Jumat, 5 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Demo di Malioboro Jogja Tuntut Reformasi Total, Mahasiswa di Solo dan Semarang Gelar Aksi Damai

Ribuan massa turun ke jalan di Jateng dan DIY, tuntut keadilan atas tewasnya dua warga sipil dalam aksi, desak reformasi total institusi negara.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Bobby Wiratama
TribunSolo.com/Andreas
RICUH - Bentrokan kembali terjadi antara massa aksi solidaritas driver ojek online (Ojol) dan aparat keamanan di depan Mako Brimob Batalyon C Solo, Jalan Adi Sucipto, Manahan, Solo, Jumat (29/8/2025). Demo kembali digelar di sejumlah wilayah seperti Jogja, Solo dan Semarang. 

TRIBUNNEWS.COM - Aksi demonstrasi digelar di sejumlah wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin (1/9/2025).

Di Jawa Tengah aksi berlangsung di depan gedung DPRD Solo, Jawa Tengah dan Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah.

Sedangkan di DIY, aksi berlangsung di bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) kemudian bergerak ke kawasan Malioboro.

Jarak antara UGM ke Malioboro sekitar 4,5 kilometer.

Lalu lintas di kawasan Malioboro dan Tugu Jogja sempat macet akibat adanya aksi.

Aksi demonstrasi digelar setelah tewasnya driver ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan akibat dilindas rantis Brimob di Jakarta pada Kamis (28/8/2025) lalu.

Demo kembali memakan korban jiwa dengan tewasnya mahasiswa Amikom Yogyakarta bernama Rheza Sendy Pratama saat mengikuti aksi di depan Mapolda DIY pada Minggu (31/8/2025) pagi.

Massa menuntut kematian keduanya diusut tuntas.

Dadung, selaku perwakilan massa aksi di Yogyakarta menegaskan tuntutan reformasi total terhadap seluruh institusi negara mulai kepolisian, DPR RI hingga pemerintahan Prabowo-Gibran.

Menurutnya, tak ada lembaga negara yang bersih hingga mengakibatkan nyawa warga hilang.

“Harus ada reformasi besar-besaran. Harus ada reformasi total terhadap seluruh institusi negara."

Baca juga: Sepatu Pelanggan Dijarah saat Demo, Tukang Sol di Banyumas Kebingungan: Mau Ganti Juga dengan Apa?

Tidak ada satu pun institusi negara hari ini yang bersih. Mulai dari DPR, Presiden, legislatif, eksekutif, semuanya melakukan kesalahan."

"Nyawa rakyat hari ini hanya dianggap sebagai angka, padahal bagi kami, satu nyawa saja sudah terlalu banyak untuk dikorbankan demi kebijakan yang salah,” paparnya, Senin (1/9/2025) sekitar pukul 12.31 WIB, dikutip dari TribunJogja.com.

Sejumlah perwakilan massa diperbolehkan masuk ke gedung DPRD DIY yang berada di kawasan Malioboro.

Orasi kemudian dilanjutkan dengan mengingatkan kepolisian untuk tidak bertindak represif.

“Polri beberapa kali menangani massa aksi dengan cara represif. Sampai-sampai pada tanggal 25 kemarin terjadi tragedi. Ada kawan-kawan kita dari ojol, Affan Kurniawan, yang ditabrak dan dilindas oleh mobil Barakuda."

"Hal ini kemudian memicu amarah masyarakat Indonesia. Kemudian di Jogja, di depan Polda DIY, ada juga kawan mahasiswa dari Amikom yang dipukuli polisi sampai meninggal,” lanjutnya.

Dadung menyatakan kericuhan ini berawal dari anggota DPR RI yang membahas kenaikan tunjangan mereka padahal kondisi rakyat sedang kesulitan.

“Pada awalnya, tuntutan kami ditujukan kepada DPR terkait kenaikan tunjangan DPR. Nah, hal ini kami nilai sangat tidak pantas, apalagi dalam kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang sedang sangat lemah."

"Masyarakat kesusahan mencari lapangan kerja, tetapi DPR sebagai perwakilan rakyat malah menaikkan gaji dan mempergemuk diri mereka sendiri, tanpa melihat bahwa rakyat sedang menderita,” sambungnya.

Baca juga: APPBI Ungkap Masih Ada Satu Mal yang Belum Beroperasi Imbas Demo di Jakarta

Pada Minggu (31/5/2025), Presiden Prabowo menyatakan membatalkan kenaikan tunjangan anggota DPR RI, tapi massa belum puas dengan keputusan tersebut.

"Kita sudah terlalu sering menerima janji-janji dari pembuat kebijakan, tapi tidak pernah terealisasi."

"Maka dari itu, kami akan terus turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mahasiswa dan rakyat Indonesia,” imbuhnya.

Di Solo, demo digelar di gedung DPRD Solo yang kondisinya sudah terbakar, Senin (1/9/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.

Massa berasal dari mahasiswa berbagai kampus di Solo Raya dan sepakat mengenakan jas almamater untuk menghindari penyusup.

Presiden BEM Universitas Sebelas Maret (UNS), Muhammad Faiz Zuhdi, menegaskan aksi yang mereka lakukan tak akan ricuh.

“Mungkin sekitar 8 ratusan. Kalau kita tetapkan pakai almamater. Kalau memang nanti saat aksi massa ada yang ricuh ada yang tidak sesuai rencana kita langsung mundur,” ucapnya.

Baca juga: Demo di Surabaya Ricuh, Ruang Kerja Emil Dardak Dibakar, Netizen Khawatirkan Kondisi Arumi Bachsin

Sejumlah kampus yang hadir yakni Universitas Surakarta (Unsa), Universitas Slamet Riyadi (Unisri), dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Menurut Faiz, gedung DPRD Solo dipilih karena lokasinya strategis di Jalan Adi Sucipto No.143A, Karangasem, Laweyan, Solo.

Sementara itu, Aliansi Mahasiswa Semarang Raya menggelar aksi di Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah, Senin (1/9/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.

Para peserta diminta untuk mengenakan jas almamater sebagai penanda mahasiswa Semarang.

Koordinator Lapangan Aksi, Wiyu Ghaniy, mengatakan aksi berlangsung damai dan pihaknya mengantisipasi peserta demo gelap.

Jika tak ada pejabat yang menemui mereka, massa akan membubarkan diri dengan tertib.

Sebagian artikel telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Reformasi Total Jadi Tuntutan Utama Aksi Massa di DPRD DIY

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJogja.com/Hanif Surya) (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan