Sabtu, 8 November 2025

Bripda Waldi Rekayasa Tewasnya Dosen Wanita di Jambi jadi Perampokan, Terancam Sanksi PTDH

Bripda Waldi, anggota Propam Polres Tebo, diduga membunuh dosen EY di Jambi dan berusaha mengelabui jejak dengan menyamar serta merekayasa TKP.

TribunJambi.com
DOSEN DIBUNUH - Rumah dinas korban EY di Perumahan Al Kautsar, tempat jasadnya ditemukan dengan luka lebam dan kepala tertutup bantal. EY dibunuh mantan pacarnya, Bripda Waldi. 
Ringkasan Berita:
  • Bripda Waldi, anggota Propam Polres Tebo, diduga membunuh dosen wanita EY di rumah dinas korban di Muara Bungo, Jambi.
  • Ia berusaha menghilangkan jejak dengan mengepel TKP, membawa kabur kendaraan korban, memakai wig untuk mengelabui CCTV, dan membalas pesan dari ponsel korban.
  • Setelah terlihat gelisah saat pemeriksaan, Waldi mengakui perbuatannya dan kini terancam sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah cara dilakukan anggota Propam Polres Tebo, Jambi, Bripda Waldi (22) untuk menutupi kasus pembunuhan dosen wanita berinisial EY (37).

Propam bertugas mengawasi dan menegakkan disiplin internal Polri justru melakukan aksi pembunuhan di rumah korban di Perumahan Al Kautsar, Dusun Sungai Mengkuang, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Jambi.

Jasadnya ditemukan rekan kerja pada Sabtu (1/11/2025) dalam kondisi wajah tertutup bantal.

Bripda Waldi dan korban diduga pernah menjalin hubungan asmara yang menjadi pemicu pembunuhan.

Korban yang menjabat sebagai Ketua Program Studi di sebuah kampus swasta di Muara Bungo tinggal sendirian di rumah dinas sehingga Bripda Waldi leluasa melancarkan aksinya.

Bripda adalah singkatan dari Brigadir Polisi Dua, yaitu pangkat terendah dalam golongan Bintara di Kepolisian Republik Indonesia.

Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono, mengatakan Bripda Waldi sempat membantah melakukan pembunuhan dan mengaku tak berada di Muara Bungo saat kejadian.

Pelaku sempat menghilangkan jejak dengan cara mengepel rumah korban.

"Pelaku ini memang ulet (kekeh) dalam berkelit. Berusaha menghilangkan jejak, sempat dipel atau dilap, sehingga jejaknya sangat sulit jika hanya berdasarkan TKP yang ada," paparnya, dikutip dari TribunJambi.com.

Selain itu, Bripda Waldi membawa kabur sepeda motor dan mobil korban secara bartahap agar dianggap kasus perampokan.

"Pelaku berupaya mengelabui seolah-olah korban merupakan korban perampokan yang dibunuh, sehingga identitasnya tidak terbaca,” lanjutnya.

Baca juga: Kapolda Jambi Akan Beri Sanksi Berat ke Anggota yang Diduga Bunuh dan Perkosa Dosen di Jambi

Agar identitasnya tak terbaca CCTV, pelaku menggunakan wig atau rambut palsu saat keluar masuk rumah korban.

"Ini untuk mengelabui CCTV dan warga. Jadi yang terlihat adalah orang gondrong,” katanya.

Bripda Waldi mengambil handphone korban dan membalas pesan yang masuk seolah-olah EY masih hidup.

Kasus ini menemui titik terang setelah Bripda Waldi terlihat gelisah saat pemeriksaan.

Pelaku kemudian mengakui perbuatannya dan menunjukkan lokasi mobil serta sepeda motor korban.

Akibat perbuatannya, Bripda Waldi terancam sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Polri serta tuntutan pidana berat di pengadilan.

"Dikenakan ada dua hukum yaitu hukum pidana umum, kemudian juga kode etik kepolisian yang di sini kemungkinan kami akan lakukan kode etik kepolisian yaitu PTDH itu jelas," ungkapnya.

Kesaksian Tetangga

Ketua Lingkungan Perumahan Al Kausar Residence, Madin Maulana, menerangkan korban jarang bersosialisasi dengan warga dan tak ikut dalam kegiatan kemasyarakatan.

Korban hanya terlihat keluar rumah saat berangkat dan pulang kerja.

Baca juga: Sosok Erni Yuniati, Dosen di Jambi yang Tewas Dibunuh Oknum Polisi gegara Urusan Asmara

"Saya dulu juga pernah bertemu dan pernah bilang, supaya gabung grup perumahan, biar kalau ada apa-apa bisa kasih tahu, karena ibu kan sendirian," ungkapnya.

Ia menambahkan EY tak pernah membuat onar selama tinggal di perumahan dan menyinggung orang lain.

"Baik orangnya. Tapi tidak banyak cerita," sambungnya.

Madin menjadi orang yang ikut mendobrak rumah korban karena tak ada kabar selama dua hari.

Setelah pintu terbuka, tak tercium aroma busuk namun jasad tergeletak di kamar.

"Saat masuk ke dalam, saya lihat sudah terbujur, sudah tertutup dengan bantal (wajahnya)," jelasnya.

Ia langsung melapor ke kepolisian dan meminta warga tak menyentuh barang di rumah korban.

Sebagian artikel telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Nasib Bripda Waldi Usai Bunuh Dosen Wanita di Bungo Jambi: Terancam Dipecat, Pidana Penjara Menanti

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJambi.com/Darwin/Sopianto)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved