Senin, 29 September 2025

Bandung Dorong Pemilahan Sampah dari Sumber, Empat RT Jadi Percontohan Program ISWMP

Kota Bandung tengah menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Setiap hari, lebih dari 1.500 ton sampah dihasilkan

Editor: Dodi Esvandi
HANDOUT
Program ISWMP mengusung pendekatan berbasis komunitas dengan membangun model pengelolaan sampah di tingkat RT sebagai percontohan. Tujuannya adalah mendorong pemilahan dan pengurangan sampah langsung dari sumbernya. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNGKota Bandung tengah menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. 

Setiap hari, lebih dari 1.500 ton sampah dihasilkan, sebagian besar masih bercampur antara sampah organik, anorganik, dan residu. 

Pemilahan dari sumber masih minim, sementara pola kumpul-angkut-buang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sarimukti masih menjadi kebiasaan utama.

Akibatnya, TPA Sarimukti mengalami tekanan berat, sementara fasilitas daur ulang dan pengolahan sampah di tingkat kota belum dimanfaatkan secara optimal. 

Dampaknya tidak hanya mencemari lingkungan dan menurunkan kualitas hidup warga, tetapi juga menghambat pencapaian target nasional pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan 70% sesuai amanat Perpres No. 97 Tahun 2017 dan UU No. 18 Tahun 2008.

Padahal, Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan arah kebijakan progresif melalui program Kawasan Bebas Sampah (KBS) berbasis RW. 

Namun, pelaksanaannya masih menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan sarana dan prasarana, kapasitas kelembagaan lingkungan yang belum memadai, serta partisipasi masyarakat yang belum optimal.

Menjawab tantangan tersebut, Program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) hadir melalui kegiatan Penguatan Peran Aktif Masyarakat (PPAM). 

Program ini mengusung pendekatan berbasis komunitas dengan membangun model pengelolaan sampah di tingkat RT sebagai percontohan.

Tujuannya adalah mendorong pemilahan dan pengurangan sampah langsung dari sumbernya.

Dengan dukungan data, edukasi tatap muka, dan kolaborasi lintas sektor, model ini diharapkan dapat direplikasi secara luas dan menjadi bagian dari gerakan kolektif menuju Bandung yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Baca juga: Purwakarta Berbenah, Tegalsari Jadi Pelopor Pengelolaan Sampah Modern

Empat RT Jadi Laboratorium Sosial

Mulai akhir 2024, empat RT ditetapkan sebagai lokasi pilot project:

  • RT 05 RW 13 Kel. Cigondewah Kaler, Kec. Bandung Kulon (TPST Holis)
  • RT 03 RW 05 Kel. Rancanumpang, Kec. Gedebage (TPST Gedebage)
  • RT 06 RW 05 Kel. Nyengseret, Kec. Astana Anyar (TPST Nyengseret)
  • RT 03 RW 06 Kel. Kujangsari, Kec. Bandung Kidul (TPST Tegalega)

Penetapan lokasi dilakukan secara selektif berdasarkan cakupan layanan TPST, dukungan pengurus RT/RW, kesiapan warga, serta keberadaan lembaga offtaker seperti bank sampah atau TPS3R. 

Pendekatan ini memastikan setiap titik intervensi memiliki potensi kuat untuk berkembang menjadi model berkelanjutan.

Pemerintah Kota Bandung menyadari bahwa perubahan sistem pengelolaan sampah membutuhkan proses bertahap dan kolaboratif. Replikasi sistem berbasis rumah tangga dinilai strategis dalam menghadapi kondisi darurat sampah.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan