Pelecehan Seksual di Unsoed
KA UNSOED: Kampus Unsoed Harus Tegas dan Zero Tolerance Terhadap Kekerasan Seksual
Keluarga Alumni Unsoed desak penindakan tegas kasus kekerasan seksual dosen FISIP demi kampus aman dan berintegritas.
Penulis:
willy Widianto
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS COM, JAKARTA - Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (KA UNSOED) menyampaikan keprihatinan mendalam dan rasa duka atas mencuatnya dugaan kekerasan seksual yang melibatkan salah satu dosen/guru besar di Fisip Unsoed.
KA Unsoed adalah singkatan dari Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman, sebuah organisasi yang mewadahi para alumni UNSOED dari berbagai angkatan dan latar belakang.
"Kami menegaskan bahwa kekerasan seksual dalam bentuk apapun, dimanapun, dan oleh siapapun tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat ditoleransi dengan alasan apapun," kata Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (KA UNSOED), Dr. Abdul Kholik, SH, Msi dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Jumat(25/7/2025).
Sebagai bagian dari sivitas akademika yang menjunjung tinggi nilai-nilai integritas, moralitas, dan kemanusiaan, Abdul Kholik mendukung penuh langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak rektorat yang sudah membentuk Tim 7.
Hal yang dilakukan diantaranya menangani laporan dan dugaan kekerasan seksual secara cepat, transparan, dan akuntabel, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kemudian memberikan perlindungan dan pendampingan yang maksimal kepada korban, termasuk menjamin hak-hak korban agar tidak mengalami reviktimisasi.
Serta menindak tegas pelaku kekerasan seksual tanpa pandang bulu, termasuk apabila yang bersangkutan merupakan pejabat akademik, dosen, atau guru besar dan menguatkan komitmen Zero Tolerance terhadap kekerasan seksual di lingkungan kampus, sejalan dengan amanat Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi.
"Kami percaya bahwa UNSOED sebagai institusi pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan harus menjadi ruang aman bagi seluruh mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan seluruh elemen kampus. Tidak boleh ada ketakutan, apalagi pembiaran terhadap praktik kekerasan seksual," ujar Abdul Kholik.
Keluarga Alumni UNSOED lanjut Abdul Kholik juga mengajak seluruh pihak baik sivitas akademika, alumni, maupun masyaraka untuk mendukung proses investigasi dan penegakan disiplin yang sedang berjalan, menghormati hak-hak korban, serta menghindari spekulasi yang dapat menghambat proses hukum.
"Kami menegaskan bahwa nama besar UNSOED harus dijaga dengan integritas dan keteladanan moral, bukan dengan menutup-nutupi kesalahan, melainkan dengan keberanian mengambil tindakan tegas demi keadilan dan perlindungan terhadap korban.
UNSOED harus menjadi pelopor kampus aman, beradab, dan bebas dari segala bentuk kekerasan seksual," ujarnya.
Baca juga: Rektorat Unsoed Bentuk Tim Usut Kasus Dugaan Kekerasan Seksual yang Dilakukan Guru Besar
Sebelumnya Tim 7 yang dibentuk guna mengusut kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan seorang guru besar di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah segera akan mengumumkan hasil pemeriksaannya.
Ketua Tim 7 Kampus Unsoed, Prof Dr Kuat Puji Prayitno SH M.Hum mengatakan pihaknya ingin secepatnya kasus dugaan kekerasan seksual tersebut cepat tuntas.
"Secepatnya kami ingin kasus ini selesai menegakan hukum dan keadilan guna menciptakan kampus yang ramah dan aman untuk tempat belajar," kata Prof Kuat saat dikonfirmasi Tribun, Jumat(25/7/2025).
Namun, Prof Kuat enggan membocorkan apa hasil dari pemeriksaan tersebut. Ia berkilah saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan dengan beberapa pihak yang terkait dengan perkara tersebut.
Namun, Prof Kuat enggan membocorkan apa hasil dari pemeriksaan tersebut. Ia berkilah saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan dengan beberapa pihak yang terkait dengan perkara tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.