Selasa, 7 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Isak Tangis Sambut Jenazah Santri Ponpes Al Khoziny di Bangkalan, Keluarga: Itu Musibah dari Allah

Kedatangan 2 jenazah santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo di Bangkalan, Madura disambut dengan isak tangis. Salah satu ayah korban mengaku ikhlas.

Penulis: Falza Fuadina
TribunJatim.com/Ahmad Faisol
PENGHORMATAN TERAKHIR - Warga bahu membahu untuk menurunkan peti jenazah Moh Royhan Mustofa (17) menuju mobil ambulan menuju komplek pemakaman umum setelah dishalatkan di Masjid Syaikhona Yahya di Kampung Karang Anyar, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Senin (6/10/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM - Suasana haru pecah saat iring-iringan ambulans dan petugas BPBD Bangkalan tiba di pekarangan Masjid Syaikhona Yahya, Kampung Karang Anyar, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur pada Senin (6/10/2025) sekira pukul 22.45 WIB.

Kedatangan ambulans yang membawa jenazah korban ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo itu disambut tangis pilu keluarga dan warga sekitar.

Bangunan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo tersebut ambruk pada Senin (29/10/2025) lalu.

Sejumlah warga menurunkan satu peti dari dalam ambulan yang berisi jenazah Moh Royhan Mustofa (17).

Jasad Royan ditemukan pada hari keenam proses evakuasi, Sabtu (4/10/2025) sekira pukul 14.00 WIB.

Ayah Royhan, Syukur, mengaku telah ikhlas atas peristiwa yang menimpa anaknya.

“Saya ikhlas dengan setulus hati, itu bukan kehendak kiai, itu musibah dari Allah. Bagaimanapun saya ikhlas menerimanya, insya Allah anak saya Syahid,” ungkap Syukur, di komplek pesarean umum selepas prosesi pemakaman, dikutip dari TribunJatim.com.

Syukur menuturkan, proses identifikasi terhadap Royhan berjalan dengan lancar karena ditemukannya sejumlah tanda pengenal pada tubuh, seperti jahitan luka, tanda lahir bagian leher, dan ada tumbuh daging di bagian dada.

“Itu yang membuat proses identifikasi berjalan lancar sehingga tidak sampai tes DNA ke Jakarta karena tanda lahir terlalu banyak,” pungkas Syukur.

Sementara itu, di waktu yang sama, rombongan BPBD Bangkalan juga mengawal jenazah santri lainnya, Sulaiman Hadi (15), asal Kampung Morleke, Desa Kolla, Kecamatan Modung.

Sekretaris BPBD Bangkalan, Catur Fajar A menyampaikan, pihaknya mendapat tugas untuk menerima dua korban dari Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo yakni Moh Royhan Mustofa dan Sulaiman Hadi.

Baca juga: 6 Body Part Ditemukan Hingga Hari ke-8 Pencarian Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

“Awalnya ke Desa Kolla, namun karena tidak ada orang maka dipindah ke Desa Serabi Timur,” ungkap Catur.

Kedua korban berhasil dikenali oleh Tim DVI Polda Jatim saat proses identifikasi terhadap delapan kantong jenazah pada Senin malam.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) merupakan badan yang bertanggung jawab terhadap penanganan korban tak bernyawa pada suatu bencana, terutama yang terjadi di regionnya.

Dari delapan kantong tersebut berisi 7 jenazah dan satu anggota tubuh.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved