Sabtu, 16 Agustus 2025

Aksi Demonstrasi di Pati

Ucapan Bupati Sudewo yang Buat Eks Honorer RSUD Pati Sakit Hati, Demo Jadi Kesempatan 'Balas Dendam'

Ratusan eks pegawai honorer RSUD RAA Soewondo Pati menuntut Bupati Sudewo lengser. Mereka di-PHK karena kebijakan politis Bupati Sudewo.

TRIBUN JATENG
DEMO PATI - Ratusan warga, termasuk mantan pegawai honorer RSUD Soewondo, berkumpul di posko donasi Aliansi Masyarakat Pati Bersatu malam menjelang aksi demo 13 Agustus 2025. Ratusan eks pegawai honorer RSUD RAA Soewondo Pati menuntut Bupati Sudewo lengser. Mereka di-PHK karena kebijakan politis Bupati Sudewo. 

TRIBUNNEWS.COM - Aksi demonstrasi warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, digelar hari ini, Rabu (13/8/2025) di Alun-alun Pati.

Demonstran menuntut Bupati Pati Sudewo lengser dari jabatannya buntut kebijakan menaikkan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

PBB-P2 merupakan pajak atas bumi dan/atau bangunan yang berada di kawasan perdesaan dan perkotaan. 

Pajak ini dipungut berdasarkan undang-undang perpajakan dan menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD).

Kebijakan oleh mantan anggota DPR RI dua periode itu memicu kemarahan publik.

Meski kebijakan ini telah dibatalkan pada 8 Agustus 2025, warga tetap melanjutkan aksi sebagai bentuk protes terhadap kepemimpinan Sudewo.

Warga menuntut agar Sudewo mundur dari jabatannya karena dinilai kepemimpinannya tidak berpihak pada rakyat.

Aksi demo ini juga dimanfaatkan oleh ratusan mantan pegawai honorer Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RAA Soewondo, Kabupaten Pati.

Mereka menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) karena kebijakan politis Bupati Sudewo.

Aksi ini seolah menjadi kesempatan bagi mereka untuk "balas dendam" kepada Bupati Pati periode 2025-2030 itu.

Lewat unjuk rasa ini mereka tidak hanya ingin kembali bekerja, tetapi juga ikut menyuarakan desakan agar Bupati Sudewo lengser dari jabatannya.

Baca juga: Demo Depan Kantor Bupati Pati Ricuh, Polisi Duga Ada Kelompok Penyusup

"Kami akan sampaikan, kembalikan kami bekerja atau Bupati yang turun," kata satu di antara mantan pegawai honorer RSUD RAA Soewondo, Eko Supriyanto, Selasa (12/8/2025), dilansir TribunBanyumas.com.

Eko yang telah mengabdi selama 20 tahun merupakan satu dari 220 tenaga honorer yang diberhentikan tanpa pesangon dengan dalih efisiensi anggaran.

Mereka dipaksa mengikuti tes seleksi yang hasilnya mereka anggap tidak adil dan tidak transparan.

Selain kehilangan pekerjaan, hati mereka juga terluka oleh ucapan Bupati Sudewo yang menuding honorer RSUD RAA Soewondo masuk dengan cara menyogok atau asal masuk.

"Pak Sudewo bilang, kami masuk bledang-bledang (asal masuk), sogok-menyogok, itu yang buat saya sakit hati. Padahal, kami tidak pernah pakai uang," ucap korban PHK lainnya, Siswanto.

Siswanto menjadi cleaning service di RSUD Pati sejak 2006 lalu, dan mengikuti tes resmi pada 2012 atau 2013 untuk menjadi pegawai.

"Dulu katanya yang masa kerjanya di atas 10 tahun diprioritaskan, ternyata tidak sama sekali."

"Harapan kami, kembalikan kami bekerja kalau Soewondo memang masih butuh karyawan," urainya.

Para mantan pegawai honorer juga mempertanyakan alasan efisiensi sebab belakangan beredar kabar RSUD RAA Soewondo justru akan membuka rekrutmen pegawai baru.

Demo Ricuh

Sementara itu, demo yang berlangsung pada Rabu pagi, berlangsung ricuh.

Massa melempar ratusan gelas air mineral dan memaksa masuk ke Kantor Bupati Pati.

Sejumlah pihak kepolisian diturunkan untuk menjaga keamanan dan perlindungan agar massa tidak menerobos masuk.

Sejumlah polisi yang bertugas tampak menggunakan Alat Perlindung Diri (APD), tepat di depan gerbang Kantor Bupati Pati.

Baca juga: Demo Sampai Bupati Pati Sudewo Lengser, Massa: Kami Tak Mau Jadi Objek Uji Coba Pemimpin

Melalui siaran langsung YouTube TribunJateng.com, terlihat polisi mengerahkan mobil water cannon atau meriam air untuk mengatasi situasi yang semakin anarkis.

Polisi juga menembakkan gas air mata yang membuat banyak orang terjebak dan tidak bisa keluar dari lokasi tersebut.

Beberapa massa terlihat mulai mendorong pintu gerbang dan berusaha merobohkannya.

Tampak seorang anggota Brimob mulai emosional, ia berteriak ke arah massa dengan mengatakan:

"Bukan hanya kalian yang punya anak istri, perlakuan kalian kayak gini?," teriak seorang anggota Brimob sembari menunjuk ke arah sejumlah polisi yang tengah berjaga.

Sementara itu, massa terus menyuarakan agar Sudewo lengser dari jabatannya sebagai Bupati Pati.

"Bupati harus lengser, bupati lengser," ucap perwakilan massa.

"Turun, turun, turun Sudewo, turun Sudewo sekarang juga," 

"Kita di sini mengikuti tantangan Bupati Sudewo, kita datang 50.000 orang bahkan lebih, tapi kenapa Sudewo tidak menampakkan diri. Bupati pengecut," ucap massa di atas panggung.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Kisah Pilu Honorer RSUD Pati, 20 Tahun Mengabdi Dibuang, Kini Minta Bupati Mundur

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunBanyumas.com/Mazka Hauzan Naufal, TribunJateng.com/Alifia)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan