Muktamar PPP
Suara Kader PPP Papua Raya: Mardiono Sah Ketua Umum, Ingatkan Kader Bersatu untuk Kejayaan PPP 2029
Kader PPP Papua Raya tegaskan dukungan untuk Mardiono. Nason Utty sebut kisruh Muktamar X hanya ulah segelintir elite partai.
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) asal Papua Tengah Nason Utty menegaskan dinamika kepemimpinan PPP pasca Muktamar X di Ancol Jakarta seharusnya tidak terjadi.
Dimana dua kubu saling klaim kemenangan dan berhak menjadi ketua umum PPP yakni Mardiono dan Agus Suparmanto.
Dia mengatakan hal itu seharusnya tidak perlu terjadi sejauh elite partai menghormati keputusan sah berdasarkan AD/ART Partai yang memberikan mandat aklamasi kepada Mardiono selaku Ketua Umum.
Berdasarkan dukungan peserta Muktamar, menurut Nason, Mardiono mengantongi dukungan 33 DPW PPP dari 38 provinsi dan 1.030 Pemilih Suara Sah yaitu 400. DPC PPP dari total 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
“Dinamika Muktamar PPP yang berakhir kisruh ini sangat kami sayangkan akibat ulah segelintir elit di PPP yang memaksakan kehendaknya," ujar Nason Utty dalam keterangannya pada Selasa (30/9/2025).
Menurut dia semua peserta Muktamar tahu siapa yang sesungguhnya jadi Ketua Umum dan siapa yang memang sudah merencanakan untuk membuat kekacauan.
"By proses yang benar sesuai AD/ART, Pak Mardiono lah yang mendapat mandat itu. Tetapi oleh ulah kelompok tertentu dibuatlah kisruh agar agenda mereka tercapai,” ujar Ketua DPC PPP Kabupaten Paniai Nason Utty ini.
Menurut Nason, saat proses pemilihan berlangsung, dua kandidat yang akan maju yaitu Mardiono dan Agus Suparmanto namun hanya satu yang memenuhi syarat pencalonan yaitu Mardiono sehingga selanjutnya ditentukan secara aklamasi dan tidak ada masalah dengan semua itu.
“Kami dari Papua Raya; Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya jelas mendukung Pak Mardiono dan tentu saja dari bagian Indonesia yang lain mendukung beliau," ujarnya.
"Hanya saja ada elite yang memaksakan kehendak sehingga dibuat skenario kisruh. Sangat kami sayangkan apalagi diotaki oleh mantan Ketua Umum; bukan begini cara berpolitik apalagi kita membawa nilai-nilai Islam yang diwariskan oleh pemimpin, kiyai dan ulama-ulama,” sambung Nason.
Bagi Nason, PPP dipimpin Mardiono sudah sah menjadi keputusan Muktamar sehingga tidak ada ruang bagi kader untuk ragu-ragu mendukung kepemimpinan Mardiono.
Dinamika kepemimpinan PPP selama ini, kata Nason, memang bukan hal baru namun tidak pernah sebrutal ini melalui kisruh yang berujung korban luka-luka.
“PPP biasa dengan dinamika yang bisa kami kelola sebagai kompetisi politik biasa, namun bukan kekerasan. PPP Mardiono bukan bagian dari kekerasan karena itu anti demokrasi dan anti nilai-nilai Islam. Kalau kubu sebelah kami tidak tahu, mereka membawa nilai PPP yang mana. Kami juga bingung,” tegas Anggota DPR Provinsi Papua tiga Periode tersebut.
Ditegaskan Nason, seluruh kader PPP Papua Raya solid berada di barisan PPP yang dipimpin Mardiono.
Tidak ada keraguan sedikit pun lanjut Nason karena sesuai aturan dan disiplin partai serta aturan main jalannya Muktamar.
Muktamar PPP
Dualisme PPP Hasil Muktamar Ancol, Begini Suasana Kantor DPP PPP di Menteng |
---|
Ini Daftar DPW yang Beri Dukungan untuk Mardiono dan Agus Suparmanto Jadi Ketum PPP |
---|
Menko Yusril Jelaskan Posisi Pemerintah Sikapi Dualisme Kepemimpinan di PPP |
---|
Kubu Agus Suparmanto Jelaskan Kronologi Muktamar X PPP hingga Ketua Umum Terpilih Secara Aklamasi |
---|
Mardiono Klaim Jadi Ketum PPP, Agus Suparmanto: Itu Hak Warga Negara, Kita Ikut Aturan yang Berlaku |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.