Selasa, 28 Oktober 2025

Pembunuhan Mandor di Gianyar, Kematian Dipicu Luka Iris Benda Tajam di Leher

Hasil autopsi mengungkap, Wayan Sedhana masih sempat bertahan hidup selama 10 hingga 15 menit sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir

Editor: Eko Sutriyanto
NST
ILUSTRASI MAYAT - I Wayan Sedhana (54), warga Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, ditemukan tewas mengenaskan di area proyek Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, pada Sabtu (25/10/2025). Korban ditemukan dengan luka parah di bagian leher, tubuh penuh lebam, dan kondisi mengenaskan di tengah sawah. 

TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR – Kasus pembunuhan sadis menimpa seorang mandor proyek irigasi di Gianyar, Bali. 

I Wayan Sedhana (54), warga Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, ditemukan tewas mengenaskan di area proyek Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, pada Sabtu (25/10/2025).

Korban ditemukan dengan luka parah di bagian leher, tubuh penuh lebam, dan kondisi mengenaskan di tengah sawah.

Hasil autopsi mengungkap, Wayan Sedhana masih sempat bertahan hidup selama 10 hingga 15 menit sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir.

Kronologi Penemuan

Jasad korban pertama kali ditemukan oleh seorang warga, Anak Agung Sri Adnyani, saat hendak melakukan ritual keagamaan di sawah.

Ia terkejut melihat seorang laki-laki tergeletak terlentang, dengan luka menganga di leher.

Baca juga: Selain di Bukittinggi Sumbar Mayat Bayi Juga Ditemukan di Pinggir Sawah Karawang Jabar

Perempuan yang berprofesi sebagai PNS itu langsung melapor ke Polsek Tampaksiring. Polisi yang datang ke lokasi menemukan sejumlah barang bukti — gergaji berlumuran darah, cangkul, tiga pasang sandal, dan satu meteran gulung.

“Korban ditemukan dengan luka robek di leher. Motif kejadian masih diselidiki,” ujar Kasi Humas Polres Gianyar, Ipda Gusti Ngurah Suardita.

Hasil Autopsi: Luka Iris Dua Kali di Leher

Dari hasil autopsi di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, dokter forensik dr. Ida Bagus Putu Alit memastikan penyebab kematian korban adalah luka iris benda tajam di leher.

Luka tersebut memutus pembuluh darah besar dan menyebabkan korban kehilangan banyak darah.

“Dari pemeriksaan, terdapat 16 luka di tubuh korban. Sebelas di wajah dan kepala, satu luka fatal di leher, serta empat luka lain di dada dan lengan,” jelas dr. Alit, Senin (27/10/2025).

Ia menambahkan, luka di leher korban bukan satu, tetapi dua kali irisan.

“Arah irisan dari kanan ke kiri, kemungkinan menggunakan benda tajam seperti gergaji. Dari gambaran luka, pelaku lebih dari satu orang,” tambahnya.

Masih Hidup Saat Dibekap

Temuan forensik menunjukkan, korban sempat melawan ketika dibekap oleh pelaku.

Saat tubuhnya ditekan ke tanah, Wayan Sedhana masih hidup.

“Tidak ada tanda mati lemas. Artinya, pembekapan tidak menyebabkan kematian. Luka di leher yang membuat korban kehilangan nyawa setelah 10–15 menit,” ujar dr. Alit.

Luka-luka memar di tubuh korban menunjukkan korban diserang oleh lebih dari satu pelaku.

Korban juga dipastikan tidak sempat berdiri kembali setelah diserang karena darah tidak ditemukan di paru-paru atau saluran napas.

Baca juga: Heboh Penemuan Mayat di Gunung Gawalise Palu, Korban Warga Sigi Pengidap Demensia

Diduga Lebih dari Satu Pelaku

Kasi Humas Polres Gianyar, Ipda Gusti Ngurah Suardita, membenarkan dugaan keterlibatan lebih dari satu orang pelaku.

“Kami masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan sejumlah saksi. Tim Reskrim masih bekerja di lapangan,” ujarnya.

Polisi juga mengungkapkan bahwa korban diduga sempat dianiaya menggunakan alat kerja di lokasi proyek. Barang-barang pribadi korban, termasuk motor dan dompet, dilaporkan hilang.

Korban Dikenal Baik dan Sederhana

Kakak kandung korban, I Made Winarta, mengaku terkejut dan terpukul.

Menurutnya, Wayan Sedhana dikenal sebagai sosok pekerja keras dan tidak pernah bermasalah.

“Adik saya orangnya baik, polos, dan rajin. Tidak pernah punya musuh. Kami sangat kaget saat tahu dia meninggal dengan cara seperti itu,” ujar Winarta di rumah duka di Desa Saba, Minggu (26/10/2025).

Korban diketahui tidak memiliki anak, dan istrinya saat ini bekerja di Turki.

Pihak keluarga berencana menggelar kremasi pada 4 November 2025 di Krematorium Punduk Dawa, Klungkung.

Warga sekitar mengaku heran karena lokasi penemuan jasad berada di area yang cukup ramai, tidak jauh dari vila dan warung. 

“Jalur ini tidak sepi, ada saja yang lewat. Tapi kami tidak dengar apa-apa malam itu,” ujar seorang warga setempat.

Kini, polisi masih memburu para pelaku dan menelusuri motif di balik pembunuhan brutal ini.

Publik berharap, keadilan bagi almarhum I Wayan Sedhana segera ditegakkan. (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)

Sebagaian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul PELAKU Lebih dari 1 Orang, Hasil Autopsi Mandor Sempat Dibekap, Meninggal karena Luka Iris di Leher

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved