Sumur Minyak di Blora Kebakaran
Foam dan Lumpur Belum Mampu Padamkan Api Sumur Minyak yang Terbakar di Blora, Tekanan Jadi Rintangan
Pemadaman api di sumur minyak rakyat di Blora terkendala dengan tekanan kuat dari dalam sumur. Foam dan lumpur masih belum bisa atasi kebakaran
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Bobby Wiratama
Selain itu, penyemprotan busa atau foam juga masih kurang maksimal karena stoknya habis.
Pertamina, kata Agung, sedang menyiapkan foam tambahan guna penyemprotan ulang.
"Untuk sementara ini dari pihak Pertamina sedang mengambil foam untuk persiapan. Nanti apabila dibutuhkan untuk penyemprotan foam lagi ya kita laksanakan," jelasnya.
Pihak BPBD Blora saat ini masih menunggu dari Pertamina untuk langkah selanjutnya.
Selain itu, kabupaten sekitar Blora juga turut membantu memadamkan api yang membakar sumur minyak ilegal ini.
"Untuk alternatif lanjutan, kita masih standby di sini menunggu dari pihak Pertamina. Kebetulan foam nya baru datang,"
"Nanti kami berkoordinasi lagi dengan pihak Pertamina dan tim gabungan dari berbagai unsur termasuk dari bantuan dari Kabupaten lain, seperti dari Kabupaten Pati, dari Kabupaten Rembang, dari Kabupaten Kudus, dari Kabupaten Grobogan," pungkasnya.
Diketahui, pemadaman menggunakan foam dilakukan karena busa efektif digunakan untuk mengatasi api yang berasal dari bahan cair seperti minyak.
Foam berguna menutupi permukaan minyak yang terbakar sehingga oksigen bisa terhalang.
Busa juga efektif untuk mencegah penyebaran api karena membatasi pergerakan cairan.
Baca juga: Upaya Pemadaman Kebakaran Sumur Minyak, Rumah Warga Terpaksa Diratakan dengan Tanah
Foam juga umum digunakan untuk memadamkan kebakaran di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Tanggul Dibuat untuk Tahan Penyebaran Kebakaran
Selain penggunaan foam, BPBD Blora juga membuat tanggul.
Empat excavator dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Blora pun dikerahkan untuk membuat tanggul supaya kebakaran tidak menyebar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora, Mulyowati mengatakan api saat ini sudah bisa berkurang tak seperti hari pertama.
Ia menuturkan, tanggul dibangun sejak Selasa (19/8/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.