Jumat, 3 Oktober 2025

Pemkab Lumajang Bantu Biaya Perawatan Santri yang Minum Larutan HCL Pemberian Temannya

Kondisi Dewangga Eza Naufal Al Yusan (13), santri Ponpes Asy-Syarify 01 di Kabupaten Lumajang yang mengalami masalah saluran pencernaan.

Prohaba
ILUSTRASI KERACUNAN - Berikut kondisi Dewangga Eza Naufal Al Yusan (13), seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Asy-Syarify 01 di Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Sejak tiga bulan lalu, Dewangga mengalami masalah saluran pencernaan setelah diduga dipaksa oleh teman pondoknya untuk menenggak larutan Hydrochloric Acid (HCL) atau asam klorida yang ditempatkan dalam botol minuman kemasan. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kondisi Dewangga Eza Naufal Al Yusan (13), seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Asy-Syarify 01 di Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Sejak tiga bulan lalu, Dewangga mengalami masalah saluran pencernaan setelah diduga dipaksa oleh teman pondoknya untuk menenggak larutan Hydrochloric Acid (HCL) atau asam klorida yang ditempatkan dalam botol minuman kemasan.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang ikut turun tangan dan memastikan penanganan kesehatan santri laki-laki ini ditanggung penuh, termasuk rujukan ke RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

Bupati Lumajang, Indah Amperawati alias Bunda Indah menegaskan insiden ini tidak boleh dianggap sepele. 

"Ini adalah pengingat bagi kita semua. Anak-anak perlu mendapatkan pembekalan tentang bahaya minuman keras dan zat kimia sejak kecil." 

"Jika dibarengi pengawasan yang konsisten, insyaallah hal seperti ini bisa dicegah,” ujar Indah ketika dikonfirmasi, Selasa (30/9/2025), dilansir Surya.co.id.

Berdasarkan keterangan keluarga, sambungnya, korban mengalami kerusakan serius pada sistem pencernaan setelah menenggak minuman yang dicampur cairan HCL.

Dari tiga santri yang terdampak, kondisi Dewangga yang paling kritis. Sampai saat ini, dirinya hanya mampu mengonsumsi susu medis.

Indah pun menyoroti pentingnya pendidikan keamanan dan kesehatan sejak dini yang mestinya tak hanya dibebankan kepada sekolah formal, tetapi juga lingkungan keluarga dan pesantren. 

“Mulai dari orang tua, guru, dan pengasuh pondok punya tanggung jawab besar untuk menanamkan kesadaran." 

"Anak-anak tidak cukup hanya diberi aturan, tapi perlu dijelaskan kenapa sesuatu berbahaya, agar mereka punya benteng diri,” ungkapnya.

Baca juga: Kronologi Santri Lumajang Minum HCl Pemberian Teman, Muntah Cairan Hitam dan Luka Pencernaan

Meskipun bantuan dari warga, Baznas, pengurus pondok hingga donatur terus mengalir, Indah mengingatkan bahwa dukungan sosial tidak boleh berhenti pada simpati. 

Ia menekankan pentingnya langkah pencegahan bersama. Kini Pemkab Lumajang memastikan pendampingan medis intensif untuk Dewangga.

Selain perawatan di rumah, ia dijadwalkan menjalani kontrol lanjutan ke Surabaya dengan dukungan penuh pemerintah daerah.

Indah menegaskan, fokus utama adalah membangun kesadaran kolektif melalui edukasi, pengawasan, dan komunikasi yang menyeluruh.

Keterangan Orang Tua

Dewangga mengalami peristiwa ini di (Ponpes) Asy-Syarify 01 pada 10 Juli 2025 lalu.

Cairan HCL diduga dituangkan oleh temannya sesama santri ke dalam botol minuman bersoda lalu diberikan kepada Dewangga.

Ibu korban, Ratna Purwati, mengatakan bahwa kejadian berawal saat putranya selesai piket dan merasa haus.

Ketika itu, dirinya melihat pelaku membawa botol minuman. Setelah itu, anaknya mengalami gangguan pencernaan akut. 

“Ceritanya habis piket, haus, lalu anak saya melihat temannya membawa minuman. Ditanya itu minuman apa, dijawab sama si pelaku kalau itu minuman dari ibu-ibu."

"Akhirnya diminum anak saya. Tidak lama kemudian, langsung panas dan muntah mengeluarkan cairan hitam,” terang Ratna, Senin (29/9/2025).

Ia menyebut, bukan hanya anaknya yang ditawarti larutan HCL tersebut. 

Dua santri lain juga sempat diberikan minuman yang sama di mana salah satunya menolak sedangkan satu lagi ikut mencoba, tetapi tidak mengalami dampak seberat Dewangga.

“Yang parah itu anak saya, langsung panas, muntah, dan keluar cairan hitam. Sementara pelaku justru tertawa ketika melihat anak saya kesakitan,” imbuhnya.

Pihak pengasuh pesantren, Ahmad Syaifuddin Amin membenarkan bahwa cairan HCL itu berasal dari gudang penyimpanan cairan pembersih lantai. 

“Awalnya itu keisengan pelaku. Cairan HCL sebenarnya tersimpan rapi di gudang, jauh dari tempat ngaji, tetapi diambil lalu dipindahkan ke botol minuman bersoda. Karena perbuatannya itu, pelaku sudah kami keluarkan dari pondok,” ucapnya.

Menurut Syaifuddin, pihaknya telah mencoba mediasi dengan keluarga pelaku, tetapi tidak ada kesepakatan sehingga tindakan tegas diambil.

“Kami sudah tidak bisa mentolerir tindakan ini. Mediasi sempat dilakukan, tetapi karena tidak ada penyelesaian, akhirnya pelaku resmi kami keluarkan. Ini pelanggaran berat,” tegasnya.

Syaifuddin juga memastikan pihaknya terus memberikan perhatian terhadap kondisi Dewangga.

“Setelah kejadian, korban langsung kami bawa ke rumah sakit. Saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah. Kondisinya hanya bisa menerima susu dan obat khusus. Kami tetap akan mengawal sampai pulih,” pungkasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Santri di Lumajang Tumbang Muntahkan Cairan Hitam, Akibat Diberi Minuman Bercampur Pembersih Lantai.

(Tribunnews.com/Deni)(Surya.co.id/Erwin Wicaksono)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved