Senin, 29 September 2025

Bandung Dorong Pemilahan Sampah dari Sumber, Empat RT Jadi Percontohan Program ISWMP

Kota Bandung tengah menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Setiap hari, lebih dari 1.500 ton sampah dihasilkan

Editor: Dodi Esvandi
HANDOUT
Program ISWMP mengusung pendekatan berbasis komunitas dengan membangun model pengelolaan sampah di tingkat RT sebagai percontohan. Tujuannya adalah mendorong pemilahan dan pengurangan sampah langsung dari sumbernya. 

Kota Bandung telah membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari skala kecil. 

Empat RT percontohan menunjukkan bahwa dengan pendampingan yang konsisten, sarana yang memadai, serta dukungan aktif dari warga dan pemerintah lokal, sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas bukan lagi sekadar wacana—melainkan telah menjadi praktik nyata yang berdampak langsung.

Tantangan ke depan adalah memperluas jangkauan, memperkuat kelembagaan, dan mengintegrasikan pendekatan ini ke dalam kebijakan kota secara menyeluruh. 

Dengan langkah bersama, Bandung tak hanya berpeluang menjadi kota yang lebih bersih, tetapi juga menjadi contoh nasional dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.

Dalam upaya memperkuat sistem pengelolaan sampah, Pemerintah Kota Bandung menerima hibah sarana dan prasarana Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

Serah terima ini ditandai dengan penandatanganan Berita Acara dan Naskah Hibah Barang Milik Negara Tahun Anggaran 2023, yang berlangsung di Kantor Balai Penataan Bangunan Prasarana dan Kawasan Jawa Barat.

Sekretaris Daerah Kota Bandung, Iskandar Zulkarnain, yang hadir mewakili Wali Kota Muhammad Farhan, menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah pusat dalam mengatasi persoalan sampah di Bandung.

“Terima kasih kepada Kementerian PU yang telah membantu Kota Bandung dalam menghadapi masalah sampah. Seperti yang kita ketahui, volume sampah di Bandung cukup besar, mencapai sekitar 1.500 ton per hari,” ujar Iskandar.

Iskandar menekankan pentingnya keberadaan TPST tambahan, terutama karena kapasitas TPA Sarimukti kini mulai dibatasi. 

Menurutnya, TPST Nyengseret dan Holis 2 yang baru diserahkan diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang dikirim ke Sarimukti.

“Saat ini, pengiriman ke Sarimukti dibatasi hanya 140 rit per hari, sementara kebutuhan kita bisa mencapai 154 rit. Artinya, masih ada belasan rit yang harus kita kelola secara mandiri,” jelasnya.

Keberadaan TPST baru ini dinilai sebagai solusi strategis untuk pengelolaan sampah harian di Bandung, sekaligus memperkuat sistem yang telah dibangun melalui program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities (ISWMP).

Melalui dukungan Kementerian PUPR dan Bank Dunia, program ISWMP memberikan peluang bagi Kota Bandung untuk memperkuat kapasitas pengelolaan sampah. 

Program ini tidak hanya menghadirkan infrastruktur, tetapi juga mendorong kolaborasi lintas sektor dan pendekatan berbasis komunitas yang telah terbukti efektif di tingkat RT.

Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, Bandung kini berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan