Balita Tewas karena Cacingan Akut
Kemenkes Ungkap Penyebab Kematian Balita R di Sukabumi, Benar karena Cacingan?
Sebelum meninggal, balita R berjuang dengan tubuhnya yang dipenuhi cacing gelang.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyatakan meninggalnya balita R dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, bukan karena cacingan.
Kematian R balita berusia 4 tahun itu memilukan. Sebelum meninggal, R berjuang dengan tubuhnya yang dipenuhi cacing gelang.
Namun, R mengembuskan napas terakhir pada 21 Juli 2025.
Berikut penjelasan Kemenkes tentang penyebab meninggalnya R.
1. Datang ke IGD dalam keadaan kesadaran menurun
Dokter yang menangani R, dr. Sianne, Sp.A, menjelaskan saat tiba di IGD, pasien sudah tidak sadar dan berdasarkan anamnesis, telah mengalami demam tinggi serta penurunan kesadaran sejak satu hari sebelumnya.
Selain itu R datang dalam kondisi demam serta batuk sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit.
"Riwayat medis menunjukkan pasien telah menjalani pengobatan yang tidak jelas ke mana lebih dari sepuluh kali dalam tiga bulan terakhir oleh karena demam dan batuk,” ujar dr. Sianne pada Senin (25/8).
2. Temukan TBC paru aktif, Pneumonia, Meningitis, hingga Malnutrisi
Selama perawatan R, tim medis menemukan cacing gelang dewasa.
Selain itu, hasil pemeriksaan radiologi toraks menunjukkan adanya TBC paru aktif dan pneumonia.
Baca juga: 4 Menteri Prabowo Rapat Bahas Kasus Kematian Balita Karena Cacingan di Sukabumi
Sementara itu, radiologi abdomen memperlihatkan cacing dalam jumlah banyak tanpa tanda sumbatan.
CT scan kepala juga mengonfirmasi adanya radang selaput otak/meningitis.
Penanganan dilakukan secara menyeluruh, meliputi terapi anti-TB, antibiotik, koreksi elektrolit, pemberian obat-obatan untuk mempertahankan tekanan darah dan denyut jantung, serta pemberian obat cacing albendazole.
Setelah terapi albendazole, pasien mengeluarkan cacing dalam jumlah banyak melalui buang air besar selama beberapa hari.
Pasien meninggal dunia pada hari kesembilan perawatan, Senin (21/7) pukul 14.24 WIB.
Menurut dr. Sianne, diagnosis kematian langsung adalah sepsis, dengan penyebab antara malnutrisi berat kwashiorkor dan stunting, serta penyebab dasar meningitis TB stadium 3.
3. Cacingan bukan penyebab kematian
Ketua Kolegium Parasitologi Klinik Prof. dr. Agnes Kurniawan, Sp.Par.K, menegaskan kematian pasien tidak disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides), melainkan oleh kondisi medis berat yang sudah diderita sebelumnya.
“Penyebab kematian bukan cacing. Pasien sudah masuk rumah sakit dalam kondisi kesadaran menurun," terang dia.
Albendazole tidak langsung membunuh cacing, tetapi memicu migrasi keluar tubuh. Hasil pemeriksaan foto abdomen tidak menunjukkan adanya obstruksi atau sumbatan pada usus yang dapat menyebabkan peritonitis (radang selaput usus).
Hal senada disampaikan dokter spesialis anak, Prof. dr. Anggraini, Sp.A(K), yang mengatakan, berdasarkan pemeriksaan, ditemukan adanya infeksi di susunan saraf pusat dan sepsis.
Baca juga: Terungkap Balita Raya Masih Saudara Kepala Desa Wardi, Bupati Sukabumi: Saya Sangat Prihatin
Selain itu, cacing dewasa tidak masuk ke otak, paru, dan jantung karena ukurannya yang besar.
"Larva cacing gelang memang memiliki siklus hidup melalui pembuluh darah dan saluran napas yang kadang menyebabkan gangguan nafas, namun tidak menyebabkan kematian," katanya.
4. Bantah temukan cacing 1 kg
Tentang isu di media bahwa cacing yang keluar mencapai 1 kg, dr. Sianne meluruskan bahwa rumah sakit tidak pernah menimbang cacing tersebut.
“Kami tidak melakukan penimbangan karena keluarnya cacing berlangsung bertahap selama beberapa hari,” tegasnya.
Kasus ini menjadi pengingat penting mengenai bahaya TBC lanjut yang diperberat oleh malnutrisi dan infestasi parasit.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran terhadap sanitasi lingkungan, pemenuhan gizi anak, serta deteksi dini penyakit menular seperti TBC dan infeksi cacing.
Mengenal Sepsis dan Gejalanya
Sepsis adalah suatu kondisi yang jarang terjadi namun sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kegagalan organ vital tubuh seperti paru-paru dan ginjal.
Kondisi ini terjadi akibat peradangan yang disebabkan oleh infeksi.
Peradangan tersebut kemudian menyebabkan pembekuan darah yang menghambat aliran darah di arteri.
Akibatnya, organ vital dalam tubuh tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang diperlukan.
Beberapa tanda sepsis yang dapat dikenali antara lain sebagai berikut.
• Kebingungan atau kehilangan arah
• Kesulitan bernapas atau bernapas dengan cepat
• Detak jantung yang cepat
• Demam, menggigil, atau merasa sangat dingin
• Nyeri atau rasa tidak nyaman yang parah
• Kulit lembap atau berkeringat
• Produksi urin yang berkurang
Syok septik dapat diidentifikasi melalui kondisi sepsis yang parah dengan tekanan darah yang sangat rendah dan tidak dapat diatasi dengan pemberian cairan melalui infus.
Pada kasus syok septik, kemungkinan kematian mencapai 50 persen
Balita Tewas karena Cacingan Akut
Buntut Kematian Balita Akibat Cacingan, Pemerintah Ubah SOP BPJS Hingga Rujukan Puskesmas |
---|
Penampakan Rumah Balita Raya, Kondisinya Tak Layak Huni sebelum Dibangun Warga |
---|
Cacing Bisa Jalan ke Otak, Usus, hingga Keluar Lewat Mulut Anak |
---|
4 Menteri Prabowo Rapat Bahas Kasus Kematian Balita Karena Cacingan di Sukabumi |
---|
Terungkap Balita Raya Masih Saudara Kepala Desa Wardi, Bupati Sukabumi: Saya Sangat Prihatin |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.