5 Populer Regional: Mahasiswa Unnes Tewas Penuh Luka Lebam - Viral Satpam Nangis Motornya Dibakar
Berikut berita populer regional selama 24 jam dimulai mahasiswa Unnes tewas penuh luka lebam hingga viral satpam nangis motornya dibakar.
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari kasus tewasnya seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) Semarang, Jawa Tengah.
Mahasiswa bernama Iko Juliant Junior sebelumnya ditemukan di Jalan Dr Cipto Semarang pada Minggu 31 Agustus 2025 pukul 02.30 WIB.
Awalnya Iko disebutkan sebagai korban kecelakaan, namun kejanggalan menyelimuti kejadian ini.
Di antaranya wajah Iko dipenuhi luka lebam hingga sempat mengigau 'ampun pak jangan pukul' sebelum dinyatakan tewas.
Kemudian ada video viral seorang satpam menangis gara-gara motornya dibakar pendemo di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Insiden yang menimpa Imron tersebut saat aksi demo di depan Gedung DPRD Cirebon, pada Sabtu (30/8/2025).
Pada akhirnya, Imron mendapatkan kejutan motor baru dari konten kreator Willie Salim.
Berikut rangkuman berita populer regional selengkapnya selama 24 jam di Tribunnews.com:
1. Mahasiswa Unnes Tewas Penuh Luka Lebam, Sempat Mengigau 'Ampun Pak Jangan Pukul'

Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jawa Tengah angkatan 2024 meninggal dunia. Iko meninggal dunia penuh dengan kejanggalan.
Versi polisi menyebut, Iko meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas di Jalan Dr Cipto Semarang pada Minggu 31 Agustus 2025 pukul 02.30 WIB. Namun, keluarga masih diliputi pertanyaan karena korban meninggal dunia dalam kondisi penuh luka lebam di wajah.
Kecurigaan keluarga semakin tebal karena korban diantar ke rumah sakit oleh mobil Brimob ke RSUP Kariadi Semarang. Korban diduga meninggal dunia akibat dianiaya oleh polisi.
"Iya, kami sudah mendapatkan laporan kejanggalan kematian dari almarhum Iko, kami turut berbelasungkawa, kami juga masih berupaya mengungkap fakta kematian korban yang masih abu-abu," ujar Anggota Pusat Bantuan Hukum Ikatan Alumni (PBH IKA) Alumni FH Unnes Ady Putra Cesario kepada Tribun, Senin (1/9/2025) malam.
Ady menyebut, pihaknya masih terus berupaya mengumpulkan bukti-bukti yang ada. Selain itu, sejumlah saksi kunci juga akan dimintai keterangan. "Ada rekan korban yang tahu kejadian ini, tetapi belum bisa memberikan keterangan karena masih trauma," paparnya.
Kendati begitu, pihaknya sepenuhnya menyerahkan kejadian ini kepada pilihan keluarga apakah melaporkan kasus ini atau sebaliknya. "Kami hanya berupaya mengungkap fakta," ujar alumni FH Unnes 2010 itu.
2. Cerita 2 Sri Mulyani: Anak Diamankan Polisi akibat Demo dan Rumah Dijarah Massa
Ini cerita tentang dua perempuan bernama Sri Mulyani.
Sri Mulyani pertama adalah seorang ibu rumah tangga berusia 47 tahun asal Jawa Tengah.
Dia menceritakan kegelisahan mencari seorang anaknya yang belum pulang.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (30/8/2025) malam.
Terpisah jarak 582 km atau tepatnya di Jakarta, rumah Sri Mulyani, Menteri Keuangan, dijarah massa.
Sri Mulyani di Jawa Tengah
Sri Mulyani menceritakan kegelisahan mencari seorang anaknya yang belum pulang. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (30/8/2025) malam.
Anak laki-lakinya berusia 16 tahun tidak kunjung pulang ke rumah.
Sri Mulyani adalah orang tua dan keluarga remaja, yang pada Sabtu sore hingga malam, terjaring dalam razia besar-besaran polisi seusai kericuhan di sekitar Mapolda Jateng.
Seusai kericuhan di depan Mapolda, pada Sabtu sore, polisi melakukan sweeping di jalanan sekitar lokasi.
3. Kondisi Rheza Sendy saat Dibawa ke Rumah Sakit, Mahasiswa Amikom Yogyakarta Tak Sadarkan Diri

Penyebab kematian mahasiswa Amikom Yogyakarta bernama Rheza Sendy Pratama (21) masih diselidiki.
Mahasiswa semester lima tersebut sempat ikut demo di depan Mapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu (31/8/2025) pagi.
Demo yang berakhir ricuh menuntut kasus kematian driver ojol, Affan Kurniawan, yang dilindas rantis Brimob di Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8/2025), diusut tuntas.
Namun, demo yang diikuti mahasiswa dan warga justru memakan korban jiwa.
Berdasarkan keterangan BEM Amikom Yogyakarta, Rheza mengendarai motor berboncengan dengan temannya saat kericuhan.
Tembakan gas air mata membuat sepeda motor Rheza terjatuh dan temannya di belakang melarikan diri.
Rheza yang tak berdaya dihampiri aparat kepolisian dan selang beberapa menit kemudian ditemukan tak sadarkan diri dengan penuh luka.
Meski sempat dibawa ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, nyawa Rheza tak tertolong.
Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr. Sardjito, Banu Hermawan, menjelaskan korban tiba di rumah sakit pada Minggu (31/8/2025) sekitar pukul 06.30 WIB.
Kondisi korban kritis dan tak sadarkan diri.
4. Polisi Tangkap 58 Orang yang Diduga Kelompok Anarko di Indramayu, 25 di Antaranya Ternyata Pelajar

Jelang aksi unjuk rasa di Markas Polres Indramayu, aparat kepolisian menggagalkan rencana sekelompok orang yang diduga hendak memicu tindakan anarkis.
Sebanyak 58 orang diamankan dalam operasi pengamanan yang digelar Senin (1/9/2025).
Kapolres Indramayu, AKBP Mochamad Fajar Gemilang, menyampaikan bahwa puluhan orang tersebut ditangkap di berbagai titik saat berupaya menyusup ke rombongan massa aksi.
“Mereka diamankan dengan modus masuk ke rombongan unjuk rasa melalui informasi yang disebarkan lewat media sosial dan WhatsApp,” ujar AKBP Fajar dalam konferensi pers di Mapolres Indramayu, Senin malam.
Polres Indramayu merinci bahwa 58 orang tersebut terdiri dari: 31 orang dewasa (18 bekerja, 13 belum bekerja); 25 pelajar (16 pelajar SMK, 9 pelajar SMP); 2 remaja di bawah umur yang bukan pelajar.
Keterlibatan pelajar dalam kelompok ini menambah keprihatinan aparat, karena mereka diduga digerakkan lewat jaringan komunikasi daring.
Dari hasil penyisiran, polisi menyita sejumlah barang bukti yang diduga dipersiapkan untuk aksi anarkis, antara lain 5 buah bom molotov, 6 bilah senjata tajam berbagai jenis, 1 petasan kembang api, 2 botol minuman keras, 2 kaleng cat pilox, 50 unit handphone, 3 gulungan benang layangan.
Menurut Kapolres, bom molotov direncanakan untuk menyerang institusi, cat pilox untuk aksi vandalisme, sementara benang layangan bahkan disiapkan untuk menjerat petugas.
5. Tangisi Motornya Dibakar Massa saat Bertugas, Satpam DPRD Kabupaten Cirebon Dapat Bantuan Motor Baru

Seorang satpam terekam menangis pilu saat melihat motornya terbakar dalam aksi demonstrasi di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu (30/8/2025).
Kerusuhan tersebut dipicu oleh tewasnya pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, akibat dilindas kendaraan taktis (rantis) Brigade Mobil (Brimob) di Pejompongan, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8/2025).
Satpam yang tengah bertugas di Kantor DPRD Kabupaten Cirebon itu hanya bisa pasrah ketika motor miliknya hangus dilalap api sesaat setelah massa merangsek masuk dan membakar gedung wakil rakyat itu.
Saat menangis, satpam bernama Imron itu tampak ditenangkan oleh beberapa demonstran yang berada di lokasi.
Video ini kemudian menjadi viral setelah diunggah ulang oleh sejumlah akun Instagram dan membuat warganet iba.
Tangisan Imron juga mengundang perhatian konten kreator yang kental dengan aksi sosialnya, Willie Salim.
Dengan bermodalkan media sosial, Willie Salim mencoba mencari keberadaan Satpam Imron untuk menggantikan motornya yang terbakar habis dalam kerusuhan demonstran di Gedung DPRD Kabupaten Cirebon.
Tak butuh waktu lama, Willie Salim langsung berkomunikasi dengan Satpam Imron melalui sambungan video call.
(Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.