Puluhan Emak-emak Cantik Demo Tolak Pemecatan Kepala Sekolah SDIT Roudlotul Jannah Ciawi
Hera mengaku resah dengan adanya keputusan pemutusan kerja kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tersebut. Ada ketegangan guru dan manajemen yayasan
Editor:
willy Widianto
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarudin Irfani
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Suasana di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mendadak ramai oleh emak-emak berpakaian serba hitam dan pita merah. Mereka ternyata adalah wali murid dari SDIT Roudlotul Jannah yang beralamat di Jalan Veteran III, Desa Banjarwangi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca juga: Kronologi Lengkap Truk Tabrak Gerbang Tol Ciawi hingga Ambruk: Dipicu Rem Blong
Mereka melakukan aksi unjuk rasa buntut dinamika internal di SDIT Roudlotul Jannah yang memicu ketegangan antara guru dan manajemen sekolah sejak akhir 2024 yang terus bergulir.
Polemik itu memuncak setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah islam terpadu tersebut terdampak atas adanya pemberhentian kepala sekolah serta wakil kepala sekolah yang mengajar siswa kelas 6.
Wali murid pun meluapkan kekecewaannya melalui aksi damai dengan mendesak direktur yayasan untuk mundur dari jabatannya. Mereka juga membawa sejumlah spanduk kritikan terhadap pihak yayasan yang dipajang di depan gedung yayasan.
"Kita minta dipecat atau diberhentikan ganti direktur lainnya yang punya visi. Karena memang kebijakan atau keputusannya bertentangan tidak relevan," ujar Koordinator Aksi, Hakkiyuddin di lokasi demo, Selasa (19/8/2025).
Dalam aksi ini, terdapat tiga poin tuntutan yang dibawa dengan harapan dikabulkan oleh pihak yayasan. Massa aksi menuntut kegiatan belajar mengajar dapat kembali berjalan normal dengan guru-guru yang sudah ada selama ini.
Kemudian para wali murid meminta pihak yayasan untuk menarik kembali pemutusan kerja terhadap Kepala Sekolah bernama Edi Sutisna dan Wakil Kepala Sekolah Sopian. Tuntutan berikutnya yaitu wali murid meminta aturan yang dibuat oleh direktur untuk direvisi bahkan dihapus.
Hakkiyuddin mengungkapkan, aksi damai ini merupakan kelanjutan dari aksi sebelumnya yang belum menemui titik terang. "Hari ini lanjutan dari hari Jumat kemarin bahwa kemarin tidak ada keputusan sehingga berlanjut pada hari ini. Keputusan hari ini sudah jelas, ada tiga tuntutan kami," katanya.
Baca juga: Klarifikasi Kronologi Kecelakaan di Subang, Yayasan Sekolah akan Panggil Guru dan Murid yang Selamat
Salah seorang wali murid, Hera mengaku resah dengan adanya keputusan pemutusan kerja kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tersebut karena menurutnya akan berdampak terhadap kegiatan belajar mengajar.
"Resah, sedih, kenapa harus kayak begini, soalnya yang dari dulu-dulu nggak pernah ada kejadian begini," ujarnya.
Hera menilai, guru-guru yang ada di sekolah tersebut termasuk dua guru yang diberhentikan memiliki rekam jejak yang baik di matanya. Seperti halnya kepala sekolah yang diberhentikan yakni Edi Sutisna kata dia selalu berada di tengah siswa sehingga kehadirannya sangat dirasakan.
Kemudian wakil kepala sekolah yang juga mengajar siswa kelas VI, Sopian, menurutnya merupakan sosok yang ramah terhadap anak-anak dan membuat siswa nyaman dalam belajar.
Bahkan, wanita berusia 36 tahun itu mengaku menyekolahkan dua anaknya di sekolah tersebut karena percaya akan kualitas guru yang mumpuni.
Baca juga: Polisi Tangkap 11 Orang Diduga Provokator dalam Aksi Unjuk Rasa Tuntut Bupati Pati Mundur
"Guru-guru di sini pakai hati sih, orang tuanya jadi berasa kayak saudara begitu sama guru-gurunya," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.