terbuka bahkan mendukung upaya investigatif atau upaya penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Jabar, lakukan secara transparan agar publik mendapat penjelasan yang objektif,” kata Dedi, Sabtu (19/7/2025).


(tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJabar.com)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan