Selasa, 30 September 2025

10 Hari Dirawat, Tak Ada Lagi Cacing Bersarang di Tubuh Balita Kakak Beradik di Bengkulu

Kondisi kakak beradik di Seluma Bengkulu yang menderita cacingan membaik, tak ada lagi cacing dan larva yang bersarang di tubuh mereka.

Yayan Hartono/Tribunbengkulu.com
TAK LAYAK HUNI – Kondisi rumah keluarga Nur Khaira Sabrina, pasien terjangkit cacing gelang, di Desa Sungai Petai. Rumah ini jauh dari kata sehat dan layak huni. Foto diambil pada Selasa (16/9/2025). Kondisi kakak beradik di Seluma Bengkulu yang menderita cacingan membaik, tak ada lagi cacing dan larva yang bersarang di tubuh mereka. 

TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Kabar Gembira, hasil USG menunjukkan tidak ada cacing maupun telur cacing yang bersarang di dalam tubuh dua balita kakak beradik di Seluma, Bengkulu

Dokter spesialis Hematologi Onkologi Anak RAUD M Yunus dr. Lenny Elita menjelaskan, hasil pemeriksaan terbaru, sudah tidak ditemukan lagi cacing dalam feses kedua pasien.

Kini kondisi dua balita pasien penderita cacing, Khaira Nur Sabrina (1,8 tahun) dan sang kakak, Aprillia (4 tahun) semakin membaik setelah 10 hari mendapat perawatan di RSMY Bengkulu

Bahkan dokter yang merawat dua balita warga Desa Sungai Petai Kecamatan Talo Kecil Kabupaten Seluma ini sudah memperbolehkan keduanya pulang. 

"Kondisi dua pasien ini secara umum sudah membaik. Kami tunggu hasil pemeriksaan darah di laboratorium dulu, jika leukositnya normal kita perbolehkan keduanya pulang," kata Leny Erlita, dikonfirmasi Kamis (25/9/2025).

Sebelumnya sang adik Khaira Nur Sabrina (1,8 tahun) viral karena mengeluarkan cacing gelang dari mulut dan hidungnya. Sang kakak, Aprillia (4 tahun), juga didiagnosa mengalami penyakit cacingan dan harus dirujuk ke rumah sakit.

Berdasar hasil rontgen perut kedua kakak beradik ini terungkap bahwa cacing telah menggumpal atau bersarang cukup lama.

 

Rencana Operasi Bedah Batal, 10 Hari Dirawat Diberi 3 Kali Obat Cacing

Leny Erlita menjelaskan, rencana operasi dibatalkan karena hasil pemeriksaan baik rontgen maupun USG tidak ada lagi menunjukkan adanya cacing maupun larva di tubuh kedua pasien. 

"Dengan kondisi tersebut, rencana pembedahan yang sebelumnya dipersiapkan batal dilakukan. Karena tidak ada lagi kita dapati cacing maupun larva di tubuh kedua pasien ini," jelas Leny.

Baca juga: Kasus Cacingan Muncul Lagi, KPAI Soroti Anak Diasuh Orangtua yang Punya Utang dan Candu Gadget

Dia mengatakan selama 10 hari perawatan ini, hanya tiga kali diberikan obat cacing kepada pasien.

Saat ini pemberian obat cacing sudah dihentikan, namun sesuai resep nanti setelah hari ke 14 pemberian obat cacing kembali diberikan kepada kedua pasien. 

"Pemberian obat cacing telah kita hentikan, nanti di hari ke 14 lagi diberikan. Nanti Kader di Seluma yang berikan obatnya," imbuhnya.

 

Viral Keluar Cacing dari Mulut dan Hidung Balita di Bengkulu

Nur Sabrina, balita berusia 1 tahun 8 bulan, warga Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, mengidap penyakit tak biasa. 

Balita ini mengeluarkan cacing gelang atau Ascaris dari mulut dan hidung. Ternyata tak hanya Nur Sabrina, sang kakak pun demikian menderita cacingan

Direktur RSUD Tais, dr. Eva Debora Siahaan, mengatakan kejadian ini pertama kali diketahui pihak keluarga pada Minggu, 13 September 2025, sekitar pukul 18.00 WIB.

Saat itu, cacing gelang sebesar lidi sapu keluar dari hidung dan mulut pasien.

"Saat ini Sabrina telah kita rawat intensif di RSUD Tais. Cacing gelang masih keluar dari hidung dan mulutnya," terang Eva kepada Tribunbengkulu.com, Senin siang, 15 September 2025.

Baca juga: Penanganan Kasus Anak Cacingan di Bengkulu, Pemerintah Beri Bantuan Nutrisi hingga Renovasi Rumah

Eva menjelaskan, bantuan pernapasan terus diberikan kepada pasien agar pasokan oksigen tetap maksimal dan normal.

Pihaknya juga berupaya mengeluarkan cacing yang ada di dalam tubuh pasien.

"Hasil rontgen menunjukkan ada gumpalan di perut pasien yang diduga kumpulan cacing ini. Kami masih berupaya untuk mengeluarkan cacing ini dari tubuh pasien," jelasnya.

Lebih lanjut, Eva menerangkan bahwa penyakit ini awalnya diketahui ketika pasien mengalami demam tinggi, batuk berdahak, serta terlihat gelisah.

Pada saat demam tersebut, cacing mulai keluar dari hidung dan mulut pasien.

"Oleh orang tua, kemarin, 14 September 2025, pasien diantar ke kami. Saat ini sedang kita rawat intensif," kata Eva.

Direktur RSUD Tais menuturkan, penyebab pasien terjangkit penyakit cacing ini berkaitan dengan pola hidup yang tidak sehat.

Pasien sering bermain di tanah tanpa memakai sandal, lalu tanpa mencuci tangan dan kaki langsung menyantap makanan menggunakan tangan.

"Jadi, telur cacing ini menempel di tangan dan masuk ke mulut. Berkembang biak di perut hingga menjadi banyak seperti ini," ungkap Eva Debora.

 

Rumah Kakak Beradik Penderita Cacingan Direhab

Kapolda Bengkulu Irjen Pol Mardiyono bersama Bupati Seluma Teddy Rahman melakukan titik nol pembangunan rumah Balita penderita cacingan warga Desa Sungai Petai Kecamatan Talo Kecil, Rabu siang (24/9/2025).

Kapolda Bengkulu menyampaikan, program bedah rumah ini bukan semata membangun dinding dan atap. 

Tetapi membangun harapan bagi pemiliknya untuk hidup lebih baik lagi ke depannya.

"Kita membangun harapan pemilik untuk hidup lebih baik. Pembangunan ini mengawali harapan keluarga untuk bangkit menuju keluarga yang sejahtera," ucap Mardiyono. 

Pembangunan juga menjadi introspeksi agar ke depan rasa kepedulian terhadap sesama lebih ditingkatkan.

Terkhusus kepedulian terhadap sesama di lingkungan tempat tinggal. 

"Kasus balita cacingan ini jadikan pelajaran dan introspeksi. Ke depan rasa kepedulian terhadap sesama harus lebih ditingkatkan," kata Mardiyono. 

Baca juga: 4 Fakta Bayi di Bengkulu Alami Cacingan: Keluarkan Cacing dari Mulut, Ada Gumpalan di Perut

Sementara itu Bupati Seluma Teddy Rahman mengatakan, pemerintah daerah berperan penting dalam upaya pengentasan rumah tak layak huni.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2024.

"Kami pemerintahan daerah berperan penting dalam pengentasan rumah tak layak huni ini. Program ini terus kami gulirkan, untuk membangun dan merehab RTLH milik masyarakat," terang Teddy Rahman. 

Pejabat di tingkat desa dan kelurahan ke depan harus lebih peka dan peduli terhadap masyarakat.

Pemerintahan desa dan kelurahan harus melakukan mitigasi permasalahan yang dihadapi masyarakat. 

"Benar kata pak Kapolda, kasus Balita cacingan ini harus kita jadikan introspeksi. Saya minta ke depan, pemerintahan desa dan kelurahan harus melakukan mitigasi permasalahan yang dihadapi masyarakat," ungkap Bupati Seluma.

Mitigasi inilah akan menjadi acuan pemerintah daerah untuk merumuskan program.

Sehingga program yang dilaksanakan Pemkab Seluma tepat dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat. 

"Saya sangat tekankan ini ke Pemdes dan kelurahan. Jadi mohon kerjasamanya, agar program yang dilaksanakan benar menyentuh dan dirasakan oleh masyarakat," sampai Teddy Rahman. 

Titik nol pembangunan rumah kakek dan balita pederita cacing gelang ini, ditandai dengan peletakan batu pertama olah Kapolda Bengkulu dan Bupati Seluma.

Hadir dalam kegaiatan ini, para Forkopimda serta pejabat di lingkungan Pemkab Seluma. 

Pembangunan rumah kakek dan Balita penderita cacing gelang warga Desa Sungai Petai ini, ditargetkan akan selesai selama satu bulan. 

Pengerjaan pembangunan RTLH ini diback up Kodim 0425/Seluma yang menurunkan personil langsung untuk mengerjakan pembangunan usai dilakukan titik nol ini. 

 

Kakak Adik Penderita Cacingan

Tragedi kesehatan anak kembali mengguncang Kabupaten Seluma, Bengkulu

Setelah Khaira Nur Sabrina (1,8 tahun) mengeluarkan cacing gelang dari mulut dan hidungnya, kini sang kakak, Aprillia (4 tahun), juga didiagnosa mengalami penyakit cacingan dan harus dirujuk ke rumah sakit.

Kakak beradik warga Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, terinfeksi cacing gelang sehingga mengakibatkan kondisi kesehatan memburuk.

Diketahui bahwa cacing keluar dari mulut dan hidung mereka.  Berdasar hasil rontgen perut kedua kakak beradik ini terungkap bahwa cacing telah menggumpal atau bersarang cukup lama.

Kedua kakak beradik itu sempat dilarikan ke RSUD Tais, Kabupaten Seluma, lalu dirujuk ke RSUD M Yunus di Kota Bengkulu, Senin (15/9/2025).

Direktur RSUD Tais, Eva Debora Siahaan mengatakan saat ini keduanya dirujuk ke rumah sakit di Kota Bengkulu untuk mendapatkan operasi.

"Menurut dokter anak, karena cacing sudah menggumpal maka diperlukan tindakan operasi cacing sudah tidak bisa lagi dikeluarkan secara normal," ungkap Eva Debora Siahaan, dikutip dari kompas.com, Selasa (16/9/2025). 

Kondisi rumah kedua kakak beradik tersebut kurang mendukung. Berdasar hasil pemantauan dokter dan tim kesehatan diketahui bahwa rumah yang dihuni kakak beradik itu berlantai tanah, dengan dinding papan.

"Kami saat lakukan pengecekkan kakak beradik terserang cacing itu kondisi kukunya bertanah," ungkapnya.

Baca juga: Kasus Anak Cacingan Terjadi Lagi, Wamenkes Singgung Kebersihan Lingkungan yang Buruk

Pasien terjangkit penyakit cacing bisa disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat.

Sering main di tanah, tidak memakai sandal, tidak mencuci tangan dan kaki lebih dulu sebelum menyantap makanan. 

"Jadi telur cacing ini menempel di tangan dan masuk ke mulut. Berkembang biak di perut hingga menjadi banyak seperti ini. Kuku tangannya kotor penuh tanah," ungkap Eva Debora.

Para orangtua untuk selalu menjaga kebersihan anak. Jika keluar rumah, biasakan memakai sandal dan terpenting cuci tangan dan kaki jika akan makan.

"Terpenting juga setiap enam bulan atau setahun sekali berikan obat cacing pada anak. Ini penting untuk mewaspadai anak terhindar dari penyakit cacing ini," pesan Eve Debora.

(tribun network/thf/tribun bengkulu)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Alhamdulillah! Balita Kakak Adik Penderita Cacingan di Seluma Membaik, Segera Pulang dari RS

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan