Selasa, 30 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Puluhan Siswa di Cianjur Keracunan MBG, Guru yang Ikut Cicipi Tempe Muntah-muntah

Puluhan siswa SD Negeri Taruna Bakti, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan setelah menyantap menu program MBG.

Tribunjabar.id/Fauzi Noviandi
KERACUNAN MBG - Seorang Murid SDN Taruna Bakti saat menjalani perawatan di Puskesmas Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis (25/9/2025). Para siswa mulai mengalami keracunan pada sekitar pukul 10.30 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM - Puluhan siswa SD Negeri Taruna Bakti, Kampung Sarampad RT01/02, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan setelah menyantap menu program makan bergizi gratis (MBG).

Para siswa mulai mengalami keracunan pada sekitar pukul 10.30 WIB, Kamis (25/9/2025).

Kepala SDN Taruna Bakti, Nani Hertiani membenarkan sejumah muridnya mengalami gejala mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi makanan MBG.

"Awalnya ada 13 murid kelas IV yang mengalami gejala, lalu ditambah kelas I merasakan mulas, lalu kelas V empat orang muntah," ucapnya kepada wartawan, dilansir TribunJabar.id.

Ia menjelaskan, puluhan murid itu mulai menyantap menu MBG pada sekitar pukul 08.45.

Kemudian, mereka mulai mengalami gejala mual, muntah, serta pusing pada pukul 10.30 WIB.

"Menu MBG hari ini yaitu, kentang sebagai pengganti nasi, tempe, ayam suwir, dan buncis."

"Kalau rasanya, tempe agak mencurigakan, sedangkan sayuran, biasanya ada kemungkinan tidak bersih," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Cugenang Alit Sulastri mengatakan, pihaknya langsung menurunkan tim setelah mendapatkan laporan murid SDN Taruna Bakti yang mengalami gejala keracunan.

"Petugas Puskesmas langsung melakukan penanganan terhadap murid yang bergejala, dan mereka mulai membaik kondisinya."

"Namun ada satu murid yang harus dirawat di Puskesmas, karena muntah-muntah," tuturnya.

Baca juga: Keracunan MBG Terus Terjadi, Pemerintah Diminta Segera Evaluasi Total

Guru yang ikut cicipi tempe muntah-muntah

Seorang guru SDN Taruna Bakti juga sempat mengalami muntah-muntah setelah ikut mengonsumsi makanan MBG.

Beruntung, guru kelas I bernama Yayu Hendrayani itu tak sampai dibawa ke Puskesmas setempat setelah dilakukan penanganan di lingkungan sekolah.

"Jadi awalnya, saya menerima keluhan dari murid, soal menu MBG yang berbau tak sedap. Lalu saya langsung melarang agar tidak memakannya," kata Yayu Hendrayani kepada wartawan.

Guna memastikan hal itu, ia mencoba mencicipi tempe yang terdapat dalam wadah MBG

Tak lama kemudian, dirinya langsung mengalami mual, mulas, hingga muntah-muntah.

"Sempat muntah beberapa kali, tapi saya langsung melakukan penangan secara mandiri, dengan cara meminum susu steril. Alhamdullilah sudah membaik, meski masih merasa pusing sedikit," tuturnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinkes Kabupaten Cianjur Made Setiawan mengatakan, pihaknya mencatat ada sebanyak 35 murid dan satu orang guru SDN Taruna Bakti yang mengalami gejala mual, muntah, dan pusing.

"Laporan yang kami terima, saat ini sebagain banyak para murid sudah membaik. Namun mereka terus kita lakukan pemantauan oleh tim dari Puskesmas juga Dinkes," tuturnya saat dihubungi, Kamis.

Menurutnya, sampai saat ini masih terdapat seorang murid yang menjalani perawatan di Puskesmas Cugenang

Kemudian, tim survailen masih melakukan pemeriksaan.

"Sejauh kami sudah membawa beberapa sampel makanan berupa tempe, ayam goreng, kentang, dan buncis yang ada di sekolah juga dapur SPPG serta muntahan dari korban yang mengalami keracunan untuk diperiksa di Labkesda Provinsi Jawa Barat," ungkapnya.

Made menerangkan, pemeriksaan sampel makanan tersebut membutuhkan waktu selama 10 hari, maksimal 14 hari atau dua pekan.

"Biasanya paling cepat itu 10 hari, lamanya dua pekan. Mudah-mudahan saja hasilnya bisa segera cepat keluar demi mengetahui penyebab pasti puluhan murid yang mengalami gejala keracunan," paparnya.

Ia menambahkan, tim dari puskesmas dan dinas kesehatan masih mengumpulkan data terkait kasus ini.

"Sejauh ini masih bersifat sementara ya, soalnya tim di lapangan terus bekerja, kelanjutannya nanti kami informasikan kembali," ujarnya.

Penegak hukum diminta investigasi serius

Terpisah, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad meminta aparat penegak hukum melakukan investigasi secara serius untuk membedakan mana kasus yang murni kelalaian dan mana yang berindikasi kesengajaan dalam kasus siswa keracunan MBG.

“Kita turut prihatin terhadap kejadian-kejadian makan MBG yang saat ini terjadi di beberapa tempat. Tentunya kita meminta kepada BGN (Badan Gizi Nasional) untuk menyikapi hal ini dengan serius. Lalu kemudian kita juga meminta kepada APH (aparat penegak hukum) untuk juga ikut melakukan investigasi lapangan untuk membedakan mana yang benar-benar keracunan, kelalaian, mana yang kemudian ada hal-hal yang mungkin ya, sengaja begitu,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.

Menurut Dasco, DPR memberi kesempatan kepada pihak penyelenggara program MBG untuk melakukan evaluasi internal agar kasus serupa tidak terulang. 

"Untuk itu kita kasih kesempatan kepada (penyelenggara) MBG untuk mengadakan evaluasi. Evaluasi yang dianggap perlu sehingga program yang seharusnya dapat berjalan dengan baik ini kembali menjadi baik,” ujarnya.

Terkait langkah DPR, Dasco menyebut komisi teknis yang membidangi program MBG sudah mengikuti perkembangan kasus tersebut. 

Ia menilai komisi terkait nantinya bisa mengambil langkah evaluasi yang dianggap perlu. 

“Komisi teknis terkait mungkin akan mengambil langkah-langkah juga yang dianggap perlu untuk perbaikan dan evaluasi dari MBG ini supaya kemudian tertata dengan rapi dan tidak terjadi lagi hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dinkes Cianjur Ambil Sampel Makanan dan Mutahan Murid SDN Taruna Bakti yang Alami Keracunan MBG.

(Tribunnews.com/Deni/Igman)(TribunJabar.id/Fauzi Noviandi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved