Minggu, 10 Agustus 2025

Kasus Kematian Prada Lucky di NTT: 4 Seniornya Berpangkat Pratu Ditangkap, Diduga Pukuli Korban

Denpom mengamankan 4 prajurit TNI berpangkat pratu yang diduga menganiaya Prada Lucky hingga meninggal

Editor: Erik S
TRIBUNFLORES.COM/HO-PATRICK
JENAZAH PRADA LUCKY- Jenazah Prada Lucky Namo (23), anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM), saat berada di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Rabu (6/8/2025) 

TRIBUNNEWS.COM, MBAY -  Empat prajurit TNI berpangkat prajurit satu (Pratu) diduga menjadi pelaku penganiayaan Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo (23) hingga meninggal dunia.

Prada Lucky adalah anggota TNI yang bertugas di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM), Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Komandan Kompi (Danki) C Yon TP 834/WM, Lettu Inf Rahmat mengungkapkan, setelah melakukan olah TKP, timnya berhasil mengungkap keterlibatan empat anggota Batalyon TP 834/WM Nagekeo berpangkat Pratu yang juga adalah rekan korban. 

Baca juga: Kesaksian Keluarga Prada Lucky, Personel TNI di NTT Tewas Diduga Dianiaya Senior

"Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara, tim menemukan empat orang terduga pelaku pemukulan terhadap almarhum Prada Lucky. Keempat terduga pelaku tersebut berpangkat Pratu, " ungkap Lettu Inf Rahmat, Kamis (7/8/2025). 

Lettu Rahmat juga menyebut keempat terduga pelaku kini sudah diamankan di Sub Denpom Ende guna menjalani proses pemeriksaan. 

Ayah Korban Tuntut Keadilan

Sersan Mayor (Serma) Christian Namo, ayah korban menuntut keadilan.

Serma Christian berdiri tegap di belakang mobil ambulans yang membawa jenazah putra tercintanya, Kamis (7/8/2025). Dengan mata melotot dan tangan kanannya menengadah, Christian berteriak mempertanyakan kehadiran negara saat anaknya meninggal dengan cara yang tidak wajar.

Di halaman depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, Christian yang bertugas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao, berulang kali meminta keadilan untuk anak lelaki sulungnya.

Meski beberapa rekan kerjanya berusaha menenangkan, upaya tersebut tidak berhasil. Christian terus meluapkan kekesalannya.

BEKAS LUKA - Bagian belakang tubuh Prada Lucky Namo dipenuhi bekas luka
BEKAS LUKA - Bagian belakang tubuh Prada Lucky Namo dipenuhi bekas luka (Istimewa)

"Kamu saksikan semua, yang bunuh anak saya sifat PKI, keji. Ingat baik-baik itu," teriak Christian dengan lantang.

Kekesalan Christian disebabkan kematian putranya, diduga akibat penganiayaan oleh para seniornya.

Kekecewaannya semakin meningkat karena keinginan untuk mengautopsi jenazah Lucky di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang tidak terwujud.

Di Rumah Sakit Wira Sakti, tidak ada dokter yang tersedia melakukan otopsi, sementara di Rumah Sakit Bhayangkara, dokter meminta surat pengantar dari polisi.

Baca juga: Kronologi Tewasnya Prada Lucky Namo Diduga Dianiaya Senior, Sempat Beri Pesan Terakhir ke Dokter

"Saya hanya ingin membuktikan penyebab meninggal sang buah hati melalui otopsi. Saya meminta negara harus hadir untuk membantuku, termasuk mengungkap pelaku pembunuh anak saya," ungkap Christian.

Setelah beberapa waktu, rekan-rekannya, termasuk komandan dan keluarga, berhasil membujuk Christian melunakkan sikapnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan