Keluarga Kakak Beradik yang Alami Cacingan di Bengkulu Ikut Diobati, Dokter: Antisipasi
Keluarga dua balita di Bengkulu yang terkena cacing ikut diberikan obat cacing. Dokter sebut sebagai langkah antisipasi
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - KS (1 tahun 8 bulan) dan kakaknya AP (4) dirawat di RSUD M Yunus Bengkulu, Bengkulu karena alami cacingan.
Kedua balita tersebut berasal dari Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, Bengkulu.
Dari mulut dan hidung pasien keluar cacing gelang atau Ascaris lumbricoides.
Ascaris lumbricoides merupakan salah satu jenis cacing yang umum ditemukan pada anak.
Plt Direktur Utama RSUD M Yunus Bengkulu, Herry Permana mengatakan, kondisi keduanya kini sudah membaik.
Meski begitu, perawatan masih harus dilakukan karena masih banyak cacing di perut kedua balita.
"Sampai dengan saat ini, pengobatan kedua pasien balita tersebut masih dengan cara diberi obat cacing. Belum ada langkah untuk operasi," katanya.
Sementara itu, dokter spesialis bedah anak, Wahyu mengatakan bahwa pemberian obat cacing juga diberikan kepada keluarga pasien.
"Kami juga memberikan obat cacing kepada keluarga pasien sebagai antisipasi,"
"Sebab, faktor lingkungan dan kebiasaan sehari-hari sangat berpengaruh terhadap penularan penyakit ini," ujarnya, dikutip dari TribunBengkulu.com.
Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma dan Provinsi Bengkulu juga digandeng pihak rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Baca juga: Menteri PPPA Minta Pemulihan Kesehatan Anak Terinfeksi Cacing di Bengkulu DiprioritaskanÂ
Pasalnya, kemungkinan di desa asal dua balita tersebut juga berpotensi ada yang terkena cacingan.
"Kalau sudah ada dua kasus dengan kondisi parah seperti ini, artinya potensi penularan di sekitar tempat tinggal cukup tinggi. Pemeriksaan lebih luas sangat diperlukan," jelasnya.
Sebelumnya, Herry menuturkan bahwa pasien KS dirujuk dari RSUD Tais dalam keadaan lemas, pucat, dan sempat tak sadarkan diri.
Sementara AP juga dirawat setelah keluarkan cacing dari mulut, hidung, hingga feses.
Kini, kondisi keduanya telah dirawat dan kondisinya mulai membaik.
"Setelah beberapa hari terapi, kondisi menunjukkan perbaikan. KS mulai menunjukkan nafsu makan meski masih dibatasi, dan AP sudah bisa berjalan serta makan sendiri,"
"Tim medis terus memantau perkembangan harian untuk memastikan stabilitas dan respons terhadap terapi," jelasnya, dikutip dari TribunBengkulu.com.
dr Herry menjelaskan, ada cacing sepanjang hingga 30 cm di dalam tubuh pasien AP.
"Pada AP, dilaporkan keluar cacing panjang, sekitar 20–30 cm, bahkan ada laporan satu popok penuh pada beberapa kejadian,"
"Sedangkan pada KS, cacing yang keluar cenderung lebih banyak namun berukuran relatif kecil," ucapnya, Kamis (18/9/2025).
Selain memberikan obat cacing, pasien diberikan terapi suportif seperti cairan dan nutrisi parenteral atau enteral bila perlu.
Pemberian nutrisi parenteral adalah menggunakan infus, sementara enteral adalah dengan memberikan nutrisi langsung di saluran cerna.
Harry juga membeberkan penyebab utama kedua bayi alami cacingan.
Ia menuturkan, stunting atau gizi buruk juga memudahkan infeksi untuk berkembang karena daya tahan tubuh yang rendah.
Baca juga: Hasil Rontgen Bocah Cacingan di Bengkulu: Banyak Cacing Gelang di Usus Halus dan Besar
"Faktor nutrisi seperti stunting atau gizi buruk juga memudahkan infeksi berkembang berat karena daya tahan tubuh rendah,"
"Kombinasi lingkungan yang berisiko dan kebiasaan higenis yang kurang menjadi faktor utama," pungkasnya.
Direktur RSUD Tais, dr. Eva Debora Siahaan, mengatakan kondisi KS pertama kali diketahui pihak keluarga pada Minggu, 13 September 2025, sekitar pukul 18.00 WIB.
KS diketahui mengalami demam tinggi, batuk berdahak, serta terlihat gelisah.
Pada saat demam tersebut, cacing mulai keluar dari hidung dan mulut KS.
"Oleh orang tua, kemarin, 14 September 2025, pasien diantar ke kami. Saat ini sedang kita rawat intensif," kata Eva.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Kondisi Terkini 2 Balita Cacingan di Bengkulu, Masih Banyak Cacing di Perut, Keluarga Juga Diobati
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni/Yayan Hartono)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.