Program Makan Bergizi Gratis
4 Fakta Ratusan Siswa Diduga Keracunan MBG di Kupang, Menu Disebut Basi, Aromanya Tak Sedap
Ratusan siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga keracunan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (22/7/2025).
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Febri Prasetyo
Namun, siswa yang mengalami gejala lebih parah langsung dirujuk ke beberapa rumah sakit di Kota Kupang.
“Mereka dirawat di RS Mamami, RSUD S.K. Lerik, dan RS Siloam. Ada juga bantuan dari BPBD yang menurunkan ambulans mereka,” tambah Dumuliahi.
Dumuliahi menjelaskan sampai saat ini belum dapat dipastikan penyebab utama kejadian tersebut apakah karena makanan gratis yang dikonsumsi siswa atau faktor lain.
Pemerintah Kota Kupang telah berkoordinasi dengan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan pengujian terhadap sampel makanan yang diduga menjadi penyebab.
“Anak-anak bilang ada yang mulai sakit sejak kemarin, dan ada juga yang baru merasa sakit hari ini. Jadi kita belum bisa menyimpulkan penyebabnya. Biarlah proses penyelidikan dari Dinas Kesehatan dan BPOM yang menentukan,” ungkap Dumuliahi Djami.
Selain Dinas Pendidikan, bantuan juga datang dari Dinas Kesehatan dan BPBD Kota Kupang.
Beberapa ambulans dikerahkan untuk mengangkut para siswa, terdiri dari dua ambulans kecil dan dua ambulans besar, termasuk satu milik BPBD.
Seluruh siswa yang dirawat sedang dalam pengawasan tim medis, dan pihak sekolah serta orang tua terus dipantau untuk memastikan keselamatan para siswa.
3. Kepala Sekolah Buka Suara
Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Kupang Dra. Maria Th. Roslin S. Lana buka suara tentang insiden ini.
Maria menegaskan pihak sekolah telah bertindak cepat begitu mengetahui kondisi darurat tersebut.
“Kejadian bermula sekitar pukul 07.40 WITA, saat sejumlah siswa mulai meminta izin kepada guru untuk ke kamar mandi karena sakit perut. Awalnya hanya sekitar 18 siswa yang datang ke UKS, dan kami mengira hanya mereka yang terdampak,” ujar Maria.
Akan tetapi, kondisinya berubah dalam waktu singkat. Jumlah siswa yang mengeluh sakit terus bertambah hingga ruang UKS tidak mampu lagi menampung mereka.
“Ada yang muntah, ada yang bolak-balik ke kamar mandi, dan ada juga yang hanya mengeluh perutnya sangat sakit. Jumlahnya terus bertambah hingga ratusan,” lanjutnya.
Ia menyebut pihak sekolah sempat berinisiatif memberikan pertolongan pertama seperti air putih hangat dan mengoleskan minyak kayu putih.
Guru-guru juga ikut membantu penanganan darurat, tetapi karena ada siswa yang kondisinya cukup parah dan nyaris pingsan, pihak sekolah akhirnya menghubungi Puskesmas Oesapa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.