Dedi Mulyadi Pimpin Jabar
Istri Ridwan Kamil Protes Kelas Terlalu Padat, Dedi Mulyadi Sindir Minimnya Pembangunan Sekolah
Dedi Mulyadi izinkan 50 siswa per kelas di SMA Negeri, Atalia kritik kebijakan yang dinilai turunkan kualitas belajar dan bebankan guru.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menginisiasi kebijakan yang memperbolehkan jumlah siswa dalam satu kelas di SMA negeri mencapai 50 orang, naik dari sebelumnya 36 siswa.
Kebijakan ini diberlakukan mulai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025 dan disebut sebagai solusi darurat untuk mencegah anak-anak Jawa Barat putus sekolah.
Istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya, mengkritik kebijakan ini karena berpotensi menurunkan kualitas pembelajaran.
Atalia Praratya kini menjabat sebagai anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar.
Ia terpilih dari Daerah Pemilihan Jawa Barat I (Kota Bandung dan Cimahi) untuk periode 2024–2029.
Dalam kunjungan ke Sekolah Rakyat Cimahi pada Kamis (31/7/2025), wanita 51 tahun tersebut meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengkaji ulang kebijakan satu kelas 50 siswa.
Menurutnya, banyak guru sekolah negeri kesulitan mengelola siswa.
"Bagaimana mungkin anak-anak bisa nyaman kalau mereka duduk berhimpitan, belum gerahnya, belum aktivitas lainnya," ucapnya, dikutip dari TribunJabar.id.
Atalia berharap Pemprov Jabar mengutamakan kualitas pendidikan dibanding kuantitas siswa yang diterima di SMA Negeri.
"Bayangkan ngurus anak yang 25 itu saja repot apalagi dua kali lipat apalagi di masa-masa mereka itu adalah usia remaja," tandasnya.
Setelah mendengar kritik dari Atalia, Dedi Mulyadi membongkar minimnya pembangunan sekolah pada 2020 hingga 2025.
Baca juga: Di Cirebon, Harga Seragam SMP Tembus Rp3 Juta, Wali Murid Geruduk Kantor Disdik: Tidak Rasional!
Dedi Mulyadi membuat kebijakan tersebut karena ketimpangan jumlah siswa dan SMA di Jawa Barat.
Selama lima tahun, hanya ada 50 unit sekolah negeri yang dibangun.
Pada periode itu Jawa Barat dipimpin Ridwan Kamil yang menjabat sejak 5 September 2018 hingga 5 September 2023.
Kemudian Jawa Barat dipimpin Penjabat (Pj) Gubernur Bey Machmudin dari 5 September 2023 hingga 20 Februari 2025.
Dedi Mulyadi dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat pada 20 Februari 2025.
Politisi Partai Gerindra ini menegaskan kebijakan satu kelas berisi 43 hingga 50 siswa hanya diterpakan di 38 SMA Negeri di Jawa Barat.
"Itu pun kami lakukan terpaksa, dibanding mereka tidak sekolah."
"Mereka tinggal rumahnya dekat sekolah, jadi kalau harus bergeser ke tempat lain yang jauh bisa jadi mereka putus sekolah," katanya, Sabtu (2/8/2025).
Baca juga: Sosok Dedie Rachim, Wali Kota Bogor yang Usul Pelajar Tawuran Di-blacklist dari Universitas
Dari 800 ribuan siswa di Jawa Barat yang harus masuk SMA, kapasitas sekolah negeri hanya 40 persen.
"2021 hanya membangun sekolah SMA dua unit, 2022 hanya membangun satu unit, 2023 membangun enam unit yaitu satu satu SMA, tiga SMK dan dua SLB, 2024 membangun lima unit satu SLB, tiga SMA san satu SMK dan 2025 membangun 15 unit, 11 SMA, dua SLB dan dua SMK," sambungnya.
Ke depan, Dedi Mulyadi akan membangun 50 sekolah negeri di Jawa Barat.
"Saya ucapkan terima kasih atas kepeduliannya kepada dunia pendidikan di Jawa Barat, salam hormat buat RK (Ridwan Kamil) semoga bapak dan ibu sehat dan bahagia selalu," katanya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Istri Ridwan Kamil Soroti Kebijakan Dedi Mulyadi, Atalia: Rombel 50 Siswa Memberatkan Guru
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Rahmat Kurniawan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.