Rabu, 27 Agustus 2025

3 Kejanggalan Kematian Brigadir Esco di Lombok Barat: Warga Tak Cium Bau Busuk dan Tali ke Samping

Brigadir Esco ditemukan tewas membusuk di kebun dekat rumahnya di Lombok Barat. Warga, kepala desa hingga keluarga ungkap kejanggalan.

Penulis: Faisal Mohay
TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA
PENEMUAN MAYAT POLISI - Pihak Kepolisian Polres Lombok Barat melakukan olah TKP atas kematian Brigadir Esco, anggota Polres Lombok Barat yang ditemukan tergantung di kebun tak jauh dari rumahnya di Desa Jembatan Gantung, Kabupaten Lombok Barat, Senin (25/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Brigadir Esco Fasca Rely, anggota Intel Polsek Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditemukan tewas dalam kondisi tak wajar pada Minggu (24/8/2025) sekitar pukul 11.30 WITA. 

Jasad korban ditemukan pertama kali oleh mertuanya, Saihun di kebun Dusun Nyiur Lembang Dalem, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat.

Brigadir Esco hilang dari rumah sejak Selasa (19/8/2025) dan ditemukan tewas lima hari kemudian.

Kondisi jasad terlentang di bawah pohon dengan leher terikat tali dan jasad membusuk.

Tidak ditemukan bagian tubuh yang hilang, namun wajah korban rusak dan sulit dikenali.

Hasil visum luar menunjukkan adanya luka hantaman benda tumpul pada tubuh korban..

Penyebab kematian belum terungkap karena menunggu hasil autopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara Mataram.

Brigadir Esco berasal dari Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah.

Ia menikah dengan anggota polisi wanita bernama Briptu Rizka Sintiyani yang kini bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Lembar.

Dalam struktur kepangkatan Polri, Brigadir lebih tinggi daripada Bripda.

Mereka tinggal bersama kedua anak di Dusun Nyiur Lembang Dalem, Desa Jembatan Gantung.

Baca juga: Polda NTB Ungkap Luka di Tubuh Brigadir Esco, Keluarga Yakin Bukan Akhiri Hidup

Jarak rumah Brigadir Esco dengan kebun lokasi penemuan jasad hanya 10 meter.

Kebun tersebut milik warga dari luar desa dan jarang didatangi.

Berikut tiga kejanggalan kematian Brigadir Esco:

1. Warga Tak Cium Aroma Busuk

Salah satu warga bernama Anisah, mengaku tak pernah mencium bau busuk dari kebun yang cukup dekat dengan rumahnya.

“Ndak ada bau busuk itu, baunya itu keluar saat (jasad Brigadir Esco) sudah ketemu, itu kemarin nggak ada, apalagi ini (TKP) dekat rumah,” bebernya, Senin (25/8/2025), dikutip dari TribunLombok.com.

Selama ini Anisah tinggal sendirian karena suami merantau dan tak pernah mendengar suara mencurigakan dari kebun.

“Kalau ada bau pasti kita curiga, ini nggak ada sama sekali, apalagi katanya kan sudah membusuk,” lanjutnya.

Anisah tak mengenal Brigadir Esco karena jarang keluar rumah.

“Sosok almarhum ini nggak pernah saya berinteraksi, karena memang saya juga jarang keluar, saya nggak tau orangnya, dia jarang di rumah juga, dia setiap hari pergi piket saja,” tukasnya.

Baca juga: Sosok Brigadir Polisi Tewas di Lombok Barat, Warga Temukan Lehernya Terikat Tali di Bawah Pohon

2. Istri Tak Buat Laporan Orang Hilang

Kepala Desa Jembatan Gantung, Suhaimi, menyatakan istri korban tak pernah membuat laporan orang hilang meski Brigadir Esco tak dapat dihubungi sejak Selasa (19/8/2025).

“Istrinya nggak pernah lapor kalau suami belum pulang. Dan ndak pernah dia lapor kasih tau tetangga atau kadusnya,” jelasnya.

Suhaimi baru mengetahui Brigadir Esco menghilang dan ditemukan tewas setelah mendatangi lokasi penemuan jasad.

“Saya dapat kabar pertama kali itu mau jam 04:30 WITA, saya ke sini dari sawah saya lari ke sini (TKP),” sambungnya.

Ia hanya mengetahui Brigadir Esco suka memelihara burung dan berkebun.

3. Tali Menjulur ke Samping

Mertua Brigadir Esco, Saiun yang menjadi orang pertama yang menemukan jasad menjelaskan posisi tali di tubuh korban.

Tali tersebut tidak menjulur dari atas ke bawah, namun dari samping dengan posisi tergantung di pohon kecil.

Baca juga: Polisi Selidiki Kematian Brigadir Esco Faska di Lombok Barat, Minta Publik Tak Berspekulasi

“Masyarakat di sini nggak ada yang percaya dia meninggal karena gantung diri, apalagi saat saya pertama kali menemukannya, tali yang menggantung lehernya itu dia kendor, dan juga posisinya dia terlentang miring,” terangnya.

Selama ini, korban dikenal baik dan tak punya musuh di masyarakat.

Pihak keluarga melakukan pencarian selama lima hari bahkan menggunakan bantuan dukun.

“Korban ini baik, ndak ada musuhnya di sini, apalagi sama istrinya, ndak pernah saya lihat dia berkelahi, jadi kami di keluarga ini tidak percaya kalau dia meninggal bunuh diri,” bebernya.

Pihak keluarga berharap kasus kematian Brigadir Esco dapat segera terungkap.

“Apapun hasilnya ini kita terima, kalau murni gantung diri ataupun dibunuh, kita harap pihak kepolisian bisa bekerja dengan sebaik baiknya, kami percaya pihak kepolisian, mengingat anak kami juga merupakan anggota yang saya yakin ia baik orangnya,” tandasnya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Hilang Kontak Sejak 19 Agustus, Mayat Brigadir Esco Ditemukan Pertama Kali oleh Mertua

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunLombok.com/Robby Firmansyah)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan