Minggu, 5 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Update Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny: 37 Korban Meninggal, Salah Satunya Dalam Kondisi Tak Utuh

Hingga Minggu (5/10/2025) siang total korban meninggal yang berhasil dievakuasi berjumlah 37 orang.

|
Editor: Dewi Agustina
Tribun Jatim Network/M Taufik
PONPES AMBRUK - Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. Hingga Minggu (5/10/2025) siang total korban meninggal yang berhasil dievakuasi berjumlah 37 orang. Dari 37 korban yang ditemukan itu, salah satunya berupa anggota tubuh yang tidak utuh atau body part.  

 

Secara keseluruhan, selama proses evakuasi yang telah berlangsung selama tujuh hari, sebanyak 141 orang telah terevakuasi. 

Rinciannya, 104 orang selamat dan 37 orang dinyatakan meninggal dunia. 

Berikut daftar korban meninggal dunia yang berhasil teridentifikasi: 

  1. Maulana Ibrahimific (15) warga Bangkalan berdomisili di Surabaya 
  2. Mashudul Haq (14), asal Surabaya 
  3. Muhammad Sholeh (22), asal Bangka Belitung 
  4. Rafi Catur Okta Mulya (17), warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya 
  5. Mochammad Agus Ubaidillah (14), warga Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya 
  6. Firman Nur (16), warga Tembok Lor Surabaya 
  7. Muhammad Azka Ibadurrahman (13), warga Kenjeran, Surabaya 
  8. Daul Milal (15), warga Sidokapasan Surabaya 

Sosok 2 Santri Ditemukan dalam Posisi Sujud

Muhammad Agus Ubaidillah (14) ditemukan oleh tim SAR gabungan pada urutan kelima pada pencarian hari Selasa.

Santri kelas 3 SMP ini ditemukan meninggal dunia dalam sujud, karena tengah menunaikan ibadah salat Ashar saat peristiwa terjadi, Senin (29/9/2025).

Hal ini diungkap ayahnya, Ahmad Faiz, berdasarkan temuan luka pada jenazah putranya.

"Yang memar itu ya yang bagian mulut sama hidung. Itu yang menandakan Mas Agus dalam keadaan sujud terakhir kali ini," ujar Ahmad saat wawancara dengan SURYA.CO.ID.

Ahmad mengatakan Agus Ubaidillah merupakan anak keempat dari lima bersaudara.

Di mata keluarga, Agus dikenal sebagai sosok periang, jenaka, dan suka bercanda.

Bahkan di akhir-akhir hidupnya, sifat Agus cenderung lebih tenang.

"Kalau dibilang hanya senyum. Kalau disuru-suruh, kalau dimarahi, kalau keliru, kalau di (marahi) tahu-tahu senyum," kenang sang ayah.

Ia juga dikenal lebih sering senyum ketika dilarang bermain atau ditegur.

Sebagai santri, remaja yang hobi makan ayam goreng ini dikenal sebagai sosok yang menjunjung tinggi kebersamaan.

"Katanya kalau sudah dikirim itu sudah dimakan bersama," tutur Ahmad Faiz.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved