Aksi Demonstrasi di Pati
Buntut Demo Tuntut Bupati Sudewo Mundur, Puluhan Warga Pati Dirawat karena Sesak Napas-Patah Tulang
Dokter Jaga IGD RSUD Dokter RAA Soewondo Pati, Shofa Aji mengungkap akibat demo Warga Pati kemarin, ada 40 orang yang dilarikan ke rumah sakitnya.
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Warga Pati, Jawa Tengah, demo yang menuntut mundurnya Bupati Pati, Sudewo menyebabkan sejumlah orang luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit.
Aksi demonstrasi besar-besaran yang digelar warga Pati pada, Rabu (13/8/2025), kemarin buntut dari kebijakan yang diambil Bupati Pati, Sudewo yang ingin menaikkan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
PBB-P2 adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
Meski kini tarif pajak PBB hingga 250 persen ini sudah dibatalkan oleh Bupati Sudewo, warga Pati terlanjur marah dan kini justru menginginkan lengsernya Sudewo dalam tuntutan aksi demo mereka kemarin.
Sayangnya demo yang digelar di area Kantor Bupati Pati kemarin berlangsung ricuh dan mengakibatkan sejumlah orang luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit, salah satunya di RSUD Dokter RAA Soewondo Pati.
Dokter Jaga IGD RSUD Dokter RAA Soewondo Pati, Shofa Aji mengungkap akibat demo Warga Pati kemarin, ada 40 orang yang dilarikan ke rumah sakitnya.
Mayoritas mereka dirawat karena mengalami sesak napas akibat terkena gas air mata.
Tak hanya itu, ada juga peserta demo yang mengalami patah tulang akibat terkena lemparan dan pukulan saat demo.
"Ada yang patah, yang patah kena lemparan, ada yang kena pukulan itu ya. Ada yang kena pukulan itu ya. Untuk saat ini dari RD Suwondo itu yang pasnya total pasien yang masuk itu ada 40 orang yang sementara dirawat ada enam pasien."
"Untuk kondisinya rata-rata memang sesak nafas ya karena terkena gas air mata. Terus ada sebagian yang dirawat."
"Rata-rata emang ada yang patah, ada yang patah kena lemparan, ada yang kena pukulan itu ya. Terus ada juga yang luka robek itu," kata dr Shofa dilansir Kompas TV, Kamis (14/8/2025).
Baca juga: Polisi: 22 Orang Provokator Demonstrasi di Pati Dipulangkan ke Keluarga
Setelah menjalani perawatan, 34 pasien sudah diperbolehkan untuk pulang.
Sementara itu enam pasien lainnya masih harus menjalani perawatan di RSUD Dokter RAA Soewondo Pati.
"Untuk yang lain insyaallah ya total berarti kan enam yang pulang ada 34 yang dirawat ada 6 orang," imbuh dr Shofa.
Kondisi Kapolsek Pati Kota yang Jadi Korban Kericuhan Demo Pati
Kapolsek Pati Kota Iptu Heru Purno menjadi sasaran amuk massa dalam kericuhan aksi demonstrasi yang menuntut Sudewo lengser dari jabatannya sebagai Bupati Pati, Rabu (13/8/2025).
Diketahui kericuhan ini terjadi setelah massa aksi melempari botol dan gelas air mineral yang sebelumnya dihimpun sebagai donasi logistik peserta aksi.
Air mineral dalam kemasan botol maupun gelas plastik itu menjadi "amunisi" bagi massa untuk dilemparkan ke Kantor Bupati Pati.
Kemudian ketika massa mulai masuk ke area halaman Kantor Bupati Pati, polisi lantas melakukan pengamanan dengan menembakkan water cannon (meriam air) dan gas air mata.
Baca juga: Komisi II DPR: Kasus Bupati Pati Sudewo Jadi Pelajaran Penting dan Banyak Hikmahya
Peserta aksi pun terus melemparkan gelas-gelas air mineral. Di tengah kekacauan itu, Iptu Heru Purnomo yang berada di Alun-alun Pati menjadi korban pengeroyokan.
Hingga kini, Iptu Heru sedang menjalani perawatan medis di RSUD RAA Soewondo Pati karena mengalami luka bocor di kepalanya. Ia terluka setelah kepalanya menjadi sasaran pelemparan batu.
Menurut Kabid Dokkes Polda Jateng Kombes Pol drg Agustinus, Heru menjalani rawat inap dan dalam kondisi sadar, namun mengeluh pusing.
Korban lain dari pihak kepolisian yang menjalani perawatan di RSUD Soewondo Pati adalah Galih Dega Pramudya. Ia masih berada di IGD akibat luka robek di paha kanan.
Baca juga: Tabiat Sudewo: Ogah Mundur sebagai Bupati Pati meski Sudah Didesak Warga, Kini Terseret Korupsi DJKA
11 Orang Ditangkap
Ada 11 orang yang ditangkap oleh Polda Jateng karena diduga menjadi provokator dalam aksi demo lengserkan sang bupati, Sudewo nyatanya tetap ngotot ogah mundur.
Bupati Sudewo menegaskan dirinya akan menjadi pemimpin yang lebih baik lagi setelah didemo dan didesak warga agar mundur dari jabatannya sebagai orang nomor 1 di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Terkait sidang paripurna DPRD yang memutuskan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket untuk menyelidiki kebijakan PBB-P2, Sudewo mengaku menghormati langkah tersebut.
"Hak angket itu kan memang salah satu yang dimiliki DPRD, jadi saya menghormati hak itu yang dijalankan oleh DPRD," ujar Sudewo saat wawancara eksklusif dengan Pemred Tribunjateng.com, Ibnu Taufik Juwariyanto seusai kegiatan di Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (13/8/2025).
Ia juga memastikan siap hadir jika sewaktu-waktu dipanggil dewan dan siap memberi keterangan.
Baca juga: Dukung Bupati Pati Sudewo di Pilkada 2024, PKB Respons Proses Pemakzulan Sang Bupati
Bupati Sudewo Minta Maaf
Bupati Sudewo mengaku peristiwa demo ini menjadi pembelajaran penting, baik untuk dirinya maupun masyarakat Pati dan menegaskan sudah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.
"Saya sudah sampaikan tadi bahwa ini permohonan maaf saya, kemudian ini merupakan pembelajaran bagi saya," ucapnya.
"Ke depan, saya akan berbuat baik dan saya harapkan pembelajaran bagi seluruh rakyat Kabupaten Pati. Jangan sampai peristiwa semacam ini terjadi kembali," tambahnya.
Sudewo juga mengingatkan semua pihak untuk menjaga situasi kondusif dan tidak mudah terprovokasi.
"Jadi Kabupaten Pati ini adalah milik kita semua, milik seluruh rakyat Kabupaten Pati yang harus sama-sama kita jaga agar situasi kondusif," tuturnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Theresia Felisiani/Muhamad Deni Setiawan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.